Scroll untuk baca artikel
Example floating
Example floating
Example 728x250
Mimbar Mahasiswa

Lunturnya Budaya Sopan Santun di Era Digital

×

Lunturnya Budaya Sopan Santun di Era Digital

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

Oleh: Hanief Nuns Ikhlasul Amanat, Mahasiswa Fakultas Dakwah Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah UIN Salatiga

Budaya sopan santun merupakan salah satu ciri khas bangsa Indonesia yang telah terbentuk sejak zaman dahulu. Akan tetapi, di era modern saat ini, budaya tersebut semakin hilang. Hal ini dikarenakan pengaruh dari teknologi dan juga globalisasi yang telah mengubah perilaku masyarakat terutama dikalangan kaum muda. Budaya sopan santun adalah salah satu nilai penting bagi kehidupan sosial. L

Example 300x600

Fenomena ini dapat dilihat dari berbagai aspek, diantaranya adalah dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari lingkungan kerja, sekolah, masyarakat sekitar, sampai pada di dunia maya. Budaya sopan santun ini dapat dilihat dari etika dalam berkomunikasi maupun etika dalam berpakaian. Budaya sopan santun ini tidak hanya mencakup cara berkomunikasi saja, tetapi juga pada penggunaan bahasa yang baik, tepat, dan tata cara bicara yang sopan.

Banyak sekali yang mengatakan bahwasanya generasi muda pada saat ini kurang di hargai antara satu dengan yang lainnya dan juga memiliki rasa hormat dan empati terhadap orang yang lebih tua sangat rendah. Contohnya adalah ketika anak muda lebih memilih untuk tetap duduk di salah satu bus, sehingga ketika ada orang yang lebih tua sedang berdiri, ia hanya berdiam diri saja.

Tidak dapat disangkal bahwasanya perilaku remja dapat berubah sering berjalannya waktu. Rasa hormat dan percaya diri yang secara terbuka terhadap orang yang lebih tua seringkali tidak dapat ditunjukkan. Budaya Barat sangat mempengaruhi nilai-nilai tradisional masyarakat Indonesia. Pada saat ini, remaja di Indonesia mengikuti serta meniru budaya asing, bahkan melupakan nilai-nilai tradisonal di negara sendiri termasuk budaya sopan santun. Selain itu, kurangnya sebuah panutan juga merupakan faktor penting dikalangan remaja.

Seorang anak belajar dari lingkungannya, bilamana anak tersebut tidak melihat perilaku dari orang tua, guru, serta tokoh masyarakat maka mereka akan sulit memahami pentingnya kesopanan dalam pergaulan sosial. Tanpa adanya keteladanan, maka tidak ada standar yang jelas untuk membedakan perilaku yang pantas maupun tidak.

Perubahan dalam struktur keluarga juga memiliki dampak yang besar. Ini dikarenakan semakin banyaknya keluarga yang berpindah dari struktur keluarga yang besar menuju keluarga yang kecil, interaksi antargenerasi ini akan semakin menurun. Hal ini dapat mempengaruhi hubungan anatara anak dan orangtua serta dapat mengurangi rasa hormat diantara mereka.

Faktor eksternal yang terealisasi dalam kondisi sekarang yang secara realita kebudayaan terus mengalami perubahan dikarenakan masuknya budaya barat yang akan mengalai kesulitan untuk mempertahankan kesopanan diseluruh keadaan maupun di semua tempat. Perubahan tersebut akan mengalami dekadensi karena terjadi perbedaan budaya dengan budaya kita. Misalnya, kesopanan dalam bertutur kata.

Di negara Barat, anak-anak yang sudah menginjak usia dewasa memanggil orang tua mereka dengan panggilan nama, sedangkan di Indonesia sendiri hal tersebut sangatlah tidak sopan karena orangtua yang umurnya lebih tua dari kita dan kita harus memanggil dengan panggilan yang sopan, misalnya bapak, ibu, nenek, dan lain sebagainya. Sedangkan, sopan santun dalam berpakaian di luar negeri sangat berbeda di negeri sendiri, kebanyakan orang luar negeri berpakaian dengan pakaian yang tidak sopan.

Faktor internalnya adalah terletak pada diri sendiri, keluarga, lingkungan sekolah, maupun lingkungan dalam media massa. Pengetahuan tentang adanya sopan santun yang berada di lingkungan sekolah maupun lingkungan kampus mungkin sudah cukup, akan tetapi dilingkungan keluarga ataupun lingkungan lain sangat kurang mendukung tindakan kesopanan yang dilakukan oleh anak-anak maupun remaja hanya dalam kondisi tertentu saja.

Fakta lain yang menunjukkan menurunnya tingkat kesopanan di Indonesia berbeda di zaman dahulu, para remaja di Indonesia di zaman itu sangatlah sopan terhadap orang yang lebih tua. Mereka harus berlutut atau dalam bahasa Jawa disebut “sungkem” jika dalam keadaan berhadapan dengan orang yang lebih tua. Kalangan remaja juga sangatlah menghormati dan tunduk terhadap orang tua.

Berbeda di zaman sekarang, kebanyakan para remaja selalu melawan orang yang lebih tua, melawan ketika dinasehati, memotong pembicaraan, membiarkan berdiri sedangkan dengan enaknya ia duduk didalam angkutan umum dan masih banyak lagi contoh-contoh lain di zaman sekarang.

Oleh karena itu, diera digital yang serba cepat dan akurat ini, pentingnya bagi diri kita untuk kembali mengingat dan juga mengamalkan nilai-nilai yang luhur akan budaya serta sopan santun. Meskipun teknologi telah mengubah cara pandang kita dalam berinteraksi, esensi dari rasa hormat, empati, serta kesantunan tetaplah sama. Mari kita bijak dalam memanfaatkan kemajuan teknologi, dengan cara menjunjung tinggi nilai-nilai kearifan lokal yang telah diwariskan oleh nenek moyang kita.

Menurut M. Fajar Suhadi (2018), dalam jurnalnya yang berjudul “Etika Komunikasi Digital dalam Bingkai Budaya Indonesia”, mengatakan “Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi harus diimbangi dengan cara meningkatkan kesadaran akan etika dan moral dalam berkomunikasi”. Dengan demikian, kita dapat menciptakan ruangan digital yang positif, bermartabat, dan juga harmonis, agar menciptakan cerminan kepribadian bangsa Indonesia yang beradab.

Example 300250
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *