Scroll untuk baca artikel
Example floating
Example floating
Example 728x250
Kolom

Privasi dan Keamanan Data

×

Privasi dan Keamanan Data

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

Oleh: Wahyu Ahmad Pradita, Anggota Jurnalistik HMPS KPI UIN Salatiga

Tahun 2024, privasi data dan keamanan data telah menjadi topik penting dalam era digital yang berkembang pesat. Dalam konteks filsafat etika komunikasi, kedua konsep ini mencerminkan dimensi moral dan tanggung jawab manusia dalam mengelola informasi pribadi. Dengan meningkatnya penggunaan teknologi komunikasi, seperti media sosial, aplikasi berbasis internet, dan perangkat pintar, tantangan untuk menjaga privasi dan keamanan data menjadi semakin kompleks. Privasi merupakan suatu hal yang sangat penting baik bagi individu maupun lembaga atau instansi untuk berhadapan dan berinteraksi dengan individu lain atau lembaga lain (Yuwinanto, 2008).

Example 300x600

Privasi Data sebagai Hak Asasi ManusiaPrivasi data pribadi merupakan hal penting karena menyangkut harga diri dan kebebasan berekspresi seseorang. Perlindungan privasi data pribadi jika tidak diatur dalam suatu peraturan perundang-undangan dapat mengakibatkan kerugian bagi seseorang atas tersebarnya informasi pribadi (Priscyllia, 2019).

Privasi data dapat dipandang sebagai hak asasi manusia yang mendasar. Dalam etika komunikasi, privasi mencerminkan penghormatan terhadap individu sebagai makhluk rasional yang berhak untuk mengontrol informasi pribadinya. Menurut filsuf seperti John Locke, hak atas kepemilikan, termasuk kepemilikan informasi, adalah hak alamiah yang melekat pada setiap individu.

Dalam konteks komunikasi, menjaga privasi data berarti melindungi otonomi individu dan memastikan bahwa informasi tidak disalahgunakan oleh pihak ketiga tanpa persetujuan.Namun, dalam dunia yang semakin terhubung, privasi data sering kali diabaikan. Perusahaan teknologi, misalnya, mengumpulkan data pengguna untuk tujuan komersial. Fenomena ini menimbulkan pertanyaan etis: sejauh mana data seseorang dapat digunakan oleh pihak lain tanpa melanggar privasinya?

Dalam filsafat etika komunikasi, penggunaan data pribadi tanpa persetujuan melanggar prinsip keadilan (fairness) dan penghormatan terhadap manusia (respect for persons).Keamanan Data sebagai Tanggung Jawab EtisKeamanan data, di sisi lain, menekankan perlindungan informasi dari ancaman, seperti peretasan atau pencurian data.

Dalam etika komunikasi, keamanan data mencerminkan tanggung jawab moral organisasi untuk menjaga kepercayaan publik. Filosofi Kantian, misalnya, mengajarkan bahwa setiap tindakan harus memperlakukan manusia sebagai tujuan, bukan alat semata. Dalam konteks ini, perusahaan yang gagal melindungi data pengguna dianggap melanggar tanggung jawab moral terhadap konsumennya.

Keamanan data juga berkaitan erat dengan prinsip beneficence, yaitu kewajiban untuk berbuat baik dan mencegah bahaya. Ketika sebuah organisasi lalai dalam mengamankan data, konsekuensi seperti kebocoran data dapat merugikan individu, baik secara finansial maupun psikologis. Oleh karena itu, memastikan keamanan data bukan hanya kewajiban teknis, tetapi juga kewajiban moral. Dengan keamanan data maka dapat dipastikan kelangsungan operasi dan mengurangi kerusakan dan ancaman dunia maya sehingga dapat meningkatkan peluang investasi melalui pengembangan pasar baru (Novianti Indah Putri, 2020).

Tantangan Etis dalam Era DigitalEra digital menghadirkan tantangan unik dalam menjaga privasi dan keamanan data. Salah satu isu utama adalah bagaimana menyeimbangkan kebutuhan komunikasi terbuka dengan perlindungan data. Misalnya, media sosial sering kali mendorong individu untuk membagikan informasi pribadi, sementara pada saat yang sama, platform tersebut menggunakan data untuk kepentingan algoritma atau iklan.

Dalam filsafat etika komunikasi, hal ini menciptakan konflik antara utilitarianisme, yang mengutamakan manfaat bagi banyak orang, dan deontologi, yang mengutamakan prinsip moral. Utilitarianisme mungkin membenarkan penggunaan data untuk meningkatkan efisiensi komunikasi atau pengembangan teknologi, tetapi deontologi menuntut bahwa privasi individu tetap dihormati tanpa kompromi.

Untuk menjawab tantangan ini, pendekatan etis dalam komunikasi harus menekankan transparansi, persetujuan, dan keadilan. Transparansi berarti individu harus diberi tahu bagaimana data mereka digunakan. Persetujuan (consent) berarti penggunaan data harus didasarkan pada persetujuan sadar dari pemilik data. Keadilan berarti bahwa perlakuan terhadap data harus adil dan tidak diskriminatif.

Selain itu, penguatan regulasi seperti General Data Protection Regulation (GDPR) di Uni Eropa menjadi langkah penting dalam menciptakan standar etis global. Namun, regulasi saja tidak cukup. Pendidikan mengenai pentingnya privasi dan keamanan data juga harus ditanamkan pada masyarakat, sehingga individu lebih sadar akan hak dan tanggung jawabnya.

Privasi data dan keamanan data dalam filsafat etika komunikasi adalah cerminan penghormatan terhadap hak individu dan tanggung jawab moral. Dalam era digital, menjaga privasi dan keamanan data menjadi semakin penting untuk melindungi otonomi manusia. Dengan mengadopsi prinsip-prinsip etis, seperti transparansi, persetujuan, dan keadilan, masyarakat dapat menciptakan ekosistem komunikasi yang lebih bermoral dan bertanggung jawab. Filsafat etika komunikasi mengingatkan kita bahwa di balik data terdapat manusia yang layak dihormati, dijaga, dan dilindungi.

Example 300250
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *