Oleh: Iin Nahdiyah, Bendahara 2 HMPS KPI UIN Salatiga 2023-2024
Sebagai mahasiswa semester 3, saya mulai merasakan betul tantangan dalam berorganisasi, terutama dalam hal bekerja sama dengan berbagai karakter dan latar belakang yang berbeda. Salah satu hal yang paling sering terjadi dalam sebuah organisasi adalah konflik antar anggota. Konflik semacam ini tidak hanya mengganggu jalannya program kerja, tetapi juga bisa merusak hubungan antar individu yang seharusnya saling mendukung. Namun, jika dilihat dari sisi positif, konflik tersebut bisa menjadi sarana pembelajaran, asalkan kita bisa menyikapinya dengan bijak dan tidak terbawa emosi.
Saat berada dalam sebuah organisasi, kita pasti akan bertemu dengan beragam karakter dan cara pandang yang berbeda. Perbedaan inilah yang sering menjadi sumber konflik. Misalnya, ada anggota yang merasa ide atau pendapatnya tidak didengarkan, sementara yang lain merasa sudah cukup memberi kontribusi. Konflik bisa timbul dari ketidakpuasan atau salah paham mengenai peran dan tanggung jawab masing-masing. Hal ini tentu sangat mengganggu kelancaran organisasi dan membuat suasana kerja menjadi kurang harmonis. Namun, saya percaya bahwa perbedaan adalah hal yang alami dalam setiap organisasi, bahkan dalam kehidupan sehari-hari. Yang terpenting adalah bagaimana kita bisa mengelola perbedaan tersebut dengan komunikasi yang baik.
Komunikasi menjadi kunci utama dalam menyelesaikan setiap konflik yang muncul. Sering kali, masalah timbul hanya karena adanya miskomunikasi atau kurangnya pemahaman antar anggota. Oleh karena itu, sebagai mahasiswa yang sudah berada di semester 3, saya semakin menyadari betapa pentingnya keterampilan komunikasi, baik verbal maupun non-verbal, dalam organisasi. Jika kita bisa mengkomunikasikan pendapat, keluhan, atau perasaan dengan cara yang baik dan terbuka, banyak konflik yang bisa diselesaikan sebelum berkembang menjadi masalah yang lebih besar. Tidak hanya itu, mendengarkan dengan seksama juga merupakan bagian dari komunikasi yang efektif.
Ketika anggota lain mengungkapkan pendapat atau perasaan mereka, kita perlu memberi perhatian penuh, bukan hanya sekadar mendengarkan. Selain itu, penting juga untuk menjaga emosi kita saat berkomunikasi. Sebagai mahasiswa, kita sering kali dihadapkan dengan banyak tekanan, baik dalam hal akademik maupun organisasi. Terkadang, stres atau kelelahan bisa mempengaruhi cara kita berkomunikasi dengan orang lain. Namun, kita harus bisa mengendalikan diri dan menjaga sikap profesional dalam setiap percakapan. Dalam situasi konflik, lebih baik untuk tidak terburu-buru memberi respons, apalagi jika itu datang dari emosi sesaat. Sebaliknya, kita harus mencoba untuk lebih sabar dan berpikir jernih sebelum memberikan tanggapan. Dengan cara ini, kita dapat menghindari eskalasi konflik dan menjaga hubungan baik antar sesama anggota.
Tentu saja, komunikasi bukan hanya soal berbicara, tetapi juga soal sikap saling menghargai. Dalam sebuah organisasi, kita harus mampu menghargai perbedaan pendapat dan memberikan ruang bagi setiap individu untuk menyampaikan ide-idenya. Tidak semua orang memiliki cara berpikir yang sama, dan itulah yang membuat sebuah organisasi lebih kaya akan perspektif. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk tidak cepat menghakimi atau menilai pendapat orang lain. Sebaliknya, kita harus belajar untuk menghargai setiap perbedaan dan menjadikannya sebagai kekuatan untuk mencapai tujuan bersama.
Di sisi lain, dalam menghadapi konflik, kita juga perlu bersikap terbuka terhadap kritik dan saran. Mungkin ada kalanya kita merasa pendapat kita sudah benar, tetapi tidak ada salahnya untuk mendengarkan masukan dari anggota lain. Terkadang, kritik yang konstruktif justru bisa membawa kita pada perbaikan yang lebih baik, baik dalam hal kinerja maupun hubungan antar anggota. Oleh karena itu, bersikap terbuka dan menerima perbedaan adalah bagian dari proses untuk membangun organisasi yang lebih solid.
Dalam perjalanan organisasi, saya menyadari bahwa konflik antar anggota memang tidak bisa dihindari. Namun, saya juga belajar bahwa konflik tersebut bisa menjadi peluang untuk lebih berkembang, jika kita mampu bersatu dalam perbedaan dan berkomunikasi dengan baik. Jika kita terus belajar untuk menghargai perbedaan, menjaga komunikasi yang efektif, dan tetap menjaga sikap terbuka, maka organisasi akan semakin kuat dan tujuan bersama akan lebih mudah tercapai. Sebagai mahasiswa semester 3, saya merasa bahwa pengalaman ini sangat berharga, karena selain menambah wawasan, juga mengajarkan saya untuk lebih dewasa dalam bersikap dan menyelesaikan masalah.