Scroll untuk baca artikel
Example floating
Example floating
Example 728x250
Mimbar Santri

Godaan di Bulan Ramadhan

×

Godaan di Bulan Ramadhan

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

Oleh: Siti Aulia Nailal Hidayah Ahmad, Santri-Murid Planet Nufo Rembang.

Puasa Ramadhan adalah ibadah yang dilakukan oleh umat Islam di seluruh dunia setiap tahun, yang berlangsung selama sebulan penuh pada bulan Ramadhan. Dalam agama Islam, puasa bukan hanya sekedar menahan diri dari makan dan minum, tetapi juga melibatkan pengendalian diri terhadap berbagai aspek kehidupan, termasuk hawa nafsu, nafsu berbicara, nafsu syahwat, dan lain-lain. Puasa Ramadhan memiliki makna yang mendalam, baik dari sisi spiritual, sosial, maupun psikologis. Ibadah ini bukan hanya sekedar kewajiban, melainkan sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Example 300x600

Puasa Ramadhan bukan sekedar menahan diri dari makan dan minum, tetapi juga merupakan latihan spiritual dalam mengendalikan hawa nafsu. Kesempatan kala ini sangat penting bagi kita dalam mengendalikan hawa nafsu ketika bulan ramadhan. Bulan puasa adalah bulan yang penuh rahmat dan dinaikkannya ganjaran, bagi setiap orang yang berburu pahala. Puasa juga menjadi sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala. Hal tersebut akan tercapai jika kita mau mengendalikan diri kita dari godaan makan dan minum, syahwat, perilaku, perkataan dll.

Pertama, nafsu makan dan minum. Menahan lapar dan dahaga dari terbit fajar hingga matahari terbenam memang tidak mudah, hal ini adalah inti dari puasa. Namun, godaan terbesar justru muncul saat berbuka. Banyak orang cenderung berlebihan dalam mengkonsumsi makanan saat berbuka, yang berlawanan dengan esensi puasa sebagai bentuk pengendalian diri (hal tersebut dinamakan kalap).

Rasulullah SAW bersabda: “Tidaklah anak Adam memenuhi suatu wadah yang lebih buruk dari perutnya. Cukuplah bagi anak Adam beberapa suapan untuk menegakkan tulang punggungnya.” (HR. Tirmidzi).

Oleh karena itu, sebaiknya kita berbuka dengan secukupnya dan memilih makanan yang sehat agar tubuh tetap segar bugar selama berpuasa.

Kedua, nafsu bicara puasa bukan hanya menahan lapar, tetapi juga menahan lisan dari ucapan yang tidak bermanfaat atau bahkan menyakiti perasaan orang lain. Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan perbuatan buruk, maka Allah tidak butuh dia meninggalkan makan dan minumnya.” (HR. Bukhari).

Ini menunjukkan bahwa menjaga lisan merupakan bagian penting dari ibadah puasa. Mayoritas orang paling susah dalam mengendalikan nafsu di bulan ramadhan adalah menjaga lisan yang tak bertulang (mudah berbicara tanpa dipikir terlebih dahulu). Maka dari itu kita harus menjadi salah satu golongan muslim yang dapat menjaga lisan dari perkataan yang tidak bermanfaat, seperti ghibah (menggunjing), fitnah, dan toxic.

Ketiga, nafsu syahwat menjaga hawa nafsu dalam hal syahwat menjadi tantangan besar, terutama bagi yang sudah menikah. Dalam haditsnya, Rasulullah SAW bersabda: “Puasa adalah perisai. Maka janganlah seseorang berbuat rafats (ucapan atau perbuatan yang mengarah pada syahwat) dan jangan berbuat kebodohan.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Puasa mengajarkan untuk menahan diri dari segala bentuk syahwat, baik dalam bentuk pandangan, pikiran, maupun tindakan. Bagi yang belum menikah, puasa juga menjadi sarana untuk belajar menahan diri dari godaan dan menjaga kesucian hati.

Keempat, nafsu dalam menggunakan waktu. Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah, sehingga seharusnya dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya untuk beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah. Sayangnya, banyak yang justru menghabiskan waktu dengan aktivitas yang kurang produktif, seperti terlalu banyak tidur, bermain game, atau menonton hiburan tanpa batas (drakor).

Sebaliknya, waktu di bulan Ramadhan sebaiknya diisi dengan membaca Al-Qur’an, berdzikir, bersedekah, dan memperbanyak doa. Sebagai bulan yang penuh berkah, Ramadhan memberikan kesempatan bagi setiap Muslim untuk melatih pengendalian diri dalam berbagai aspek kehidupan. Semoga Ramadhan ini menjadi momen refleksi dan perbaikan, sehingga kita dapat meraih keberkahan dan kebahagiaan, baik di dunia maupun di akhirat. Aamiin.

Example 300250
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *