Scroll untuk baca artikel
Example floating
Example floating
Example 728x250
Jurnalisme WargaRegional

Semarak Upacara Kemerdekaan di Desa Kemloko

×

Semarak Upacara Kemerdekaan di Desa Kemloko

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

Minggu, 17 Agustus 2025, Desa Kemloko, Kecamatan Tembarak, Kabupaten Temanggung, dipenuhi semangat kebangsaan. Warga dari berbagai kalangan—anak-anak, remaja, orang tua, hingga tokoh Masyarakat dari 9 dusun berkumpul di jalan baru desa untuk melaksanakan upacara bendera memperingati Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia, mereka berkumpul mnggunakan baju adat, pakaian berwarna warni, hingga setelan seragam sekolah SD hingga SMA yang dipakai oloh kawula muda sehingga menimbulkan gelak tawa diantara para warga. Suasana pagi itu penuh warna merah putih, bendera berkibar di setiap sudut desa, sementara semangat warga terlihat dari wajah-wajah ceria yang hadir sejak pukul tujuh pagi.

Kegiatan ini terasa semakin meriah dengan keikutsertaan mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kelompok 11 UIN Salatiga yang sedang mengabdi di Desa Kemloko. Upacara dimulai dengan pengibaran bendera merah putih yang diiringi lantunan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Suasana khidmat menyelimuti jalan baru desa yang kini difungsikan sebagai pusat kegiatan. Jalan yang dulunya hanyalah sungai dengan kedalaman sekitar 12 meter itu kini sudah ditata menjadi akses penghubung utama. Perubahan itu menjadi simbol nyata pembangunan desa, sekaligus saksi sejarah peringatan kemerdekaan tahun ini.

Example 300x600

Dalam amanatnya, Kepala Desa Kemloko, Sasongko Abdi Utoro, menyampaikan pesan mendalam. Dengan suara lantang namun penuh keteduhan, ia menekankan bahwa kemerdekaan bukan sekadar dirayakan dengan kemeriahan seremonial. Lebih dari itu, kemerdekaan harus menjadi momentum refleksi dan evaluasi diri.

“Kemerdekaan yang sebenarnya adalah ketika kita mampu mengisi dengan hal-hal positif, mengevaluasi apa yang masih kurang, dan memperbaiki banyak aspek dalam kehidupan bermasyarakat,” ujarnya.

Pesan tersebut mendapat perhatian khusus dari warga. Beberapa orang tampak mengangguk tanda setuju, sementara mahasiswa KKN mencatatnya dalam hati sebagai pengingat penting akan makna kemerdekaan yang sejati. Sasongko juga menyapa mahasiswa KKN dengan penuh kehangatan, mengapresiasi kehadiran mereka yang telah membantu masyarakat desa selama menjalankan program pengabdian.

“Kami bangga ada mahasiswa yang mau turun langsung ke desa, berinteraksi, dan ikut menguatkan semangat kebersamaan. Kehadiran mereka menjadi warna baru bagi Desa Kemloko,” tambahnya.

Setelah upacara selesai, kemeriahan tidak berhenti. Panitia desa menggelar kegiatan jalan sehat dengan hadiah utama tiga ekor kambing dan berbagai hadiah lainnya. Masyarakat berjalan mengelilingi Desa Kemloko, yang rutenya melewati jalan baru bekas aliran sungai. Jalan sehat ini diikuti ratusan warga, mulai dari anak-anak yang berlarian penuh semangat, ibu-ibu yang berjalan sambil bercengkerama, hingga bapak-bapak yang tampak menikmati suasana santai. Mahasiswa KKN juga ikut serta, berjalan bersama warga, menyalami anak-anak, bahkan sesekali bercanda untuk memeriahkan suasana.

Momen jalan sehat menjadi ajang silaturahmi akbar. Warga yang mungkin jarang bertemu dalam keseharian bisa saling menyapa. Para mahasiswa pun semakin akrab dengan masyarakat, karena bisa berbincang ringan di sepanjang perjalanan. Rute yang dilewati menyajikan pemandangan sawah hijau, perbukitan, serta infrastruktur baru yang dulu tidak ada. Bagi warga Kemloko, jalan baru itu bukan hanya akses fisik, tetapi juga simbol perubahan, kerja keras, dan persatuan dalam membangun desa.

Sepanjang rute, terdengar canda tawa. Anak-anak membawa bendera kecil sambil menyanyikan lagu-lagu perjuangan. Beberapa mahasiswa KKN tampak sibuk mengabadikan momen dengan kamera mereka, mengumpulkan dokumentasi untuk laporan kegiatan sekaligus kenang-kenangan. Di pos-pos tertentu, panitia menyediakan air minum dan kudapan ringan untuk peserta jalan sehat, sehingga suasana semakin hangat.

Kepala desa kembali menegaskan, melalui kegiatan sederhana seperti jalan sehat, masyarakat diajak untuk menjaga kesehatan sekaligus memaknai kebersamaan. Menurutnya, pembangunan desa tidak hanya soal fisik, tetapi juga membangun jiwa warga agar lebih sehat, kompak, dan bersemangat menghadapi masa depan.

“Kalau kita sehat, kompak, dan terus bekerja sama, itulah kemerdekaan yang sebenarnya. Kemerdekaan bukan hanya simbol, tetapi kehidupan yang lebih baik bagi kita semua,” ujarnya.

Bagi mahasiswa KKN Kelompok 11, keterlibatan dalam upacara kemerdekaan dan jalan sehat ini menjadi pengalaman yang sangat berkesan. Mereka merasa diterima sebagai bagian dari keluarga besar Desa Kemloko. Salah satu mahasiswa bahkan menyampaikan bahwa pengalaman ini mengajarkan tentang arti kebersamaan dan kepedulian yang tidak bisa mereka dapatkan hanya dari bangku kuliah.

Acara peringatan HUT RI ke-80 di Desa Kemloko akhirnya ditutup dengan doa bersama dan pembagian doorprize jalan sehat. Beberapa peserta tampak senang membawa pulang hadiah sederhana berupa peralatan rumah tangga, sembako, hingga voucher belanja. Meski hadiah tidak seberapa, kegembiraan warga yang berkumpul dalam semangat persatuan adalah hadiah terbesar yang dirasakan semua pihak.

Oleh: Ahmad Yusron Chasani

Example 300250
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *