Oleh: Esti Mawastika, Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam
Bahasa adalah salah satu alat komunikasi yang selalu berkembang seiring dengan perubahan zaman dan kebutuhan manusia. Dalam masyarakat modern, terutama di kalangan remaja, muncul fenomena bahasa gaul yang menjadi tren populer. Bahasa gaul adalah bentuk bahasa informal yang sering digunakan untuk menyampaikan pesan secara santai, kreatif, dan relevan dengan konteks sosial tertentu. Fenomena ini telah membawa perubahan yang besar dalam pola komunikasi remaja.
Bahasa gaul mencerminkan kreativitas remaja dalam berkomunikasi. Mereka menciptakan istilah-istilah baru yang tidak hanya unik tetapi juga merepresentasikan identitas kelompok atau komunitas tertentu. Misalnya, istilah seperti “santuy” (santai), “healing” (beristirahat atau mencari ketenangan), atau “gaje” (tidak jelas) menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari remaja. Istilah-istilah ini sering kali dipengaruhi oleh budaya populer, media sosial, atau campuran bahasa daerah dan bahasa asing.
Penggunaan bahasa gaul juga menjadi simbol solidaritas di kalangan remaja. Dengan menggunakan bahasa yang sama, mereka merasa lebih dekat dengan satu sama lain. Bahasa ini berfungsi sebagai kode sosial yang memperkuat rasa kebersamaan dalam kelompok. Selain itu, bahasa gaul sering digunakan untuk menciptakan suasana yang lebih santai dan mengurangi ketegangan dalam komunikasi.
Media sosial memiliki peran besar dalam menyebarkan bahasa gaul. Platform seperti TikTok, Instagram, Twitter, dan WhatsApp menjadi sarana utama bagi remaja untuk berinteraksi dan berbagi tren baru. Istilah-istilah bahasa gaul sering kali muncul dari konten viral, seperti meme, video pendek, atau kampanye digital. Contohnya, istilah “FYP” (For You Page) berasal dari TikTok dan dengan cepat diadopsi oleh banyak remaja untuk menggambarkan sesuatu yang populer. Kecepatan penyebaran ini menyebabkan bahasa gaul terus berkembang dan berubah.
Tren baru muncul hampir setiap saat, sehingga istilah yang dulunya populer bisa dengan cepat digantikan oleh istilah baru. Fenomena ini menunjukkan bahwa bahasa gaul tidak hanya bersifat lokal tetapi juga bisa menjadi tren global, terutama jika istilah-istilah tersebut mendapat perhatian internasional.Meskipun bahasa gaul membawa manfaat dalam hal kreativitas dan ekspresi, namun penggunaannya juga memiliki tantangan. Salah satu dampaknya adalah berkurangnya kemampuan remaja untuk menggunakan bahasa formal.
Banyak remaja yang terbiasa menggunakan bahasa gaul mengalami kesulitan ketika harus menulis atau berbicara dalam situasi formal, seperti di sekolah, kampus, atau tempat kerja. Misalnya, penggunaan istilah seperti “gue” atau “lu” yang terlalu sering mungkin dianggap kurang sopan dalam konteks formal. Selain itu, bahasa gaul yang terus berubah juga dapat menciptakan jurang komunikasi antara remaja dan generasi lebih tua.
Orang tua atau guru sering kali tidak memahami istilah-istilah yang digunakan oleh remaja, sehingga komunikasi menjadi tidak efektif. Hal ini bisa menimbulkan kesalahpahaman atau bahkan konflik, terutama ketika orang dewasa merasa remaja kurang sopan karena pilihan kata mereka.Dalam konteks pendidikan, bahasa gaul dapat mempengaruhi cara remaja menulis dan berbicara.
Beberapa siswa mungkin terbawa gaya bahasa informal ini ke dalam tugas sekolah, seperti esai atau presentasi. Akibatnya, kualitas tulisan mereka menjadi kurang baik karena menggunakan kosakata yang tidak sesuai dengan tata bahasa formal. Di dunia profesional, penggunaan bahasa gaul yang tidak tepat juga bisa menjadi hambatan. Remaja yang sudah terbiasa dengan bahasa gaul mungkin kesulitan menyesuaikan diri ketika harus menghadapi wawancara kerja, membuat laporan, atau berkomunikasi dengan atasan. Situasi ini menunjukkan bahwa penting bagi remaja untuk belajar membedakan kapan harus menggunakan bahasa gaul dan kapan harus beralih ke bahasa formal.
Fenomena bahasa gaul bukanlah sesuatu yang harus dihilangkan. Sebaliknya, fenomena ini adalah bagian dari perkembangan bahasa yang alami. Namun, penting bagi remaja untuk menggunakan bahasa gaul secara bijak. Mereka perlu memahami bahwa bahasa gaul cocok untuk situasi santai, tetapi ada kalanya mereka harus menggunakan bahasa formal, seperti dalam dunia pendidikan dan profesional.
Peran orang tua, guru, dan masyarakat juga penting dalam membimbing remaja. Pendidikan bahasa di sekolah sebaiknya tidak hanya mengajarkan tata bahasa formal tetapi juga memberikan pemahaman tentang pentingnya konteks dalam berkomunikasi. Selain itu, orang dewasa sebaiknya tidak langsung menghakimi bahasa gaul sebagai hal yang buruk, melainkan mencoba memahami dan menjadikan fenomena ini sebagai peluang untuk lebih dekat dengan dunia remaja.