Scroll untuk baca artikel
Example floating
Example floating
Example 728x250
Gen-ZMental HealthMimbar Mahasiswa

Menyelami Akar Masalah Mental di Kalangan Generasi Muda: Apa yang Harus Dilakukan?

×

Menyelami Akar Masalah Mental di Kalangan Generasi Muda: Apa yang Harus Dilakukan?

Sebarkan artikel ini
Img 20241218 Wa0018
Example 468x60

Oleh: Hanifa Dhea Khairunisa, Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam

Dalam bebebrapa tahun belakang ini, Kesehatan mental di kalangan generasi muda menjadi isu yang semakin mendesak untuk ditangani. Berbagai tekanan, baik dari lingkungan sosial maupun akademis, membuat banyak remaja dan dewasa mudah mengalami masalah Kesehatan mental seperti depresi dan gangguan kecemasan. Namun meskipun kesadaran tentang isu ini meningkat, banyak dari mereka yang masih enggan berbicara tentang masalah yang mereka hadapi. Dalam tulisan ini kita akan membahas akar masalah Kesehatan mental dikalangan generasi muda dengan menggunkan teori spiral of silence yang menjelaskan Langkah-langkah yang perlu diambil untuk mengatasi tantangan ini.

Example 300x600

Akar Masalah Kesehatan Mental

Generasi Muda saat ini dihadapkan berbagai tekanan yang mempengaruhi Kesehatan mental mereka. Tekanan akademis, pengaruh media sosial, dan stigma terhadap Kesehatan mental menjadi faktor utama yang berkontribusi pada kondisi ini. Namun yang tidak kalah penting adalah bagaimana persepsi mereka terhadap opini publik mempengaruhi keinginan mereka untuk berbicara.

Teori Spiral of Silence menjelaskan bagaimana individu cenderung menahan diri untuk mengeskpresikan apa yang dia rasakan atau mengutaran apa yang dia inginkan apabila ia merasa berada dalam posisi minoritas atau dihadapkan pada opini mayoritas yang tidak mendukung. Dalam konteks kesehatan mental, banyak remaja merasa bahwa membicarakan masalah mereka akan membuat mereka merasa terlihat lemah atau berbeda. Ketakutan akan penilaian dari teman sebaya atau masyarakat membuat mereka lebih memilih untuk diam dan menyembunyikan perasaan mereka.

Ada beberapa faktor mengapa individu takut menyuarakan isi hati mereka. Pertama, persepsif negatif terhadap kesehatan mental. Banyak generasi muda yang memiliki persepsi bahwa masalah Kesehatan mental adalah hal yang tabu. Ketika mereka melihat teman-teman atau influencer tidak membahas isu ini secara terbuka, meraka akan berasumsi bahwa opini mayoritas adalah negatif. Hal ini menciptakan ketakutan untuk berbicara, yang pada gililaranya memperkuat teori spiral keheningan.

Kedua, dampak media sosial. Diakui atau tidak, media sosial berperan besar dalam membentuk persepsi ini. Konten yang sering kali menampilkan kehidupan yang sempurna dapat membuat individu merasa bahwa mereka harus menyembunyikan masalah mereka. Perbandingan sosial yang terjadi di platform ini membuat generasi muda merasa tertekan untuk menjaga citra diri mereka, sehingga menghindari diskusi tentang Kesehatan mental.

Ketiga, stigma yang terus ada. Meskipun kesadaran tentang Kesehatan mental semakin meningkat, stigma social masih menjadi pengahalang yang signifikan. Banyak remaja merasa malu atau takut untuk mencari bantuan karena stigma yang melekat pada masalah Kesehatan mental. Hal ini mengahalangi mereka untuk berbicara tentang kesulitan yang mereka alami, dan memperkuat teori spiral keheningan.

Pertanyaan yang kemudian muncul adalah apa yang Harus dilakukan? Ada beberapa langkah yang perlu dijadikan perhatian bersama dan dilaksanakan untuk menanggulangi hal ini. Pertama, meningkatkan kesadaran, edukasi tentang kesehatan mental perlu diperkenalkan di sekolah-sekolah. Program-program yang mengajarkan tentang pengelolahan stress, teknik relaksasi dan pentingnya berbicara tentang perasaan harus menjadi bagian dari kurikulum.

Kedua, menciptakan ruang diskusi yang aman. Sekolah dan Komunitas perlu menyediakan ruang untuk berdiskusi tentang masalah Kesehatan mental. Aktivitas seperti lokarya dan komunitas dukungan dapat memberikan kesempatan bagi generasi muda untuk berbagi pengalaman tanpa merasa dihakimi.

Ketiga, menggunkan teknologi untuk kebaikan. Platform digital dapat dimanfaatkan untuk menyebarkan informasi tentang Kesehatan mental dan menyediakan layanan konseling online. Aplikasi Kesehatan mental yang menawarkan latihan meditasi atau sesi koseling virtual dapat menjadi alat yang berguna umtuk mendukung Kesehatan mental mereka.

Keempat, mendorong Keterlibatan Keluarga, keluarga harus berperan aktif dalam mendukung Kesehatan mental anak-anak mereka. Komunikasi yang terbuka antara orang tua dan anak sangat penting untuk menciptakan lingkungan yang aman bagi remaja untk berbagi perasaan mereka.

Kelima, mengembangkan Kebijakan yang mendukung. Dalam konteks ini, Pemerintah dan pembaga pendidikan baik formal maupun non formal, perlu bekerja sama untuk mengembangkan kebijakan yang mendukung kesehaatan mental dikalangan generasi muda. Program intervasi dini dan akses ke layanan kesehatan mental yang terjangkau harus menjadi prioritas.

Menyelami Akar Masalah

Kesehatan mental di kalangan generasi muda melalui lensa Spiral of Silence memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang mengapa banyak individu enggan berbicara tentang masalah mereka. Dengan menciptakaan lingkungan yang mendukung, mengurangi stigma, dan mendorong diskusi terbuka, kita dapat membantu generasi muda merasa lebih nyaman untuk mengekspresikan perasaan dan mencari bantuan. Langkah-langkah ini tidak hanya penting untuk Kesehatan mental individu, tetapi juga untuk menciptakan masyarakat yang lebih sehat dan saling mendukung.

Mari kita bersama-sama memecahkan spiral of silence ini dan memberikan dukungan yang diperlukan bagi generasi muda untuk tumbuh dan berkembang dengan baik. Wallahu a’lam bi al-shawab.

Example 300250
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *