Oleh: Siti Nur Wualandari, Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam di UIN Salatiga
Globalisasi, dengan semua kemudahan dalam mengakses informasi dan konektivitas yang dimilikinya, memang tidak bisa diabaikan karena memberikan dampak besar bagi setiap negara, termasuk Indonesia. Di satu sisi, globalisasi memberikan kesempatan untuk perkembangan dan inovasi. Namun, di sisi lainnya, ia juga menghadirkan tantangan berat terhadap semangat nasionalisme masyarakat, terutama di kalangan generasi muda. Aliran informasi yang tidak terbatas, pengaruh budaya asing yang kuat, serta nilai-nilai individualisme yang semakin menguat dapat mengancam rasa cinta tanah air dan identitas bangsa.
Globalisasi memudahkan masuknya budaya asing yang dapat merusak nilai-nilai lokal dan semangat nasionalisme. Beberapa konsekuensi negatifnya termasuk menurunnya rasa cinta terhadap tanah air, bertambahnya sikap individualis, dan lenyapnya norma serta etika tradisional yang menjadi ciri bangsa Indonesia. Beberapa tantangan utama yang dihadapi nasionalisme di tengah arus globalisasi antara lain:
Pertama, erosi identitas budaya. Pengenalan budaya luar yang luas melalui platform media sosial, sinema, lagu, dan cara hidup dapat membuat generasi muda lebih mengenal budaya internasional ketimbang budaya mereka sendiri. Situasi ini berisiko menenggelamkan jati diri budaya bangsa.
Kedua, pergeseran kesetiaan. Akses informasi yang lebih mudah dan kesempatan di negara lain dapat mengubah kesetiaan seseorang dari tanah air menuju kelompok atau komunitas internasional. Salah satu bukti dari hal ini adalah fenomena brain drain.
Ketiga, menurunnya nilai kerjasama dan kebersamaan. Globalisasi kerap kali memperkenalkan nilai-nilai individualis dan materialis. Situasi ini dapat mengurangi semangat kerjasama dan kebersamaan yang merupakan salah satu fondasi penting dari nasionalisme Indonesia.
Keempat, hoaks dan disinformasi. Aliran informasi yang cepat, termasuk berita palsu dan informasi yang menyesatkan, dapat memecah persatuan serta kesatuan negara, merusak kepercayaan publik terhadap pemerintah, dan mengurangi semangat kebangsaan.
Nasionalisme adalah perasaan mencintai dan membela negara yang mendorong semua warga negara untuk berperan serta dalam perkembangan serta merawat kesatuan bangsa. Jika nasionalisme tidak kokoh, daya tahan nasional akan berkurang dan negara akan lebih mudah terpengaruh oleh faktor-faktor eksternal yang bisa membahayakan persatuan dan kedaulatan negara. Untuk menghadapi tantangantersebut, ada banyak langkah yang bisa diambil:
Pertama, pendidikan karakter dan kebangsaan. Pendidikan yang mengajarkan nilai-nilai Pancasila serta rasa cinta kepada tanah air sejak usia dini sangatlah vital. Pendidikan karakter berperan dalam membentuk generasi muda yang mempunyai integritas, moral yang baik, dan rasa tanggung jawab terhadap negara.
Kedua, penguatan identitas nasional melalui budaya lokal. Merevitalisasi dan memperkenalkan warisan budaya daerah kepada masyarakat, terutama kelompok muda, agar mereka tetap ingat dengan asal usul dan identitas bangsa.
Ketiga, kterlibatan kaum muda dalam aktivitas kebangsaan. Membawa generasi muda untuk berpartisipasi dalam berbagai lomba yang berkaitan dengan sejarah, budaya, seni, serta kegiatan kebangsaan lainnya dapat meningkatkan rasa cinta tanah air mereka secara langsung.
Keempat, penggunaan media sosial untuk lendidikan nasionalisme. Platform media sosial yang selama ini berfungsi sebagai pintu masuk bagi budaya luar juga bisa digunakan untuk meningkatkan semangat nasionalisme, seperti upaya memasarkan produk lokal dan mengajarkan nilai-nilai kebangsaan.
Kelima, revitalisasi Plprinsip-prinsip Pancasila dan pertahanan negara. Peningkatan kesadaran terhadap perlunya mempertahankan negara serta ajaran Pancasila sebagai landasan ideologi bangsa menjadi aset penting dalam menghadapi tantangan global dan memelihara kesatuan bangsa.
Salah satu dampak dari globalisasi adalah dengan adanya K-Pop yang banyak disukai oleh remaja masa kini sehingga luntur budaya yang ada dinegara ini, oleh sebab itu kita harus mempertahankan budaya kita supaya tidak hilang, bisa dengan mengadakan lomba seni, gelar karya, dan lain sebangainya. Mengembangkan semangat nasionalisme dalam konteks globalisasi adalah tanggung jawab kolektif yang memerlukan kolaborasi dari berbagai elemen: pemerintah, masyarakat, keluarga, institusi pendidikan, dan media.
Nasionalisme pada zaman globalisasi tidak berarti mengasingkan diri dari dunia luar, tetapi lebih kepada kemampuan untuk memilah pengaruh luar, menerima hal-hal positif, dan menolak yang negatif, sambil tetap menjaga identitas serta nilai-nilai lokal. Dengan cara ini, kita dapat memastikan bahwa Indonesia tetap teguh dengan identitasnya di tengah perubahan global.


















