Oleh: Mukti Mulia Sari, Mahasiswi prodi komunikasi dan penyiaran islam
Diera sekarang ini dengan semakin berkembangnya teknologi, kecerdasan buatan (AI) mulai memainkan peran besar dalam berbagai aspek kehidupan, terutama dalam dunia kerja. Ada dua pandangan utama terkait dampak AI terhadap dunia kerja, ada yang melihatnya sebagai ancaman, sementara adapula yang melihatnya sebagai peluang. Jadi, sebenarnya, apakah AI akan mengancam pekerjaan manusia atau justru membuka peluang baru?
Seiring dengan pesatnya kemajuan teknologi, terutama dalam bidang kecerdasan buatan (AI) dan robotika, fenomena penggantian pekerjaan oleh robot semakin terlihat jelas di berbagai sektor industri. Pekerjaan-pekerjaan yang sebelumnya sepenuhnya dijalankan oleh manusia kini banyak yang digantikan oleh mesin pintar dan robot. Di satu sisi, ini menciptakan efisiensi yang lebih tinggi dan mengurangi biaya produksi, namun di sisi lain, hal ini menimbulkan kekhawatiran besar bagi masa depan tenaga kerja manusia.
Di sektor manufaktur, misalnya, robot sudah sangat banyak digunakan untuk melakukan tugas-tugas seperti perakitan dan pengepakan barang yang dilakukan dalam jumlah masal. Robot tidak hanya lebih cepat, tetapi juga lebih akurat dan tidak mudah lelah. Dengan semua kemajuan ini, perusahaan bisa bekerja lebih efisien dan meminimalkan kesalahan. Namun, dampak dari perkembangan ini cukup serius bagi banyak pekerja. Pekerjaan yang dulu dilakukan oleh manusia sekarang mulai digantikan oleh robot.
Tentu saja, hal ini menimbulkan kekhawatiran besar mengenai pengangguran. Selain itu, penggantian pekerjaan oleh mesin juga bisa memperburuk ketidaksetaraan sosial dan ekonomi. Pekerjaan yang membutuhkan keterampilan tinggi mungkin tidak terpengaruh, tetapi pekerjaan di sektor-sektor menengah dan bawah yang lebih mudah digantikan oleh teknologi bisa semakin berkurang.
Pekerja yang kehilangan pekerjaan karena otomatisasi sering kali kesulitan untuk beralih ke pekerjaan baru yang membutuhkan keterampilan lebih tinggi. Hal ini berpotensi memperlebar jurang antara mereka yang memiliki keterampilan tinggi dengan mereka yang tidak bisa beradaptasi dengan perubahan teknologi. Namun, AI juga menawarkan berbagai peluang yang bisa meningkatkan efisiensi dan menciptakan inovasi dalam dunia kerja.
Dengan teknologi AI, pekerjaan yang dulu memakan banyak waktu dan tenaga manusia kini bisa diselesaikan lebih cepat dan akurat. Misalnya, di sektor manufaktur, AI dapat digunakan untuk mengoptimalkan proses produksi, seperti dalam perakitan dan pengepakan, yang sebelumnya memerlukan banyak tenaga kerja manusia. Dengan menggunakan robot dan sistem otomatisasi berbasis AI, proses tersebut bisa dilakukan dengan lebih efisien, mengurangi kesalahan, dan meningkatkan kecepatan produksi, yang dapat mengurangi biaya dan meningkatkan daya saing perusahaan.
Selain itu, meski beberapa pekerjaan akan hilang, teknologi AI justru menciptakan pekerjaan baru. Pekerjaan ini akan membutuhkan keterampilan tinggi, seperti pengembangan perangkat lunak, pemrograman, dan analisis data. Dengan kata lain, meskipun beberapa pekerjaan lama digantikan oleh mesin, ada peluang untuk menciptakan jenis pekerjaan baru yang lebih berkualitas dan bernilai tinggi.
Peluang lain yang muncul dari kemajuan AI adalah kemampuannya untuk menciptakan solusi inovatif bagi masalah yang ada di dunia kerja. Misalnya, di bidang pendidikan, AI dapat digunakan untuk menawarkan pembelajaran yang lebih personal dan disesuaikan dengan kebutuhan individu, yang membuka peluang bagi pendidikan jarak jauh dan pelatihan keterampilan bagi tenaga kerja yang ingin beradaptasi dengan perubahan.
Hal ini penting untuk memastikan pekerja terus berkembang dan tidak tertinggal oleh otomatisasi.Kecerdasan Buatan adalah pedang bermata dua. Di satu sisi, teknologi ini memang bisa menjadi ancaman bagi pekerjaan manusia. Namun, di sisi lain, AI juga membuka peluang besar untuk menciptakan pekerjaan baru, meningkatkan efisiensi, dan mendorong inovasi. Yang terpenting adalah bagaimana kita mengelola transisi ini dengan bijak.
Dunia kerja di masa depan akan sangat dipengaruhi oleh bagaimana kita beradaptasi dengan teknologi, dan bagaimana kita memastikan bahwa teknologi membawa manfaat, bukan justru memperlebar jurang ketidaksetaraan. AI bukan hanya soal mesin pintar, tapi juga bagaimana kita memanfaatkan dan mengelolanya untuk masa depan yang lebih baik.