Blora, PikiranBangsa.co – Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Kabupaten Blora menggelar Forum Perangkat Daerah (FPD) pada Selasa (29/4/2025).
Kegiatan ini berlangsung di Aula Lantai 2 DPK Blora dan dihadiri 30 peserta dari unsur pemerintahan, komunitas literasi, dan lembaga terkait.
Kepala DPK Blora, M. Toha Mustofa, M.Kes., membuka forum dengan ajakan kolaboratif.
Ia menyebut FPD sebagai sarana membangun kemitraan antar pemangku kepentingan.
“Kami berharap peserta dapat memberi masukan berdasarkan indikator yang telah disiapkan,” ujarnya.
Ia menambahkan, DPK Blora terbuka untuk siapa saja agar manfaatnya dirasakan secara merata.
Meski teknologi terus berkembang, Toha menegaskan budaya membaca tetap relevan.
“Perpustakaan harus beradaptasi tanpa kehilangan jati dirinya,” tegasnya.
Kepala Bapperida Blora, A. Mahbub Djunaedi, M.Si., menegaskan bahwa FPD adalah amanat Kemendagri.
Forum ini menjadi tahapan penting dalam evaluasi pelayanan publik dan penyusunan program berbasis kebutuhan.
DPK Blora juga terus mendorong transformasi layanan berbasis inklusi sosial.
Ini mencakup pemberdayaan masyarakat rentan, komunitas, dan lembaga pendidikan.
Perpustakaan kini diposisikan sebagai pusat kegiatan belajar yang tumbuh bersama masyarakat.
Bukan sekadar tempat koleksi buku, melainkan motor penggerak literasi masa depan.
Ketua Satupena Kabupaten Blora, Gunawan Trihantoro, turut mengapresiasi kegiatan ini.
Ia menyebut FPD sebagai ruang komunikasi strategis untuk memperkuat ekosistem literasi.
“Kolaborasi solutif seperti ini penting untuk mendorong peningkatan kualitas layanan publik,” ujarnya.
Menurutnya, komunikasi lintas sektor akan mempercepat transformasi literasi masyarakat.
Forum dipandu secara tertib dan dinamis oleh Sekretaris DPK Blora, Titik Umiyati, M.Si.
Ia memastikan forum berjalan dengan efektif dan partisipatif.
Melalui FPD ini, DPK Blora menunjukkan komitmen terhadap pelayanan berbasis kolaborasi.
Literasi ditempatkan sebagai pilar utama pembangunan manusia yang berkelanjutan.
DPK berharap hasil forum menjadi pijakan strategis.
Agar layanan perpustakaan dan kearsipan makin inklusif, adaptif, dan berdampak nyata.
(Gun)
