Oleh: Nasywa Sekar Andini, Mahasiswa UIN Salatiga
Demokrasi bukan hanya berlaku di gedung-gedung pemerintahan atau ruang sidang. Justru, nilai-nilai demokrasi dapat tumbuh dan terasa paling nyata dari lingkungan yang paling dekat dengan kita, yaitu rumah. Salah satu pengalaman pribadi saya memperlihatkan bagaimana demokrasi dapat dijalankan secara sederhana namun bermakna, yakni ketika keluarga saya berdiskusi mengenai menu berbuka puasa di bulan Ramadan.
Pada suatu sore, ibu bertanya kepada seluruh anggota keluarga mengenai makanan apa yang ingin kami santap saat berbuka. Pertanyaan sederhana itu ternyata membuka ruang diskusi kecil di meja makan. Saya pun menyampaikan keinginan untuk berbuka dengan makanan yang lebih sehat, terutama yang mengandung banyak sayur-mayur. Saya merasa tubuh cukup lelah setelah beberapa hari sebelumnya terlalu sering mengonsumsi makanan berminyak seperti gorengan dan lauk berat.
Anggota keluarga lain juga menyampaikan keinginan masing-masing. Ada yang ingin ayam goreng, ada pula yang menginginkan es timun sebagai minuman penutup. Yang membuat saya terkesan adalah bagaimana ibu benar-benar mendengarkan semua masukan tersebut dengan sungguh-sungguh. Keesokan harinya, ibu memasak sayur bayam sesuai permintaan saya, ayam goreng untuk adik, serta es timun sebagai pelengkap. Semua anggota keluarga merasa senang dan dihargai karena pendapat mereka didengarkan dan diwujudkan.
Pengalaman ini menunjukkan bahwa nilai-nilai demokrasi seperti kesetaraan dalam menyampaikan pendapat, musyawarah, dan saling menghargai dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, bahkan di dalam keluarga. Tidak ada satu pun suara yang diabaikan. Setiap anggota keluarga memiliki kesempatan yang sama untuk menyampaikan keinginannya, dan keputusan diambil berdasarkan pertimbangan bersama agar semua merasa adil dan puas.
Bagi saya, inilah bentuk nyata dari demokrasi dalam kehidupan sehari-hari. Demokrasi tidak harus selalu rumit atau berskala besar. Ketika setiap suara mendapatkan tempat untuk didengar dan dihargai, maka di sanalah demokrasi hidup. Dari pengalaman sederhana ini, saya belajar bahwa demokrasi bisa dipupuk dan tumbuh dari rumah, dimulai dari hal kecil seperti diskusi di meja makan.