Semarang, PikiranBangsa.co – Rabu (20/8/2025), suasana Dusun Mesu, Desa Bonomerto, Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang, pada peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Republik Indonesia tahun ini terasa begitu meriah. Berbagai lomba khas Agustusan sukses digelar oleh Karang Taruna Dusun Mesu dengan dukungan penuh dari masyarakat dan mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) MIT 121 UIN Walisongo. Salah satu lomba yang menjadi puncak dan paling ditunggu warga adalah lomba tangkap bebek, yang menghadirkan keseruan, tawa, dan kebersamaan warga.
Kegiatan lomba Agustusan ini disambut dengan penuh antusias oleh seluruh lapisan masyarakat. Ketua Karang Taruna Dusun Mesu, Muhammad Wiyono, dalam sambutannya menyampaikan bahwa lomba Agustusan tahun ini memiliki makna lebih mendalam. Menurutnya, kegiatan ini bukan sekadar hiburan tahunan, tetapi juga menjadi sarana untuk menyatukan seluruh masyarakat Dusun Mesu.
“Sebenarnya setiap RT sudah memiliki agenda lomba sendiri-sendiri. Namun tahun ini, Karang Taruna berusaha menyatukan silaturahmi antarwarga dengan menyelenggarakan lomba Agustusan bersama. Harapan kami, kegiatan ini bisa mempererat kebersamaan dan kekompakan masyarakat Dusun Mesu. Terlebih, lomba puncaknya adalah tangkap bebek yang selalu ditunggu-tunggu warga,” ujar Wiyono.
Lomba tangkap bebek memang menjadi magnet tersendiri. Suasana semakin riuh saat peserta dari berbagai kalangan mencoba menangkap bebek di area yang telah disiapkan panitia. Tidak hanya itu, panitia juga menambahkan tantangan dengan menutup mata para peserta dan melepas kiloan ikan lele di dalam arena. Hal ini membuat suasana lomba semakin seru dan penuh gelak tawa, karena peserta tidak hanya harus berusaha menangkap bebek, tetapi juga harus rela kotor-kotoran di lumpur bercampur air.
Pembina Karang Taruna Dusun Mesu, Susanti, juga mengungkapkan rasa syukurnya atas terselenggaranya kegiatan ini. Ia menilai bahwa semangat masyarakat begitu luar biasa dalam menyukseskan lomba Agustusan, mulai dari anak-anak, remaja, hingga para ibu-ibu.
Sementara itu, Ketua Panitia, Reno Andrean, memberikan apresiasi yang tinggi kepada seluruh pihak yang terlibat. Ia menegaskan bahwa terselenggaranya lomba Agustusan tidak akan berhasil tanpa adanya kerja sama yang solid antara panitia, Karang Taruna, masyarakat, dan mahasiswa KKN UIN Walisongo.
“Terima kasih banyak untuk Karang Taruna yang sudah membantu jalannya acara dari awal hingga akhir. Kami juga berterima kasih kepada teman-teman KKN MIT 121 UIN Walisongo yang turut membantu, terutama saat lomba tangkap bebek. Kehadiran mereka menambah semangat dan keceriaan warga,” ungkap Reno.
Anton, salah satu pemuda Karang Taruna, bahkan menyampaikan rasa kagumnya kepada mahasiswa KKN yang rela ikut terjun langsung dalam lomba tangkap bebek.
“Alhamdulillah, acara kemarin berjalan lancar. Ditambah dengan adanya mahasiswa KKN UIN Walisongo yang ikut serta dalam lomba tangkap bebek, suasana jadi semakin meriah. Kami benar-benar tidak menyangka teman-teman KKN mau ikut kotor-kotoran demi memeriahkan kegiatan ini,” kata Anton sambil tersenyum.
Kesuksesan lomba tangkap bebek kali ini juga tidak lepas dari peran serta para donatur. Susanto, salah satu penasehat Karang Taruna, mengungkapkan bahwa awalnya panitia hanya menargetkan sekitar 3 hingga 5 ekor bebek untuk dilombakan. Namun, berkat dukungan warga yang ikut berdonasi, jumlah hadiah lomba meningkat drastis hingga mencapai 58 ekor bebek dan 2 ekor ayam. Hal ini semakin menambah semarak lomba dan menarik lebih banyak peserta untuk ikut mencoba peruntungannya.
Salah satu mahasiswa KKN MIT 121, Seno, yang juga ketua kelompok KKN, mengaku sangat bersyukur bisa turut berpartisipasi dalam kegiatan ini.
“Kami mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada seluruh warga Dusun Mesu yang sudah menerima kami dengan hangat. Bahkan kami diberikan kesempatan untuk ikut serta dalam lomba tangkap bebek. Alhamdulillah, dari perjuangan teman-teman KKN, kami berhasil membawa pulang 7 ekor bebek. Ini bukan soal jumlah bebeknya, tetapi tentang pengalaman berharga yang tidak akan kami lupakan,” ujar Seno penuh rasa bangga.
Dengan keberhasilan mahasiswa KKN MIT 121 membawa pulang 7 ekor bebek, kegiatan ini tidak hanya menjadi catatan sejarah yang menghibur, tetapi juga menjadi simbol kebersamaan antara mahasiswa dan masyarakat. Semangat gotong royong, kekompakan, dan keceriaan yang terpancar dalam lomba Agustusan di Dusun Mesu menjadi bukti nyata bahwa kebersamaan dapat melahirkan suasana penuh sukacita.
Penulis: Sayyida Roychana Salma