Oleh: Syukur Abdillah, S. H. Ketua Umum HMI Komisariat Syariah Walisongo Semarang Periode 2021-2022.
Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) merayakan Dies Natalis ke-78 sebagai salah satu organisasi mahasiswa Islam tertua di Indonesia. Sejak didirikan pada 5 Februari 1947 oleh Lafran Pane, HMI telah memainkan peran besar dalam membangun intelektualitas mahasiswa, membela nilai-nilai Islam, serta berkontribusi dalam berbagai aspek kehidupan berbangsa dan bernegara. Seiring berjalannya waktu, tantangan yang dihadapi HMI terus berkembang, seiring dengan perubahan zaman dan dinamika sosial-politik di Indonesia.
HMI didirikan dengan semangat perjuangan untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia sekaligus memperjuangkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan berbangsa. Sebagai organisasi yang berbasis keislaman dan keindonesiaan, HMI memiliki peran strategis dalam membentuk kader-kader intelektual Muslim yang memiliki kontribusi nyata dalam dunia politik, ekonomi, pendidikan, dan sosial.
Sejak era Orde Lama, Orde Baru, hingga era Reformasi, kader-kader HMI selalu berada di garis depan dalam berbagai peristiwa penting bangsa. Pada masa Orde Lama, HMI menjadi salah satu organisasi mahasiswa yang menentang ideologi komunis. Di era Orde Baru, banyak kader HMI yang masuk dalam sistem pemerintahan dan memainkan peran dalam birokrasi serta politik nasional. Pada era Reformasi, kader-kader HMI turut andil dalam gerakan mahasiswa yang menggulingkan rezim otoriter dan mendorong demokratisasi di Indonesia.
Saat ini, HMI menghadapi tantangan yang berbeda dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya. Salah satu tantangan terbesar adalah bagaimana menjaga eksistensi dan relevansinya di tengah perubahan zaman yang cepat, terutama di era digital dan globalisasi.
- Adaptasi terhadap Teknologi dan Digitalisasi
Dunia saat ini semakin terkoneksi melalui internet dan media sosial. HMI perlu memastikan bahwa kader-kadernya mampu memanfaatkan teknologi digital untuk menyebarkan gagasan, mengedukasi masyarakat, serta mengorganisasi gerakan yang lebih efektif dan efisien. Pemanfaatan media sosial, webinar, dan platform digital lainnya menjadi kunci dalam menghadapi perubahan zaman. - Menjawab Krisis Moral dan Kepercayaan Publik
Di tengah meningkatnya ketidakpercayaan publik terhadap institusi, termasuk organisasi mahasiswa, HMI harus mampu menunjukkan integritas dan moralitas kadernya. Fenomena pragmatisme politik di kalangan mahasiswa sering kali menjadi sorotan, dan HMI harus menjaga idealismenya sebagai organisasi yang bertujuan mencetak pemimpin yang berkarakter, bukan sekadar mencari keuntungan politik semata. - Penguatan Peran di Dunia Akademik dan Keilmuan
HMI harus kembali meneguhkan perannya sebagai organisasi yang berlandaskan intelektualitas. Penguatan diskusi akademik, kajian keislaman, serta kontribusi dalam penelitian dan kebijakan publik harus menjadi prioritas agar kader HMI mampu memberikan solusi nyata bagi permasalahan bangsa. - Meningkatkan Peran Sosial dan Kepemimpinan
Di tengah berbagai persoalan sosial seperti kemiskinan, ketimpangan ekonomi, dan ketidakadilan hukum, kader HMI harus lebih aktif dalam gerakan sosial yang langsung menyentuh masyarakat. Kepemimpinan berbasis pelayanan menjadi salah satu aspek yang harus diperkuat agar keberadaan HMI dirasakan manfaatnya secara nyata oleh masyarakat luas.
Dies Natalis ke-78 ini harus menjadi momentum bagi HMI untuk melakukan refleksi terhadap perjalanan panjangnya. Sudah sejauh mana HMI berkontribusi dalam membangun bangsa? Apakah HMI masih relevan di mata mahasiswa dan masyarakat? Bagaimana strategi untuk menghadapi tantangan zaman?
Ke depan, HMI harus tetap menjadi organisasi yang mandiri, tidak terkooptasi oleh kepentingan politik praktis, serta mampu menjaga independensi dalam memperjuangkan kepentingan umat dan bangsa. Semangat “Insan Cita” harus terus dihidupkan agar kader-kader HMI tidak hanya menjadi pemimpin di atas kertas, tetapi benar-benar membawa perubahan yang berarti bagi Indonesia.
HMI telah menorehkan sejarah panjang dalam perjalanan bangsa ini. Namun, tantangan yang dihadapi semakin kompleks di era modern. Dengan semangat Dies Natalis ke-78, HMI harus terus berbenah, memperkuat integritas, meningkatkan kapasitas intelektual, serta memperkokoh perannya dalam menjawab tantangan zaman. Jika mampu beradaptasi dan tetap berpegang teguh pada nilai-nilai keislaman dan kebangsaan, HMI akan terus menjadi salah satu pilar penting dalam membangun masa depan Indonesia. Wallahu a’lam bi as-shawwaab
Selamat ulang tahun ke-78 HMI! Semoga tetap berjaya dan terus menjadi agen perubahan yang membawa manfaat bagi umat dan bangsa.
Selamat merayakan Dies Natalis ke-78 HMI.
Semoga selalu siap menghadapi tantangan untuk masa depan yang lebih baik