Scroll untuk baca artikel
Example floating
Example floating
Example 728x250
Opini

Perang Hari Ini: Antara Rakyat dengan Rakyat

×

Perang Hari Ini: Antara Rakyat dengan Rakyat

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

Oleh: Adzin Aris Aniq Adani, Mahasiswa UIN Raden Mas Said Surakarta

Korban terus berjatuhan, entah dari kubu demonstran maupun dari kepolisian. Pertumpahan darah tak pernah diinginkan oleh siapa pun yang waras, tetapi nampaknya kewarasan saat ini telah berubah menjadi kegilaan.

Example 300x600

Semua bermula dari insiden yang dipicu oleh intermeso (joget-joget) dan ucapan-ucapan yang melambangkan kesombongan dari para anggota parlemen. Hingga puncaknya, Affan (pengemudi ojek online) yang baru berusia 21 tahun harus kehilangan nyawanya setelah dilindas mobil dinas berbobot lebih dari 4 ton.

Pasca-kematian Affan, amarah massa mencapai puncaknya. Di kota-kota besar seperti Jakarta, Makassar, Bandung, Surabaya, Solo, dan kota-kota lainnya, massa menggeruduk kantor DPR, kantor polisi, hingga kantor pemerintahan kota/kabupaten. Massa meluapkan amarahnya dengan merusak fasilitas umum, bahkan melakukan pembakaran fasilitas dan gedung-gedung pemerintahan.

Melihat amukan massa yang tidak terkendali ini, polisi dan jajaran keamanan negara, mau tidak mau, atas perintah presiden, harus mengambil tindakan tegas demi memadamkan api amarah para demonstran. Namun, alih-alih jera, massa semakin beringas. Setelah terjadi pembakaran di mana-mana, massa berbondong-bondong mendatangi rumah-rumah anggota parlemen, melakukan penjarahan, dan perusakan di dalamnya.

Semua terjadi begitu cepat, bak tsunami yang datang secara tiba-tiba menghantam apa pun yang ada di hadapannya. Sebagian besar demonstran telah kehilangan kontrol, begitu pula dari pihak aparat negara yang mau tidak mau harus mematuhi perintah atasan; antara bertahan dan melawan balik para demonstran. Mereka semua, para demonstran dan para aparat, adalah sama-sama rakyat yang membayar pajak. Namun kenapa mereka saling memusuhi, menyakiti, bahkan membunuh satu sama lain?

Dari para pemegang otoritas pun terlihat kurang reaktif dalam membendung konflik ini. Bahkan, beberapa anggota parlemen memilih ke luar negeri untuk menghindari amukan demonstran—sebuah tindakan yang sangat tidak bertanggung jawab.

Rakyat dipaksa melawan sesama rakyat, kira-kira itulah yang terjadi saat ini. Sementara mereka yang menjadi wakil rakyat memilih lari dari kenyataan, seperti tikus-tikus yang lari terbirit-birit ketika melihat kucing. Kita semua tahu, bahwa tidak semua aparat adalah orang-orang bejat yang memanfaatkan jabatannya untuk memeras uang rakyat. Kita juga tahu tidak semua rakyat yang ikut demo adalah mereka yang melakukan tindakan inkonstitusional.

Namun, dalam kemelut demonstrasi, yang baik dan yang buruk telah melebur menjadi satu. Hanya ada dua pilihan: jika tidak teman, berarti musuh. Ditambah lagi, beberapa oknum dari kedua belah pihak yang memiliki kepentingan tertentu justru melakukan tindakan provokatif.

Kita semua yakin, pembakaran yang terjadi di banyak tempat hingga perampasan di rumah-rumah para anggota parlemen bukanlah ulah para mahasiswa ataupun buruh, melainkan oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Kita juga yakin bahwa aparat yang melakukan penabrakan, kekerasan, hingga penembakan hanyalah oknum yang memanfaatkan momen ini demi kepentingan sendiri.

Pada demonstrasi kali ini, andil mahasiswa dan buruh sangat sedikit sekali. Justru, mereka yang tidak diketahui dari kelompok mana malah yang mendominasi gerakan ini. Merekalah yang menginisiasi pembakaran, vandalisme, dan perampokan.

“Aksi ini sudah tidak sehat,” kata Bung Ferry di akun Instagram-nya. Memang demikianlah fakta lapangannya. Oleh karena itu, pesan untuk kita semua yang mencintai bangsa ini: hentikan sejenak aksi demonstrasi ini, agar terlihat siapa yang menjadi dalang dari semua ini.

Jangan mau terprovokasi oleh siapa pun dan apa pun. Ini bukan hanya tentang kita, aparat, dan parlemen. Tapi ada oknum-oknum tertentu yang ingin menghancurkan bangsa ini dengan mengadu domba sesama anak bangsa. Nyawa kita semua berharga. Jangan mati sia-sia.

Example 300250
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *