Oleh: Ardelia Nidya Mulya, Mahasiswi Fakultas Dakwah Prodi Komunikasi dan penyiaran Islam UIN Salatiga
Menurut ilmu psikologi kepribadian seseorang dapat dibentuk melalui pengalaman-pengalaman yang dialami oleh seseorang. Hal ini bersangkutan dengan bagaimana seorang tersebut menjalani kehidupan sehari-hari dan siapa saja yang terikat dalam dirinya pada kegiatan tersebut. Beberapa mahasiswa banyak menghabiskan waktu ketika di luar tempat tinggal dibandingkan pada dalam tempat tinggal, sehingga teman sebaya berpengaruh secara umum dikuasai terhadap perilaku proaktif remaja. Seakan para remaja lebih mendengarkan perkataan teman sebaya, sehingga terkadang menimbulkan sikap menyimpang berasal ajaran moral.
Lingkaran pertemanan merupakan aspek penting dalam kehidupan mahasiswa. Pertemanan memiliki peran yang signifikan dalam membentuk moral dan karakteristik individu. Dalam proses pendidikan, mahasiswa merupakan kelompok yang rentan terhadap pengaruh sosial dari lingkungan sekitar, termasuk teman sebaya. Lingkaran pertemanan dapat menjadi lingkungan sosial yang berpengaruh dalam membentuk nilai-nilai moral dan sikap positif pada mahasiswa.
Pertemanan adalah hubungan dua orang atau lebih yang mempunyai unsur kecenderungan untuk menginginkan hal terbaik bagi satu sama lain, empati, simpati, bersikap jujur, dan saling mengerti (Khotimah & Wahyuningsih, 2020).
Interaksi dengan teman sebaya dapat mempengaruhi cara pandang dan pemahaman mereka terhadap moralitas, seperti kejujuran, empati, dan integritas. Selain itu, pertemanan juga berperan dalam membentuk karakteristik individu, seperti kepercayaan diri, keterampilan sosial, dan kepemimpinan. Lingkaran pertamanan juga memiliki beberapa aspek lingkaran petemanan yang dapat membentuk moral dan karakteristik mahasiswa, diantaranya nilai dan etika.
Melalui hubungan dengan teman-teman, mahasiswa dapat mengembangkan kemampuan empati dan keterlibatan sosial. Mereka belajar untuk memahami dan merespons perasaan serta kebutuhan orang lain, yang merupakan aspek penting dari karakter yang baik.
Lingkungan pertemanan seringkali memunculkan konflik pertemanan dan tantangan interpersonalPengaruh pertemanan terhadap kepribadian seseorang itu dapat menjadikan individu menjadi lebih baik dan juga dapat menjadikan individu menjadi buruk perilaku. Ada beberapa pengaruh positif dalam lingkungan pertemanan, yaitu dapat meningkatkan kepercayaan diri dan harga diri, mengembangkan kemampuan kepemimpinan, meningkatkan kemampuan beradaptasi, membentuk identitas dan citra diri.
Adapun pengaruh negatifnya yaitu, individu dapat mengalami tekanan sosial dan peer pressure, mengembangkan perilaku buruk misalnya, dalam lingkungan kampus banyak mahasiswi yang merokok dikantin, padahal rokok itu sangat berbahaya bagi seorang perempuan karna dapat menimbulkan mandul.
Mahasiswa juga dapat mengalami penurunan motivasi belajar, misalnya berteman dengan orang-orang yang cenderung menyepelekan tugas dan lebih menghabiskan waktunya untuk nongkrong daripada mengerjakan tugas atau kerja kelompok. Lingkaran pertemanan yang negatif atau terlibat dalam perilaku yang tidak etis seperti bullying atau penyalahgunaan narkoba, dapat berdampak negatif pada karakter dan moral mahasiswa.
Penting bagi mahasiswa untuk memilih lingkaran pertemanan yang positif dan mendukung nilai-niai yang mereka anut. Mereka juga perlu memiliki kesadaran diri yang kuat untuk mempertahankan nilai-nilai mereka sendiri tanpa terpengaruh oleh tekanan dari lingkaran pertemanan (Sutomo,2018).
Terkadang seorang yang mempunyai mental dan keberanian yang kecil, sehingga dia akan susah untuk keluar dari lingkungan pertemanan yang negatif, maka dari itu seseorang harus bisa mengontrol diri sendiri untuk mencegah hal-hal buruk terjadi pada dirinya. Harus berani mengambil resiko untuk kedepannya.
Fungsi adanya pertemanan bagi anak dapat untuk menggali jati diri yang terpendam pada dirinya sendiri sesuai dengan kebudayaan, kondisi fisik dan psikis, dan tatanan sosial yang ada (Khotimah & Wahyuningsih, 2020).
Lingkaran pertemanan yang sehat dapat menjadi sumber dukungan emosional dan membantu mahasiswa mengatasi stres dan tekanan. Dengan memiliki teman-teman yang dapat dipercaya, mahasiswa lebih mampu menjaga kesejahteraan mental dan emosional mereka (Ika & Hana, 2014).
Selain lingkungan pertemanan yang mempengaruhi kepribadian seseorang, lingkungan keluarga, masyarakat, dan pengaruh media sosial juga dapat menjadi pengaruh kepribadian seseorang.