Oleh: Ika Septiani, Mahasiswa Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam 2023
Kepemimpinan desa merupakan dinamika sosial yang kompleks, di mana identitas budaya dan agama sering kali berinteraksi dan terkadang bertentangan. dua pilar utama masyarakat adalah Identitas budaya dan agama. Namun, konflik ini akan muncul Ketika identitas ini tidak sejalan, menggangu stabilitas sosial dan menghalangi kemajuan masyarakat itu sendiri.
Identitas budaya yang mencakup tradisi, adat istiadat, dan nilai-nilai yang diwariskan secara turun-temurun sangat penting untuk kehidupan Masyarakat desa. Sementara itu agama berfungsi sebagai pedoman moral dan etika kepada individu dan masyarakat.
Ketika seorang pemimpin desa menganggap budaya lokal itu musyrik dan tidak sejalan dengan agama yang dianut ini akan menyebabkan konflik yang panjang dalam masyarakat desa, karena dia seorang pemimpin bukan rakyat yang seharusnya menciptakan kedamaian, merangkul masyarakatnya untuk tetap bersatu, dan harus lebih dekat dengan masyarakatnya.
Jika seorang pemimpin yang menolak budaya lokal, mereka akan menganggap tidak memahami konteks sosial di mana mereka itu seorang pemimpin. Dalam hal ini mereka mungkin menganggap bahwa budaya itu menghalangi praktik agama yang dianut. Tindakan ini justru menimbulkan konflik antara warga desa yang merasa identitas mereka terancam.
Dengan mengaitkan kebenaran etika, apakah tindakan pemimpin seperti itu dapat dibenarkan? Apakah benar untuk menolak warisan budaya yang sudah menjadi bagian dari identitas masyarakat?Karena pada dasarnya budaya dan agama itu saling melengkapi, harus tetap berdampingan satu sama lain dan bukan tempat untuk berdebat. Misalnya, seperti tradisi sedekah bumi yang masih menjadi perdebatan di tengah masyarakat, pada dasarnya sedekah bumi adalah cara mengungkapkan rasa syukur kita kepada tuhan atas hasil bumi yang diperoleh, mempererat hubungan antar warga dan menciptakan harmoni sosial.
Seorang pemimpin yang mengabaikan nilai-nilai budaya lokal demi kepentingan pribadi atau keyakinan sempit mereka dapat dianggap gagal dalam bertanggung jawab, yang mencakup menjaga masyarakat bersatu dan menghormati keberagaman yang ada.
Selain itu, komunikasi juga membangun peran penting dalam hubungan antara pemimpin dan masyarakatnya. pemimpin yang mampu berkomunikasi dengan baik tentang pentingnya menghargai budaya lokal sambil tetap mengikuti ajaran agamanya akan lebih diterima oleh masyarakat.
Penting bagi pemimpin untuk menyadari bahwa baik budaya maupun agama memiliki peran penting dalam membentuk identitas masyarakat dengan mengedepankan dialog terbuka dan menghargai keberagaman, di mana setiap masyarakat merasa terwakili dan dihargai.