Oleh: Muhamad Khoirul Imam, Pengurus Departement Artistik UKM Jagad Layar Sinema UIN Salatiga 2024-2025
Komunikasi antaranggota dalam sebuah organisasi sangat penting untuk suksesnya sebuah organisasi dan untuk mengsukseskan program kerja yang ada disebuah organisasi. Oleh karena itu, komunikasi yang mengharuskan interaksi antar anggota lelaki dan perempuan tidak bisa dihindarkan untuk mencapai tujuan kesuksesan program kerja yang ada. Dan tidak menutup kemungkinan disebuah interaksi tersebut salah satu anggota menyimpaan sebuah perasaan cinta yang kemudian benih percintaan disatu lingkup organisasi itu muncul.
Jika sudah muncul benih cinta, maka akan ada niatan untuk mendekati dan menjadikannya pacar. Jika dilihat dari pengalaman penulis, penulis pernah mengalami yang namanya percintaan antar anggota organisasi. Anggap saja si perempuan bernama Putri dan si laki laki bernama Putra. Si Putra adalah pemuda lembut dan kalem yang selalu menjadi andalan setiap ada sebuah proyek atau program kerja yang akan dilaksanakan. Putra dan Putri kerap kali berdiskusi, bekerja sama, dan bertukar fikiran untuk meng sukseskan program kerja yang ada, dan kemudian lama kelamaan muncul benih perasaan cinta antara keduanya.
Singkat cerita, Putra dengan sikap dan senyum yang hangat dan semangat yang penuh, berhasil mendapatkan hati Putri. Begitu pula sebaliknya, kepedulian dan segala perhatian Putra kepada Putri membuat Putri tidak bisa menghindari rasa suka kepada Putra.
Seiring berjalannya waktu, mereka memutuskan untuk melakukan komitmen untuk saling menjaga satu sama lain. Menggagas dan menggarap program kerja bersama, saling bertukar cerita, sampai jika pergi kemana mana pun mereka selalu bersama. Bahkan ketika malam tiba ketika mereka sedang berada dirumah masing masing, mereka menyempatkan waktu untuk telefon agar bisa ngobrol bersama ahingga larut malam dan sampai tertidur pun telefon tidak dimatikan, atau bahasa anak gen Z biasa disebut dengan “sleep call”.
Semua berjalan lancar seiring berjalannya waktu dan program kerja yang mereka laksanakan berjalan lancar karena komunikasi mereka semakin baik. Tak sedikit juga angoota lain yang berpacaran dengan sesama organisasi dan semua berjalan lancar karena komunikasi mereka semakin hari semakin baik. Mereka semua yang berpacaran dengan satu anggota organisasi juga sering ngopi bareng disuatu tempat ngopi ketika malam hari.
Entah itu hanya sekedar bergurau, membicarakan isu isu terkait kampus, dan juga membahas proker proker yang akan dilaksanakan kedepannya. Sebenarnya tidak kita berpacaran dengan satu anggota organisasi. Apalagi yang membuat kedewasaan kita diuji, adalah ketika pasangan kita, memiliki satu jobdesk yang sama dengan laki laki lain.
Pasti kita merasa cemburu dan tidak enak hati melihatnya. Karena, disitu kita harus dituntut kuat untuk melihat pasangan kita bekerja sama dan berdekatan dengan lelaki lain untuk membahas program kerja kerja mereka. Itu yang dirasakan Putra ketika dia melihat Putri ngobrol dengan pria lain ketika ada program kerja yang bersangkutan dengan lelaki lain, begitu juga sebaliknya.
Tetapi disisi lain, disitu kita mengasah dan menguji sampai mana kedewasaan kita untuk berproses diorganisasi. Seiring berjalannya waktu, komunikasi Putra dan Putri sedikit berkurang karena memiliki kesibukan masing masing dan kurangnya perhatian satu sama lain. Di posisi itu, Putra menciba untuk tidak berfikir aneh aneh kepada Putri dan mencoba percaya kepada Putri bahwa Putri mampu menjaga komitmen satu sama lain dan tidak menggubris lelaki lain kecuali ada kepentingan.
Tetapi yang tidak disangka oleh Putra, si Putri melakukan apa yang ditakutkan oleh putra. Putri memutuskan untuk memilih berpisah dengan Putra dengan alasan belum siap untuk memiliki hubungan dan fokus dengan dirinya sendiri dulu. Disitu Putra hanya bisa menerima keputusan putri karena percuma juga jika suatu hubungan dipaksakan apalagi salah satunya sudah tidak mau. Di hari hari selanjutnya ketika Putra dan Putri sudah berpisah, mereka menjalani hari harinya masing masing dan tetap fokus dengan program kerja organisasi walaupun disitu ada sedikit rasa cangung.
Selang kurang lebih dua minggu, hal yang tidak disangka dan membuat Putra kaget, Putri malah berpacaran dengan satu anggota organisasi lainya yang tidak lain adalah teman Putra juga. Orang bernama Agus. Disitu Putra hanya bisa pasrah dan menerima kenyataan bahwa memang selama ini Putri hanya kesepian dan butuh teman bercerita saja, dan bukan untuk teman hidup.
Putra dikenal sebagai sosok yang dewasa dan mudah menerima apa yang terjadi dengan dirinya. Sehingga saat kejadian itu, dia berusaha memaksa dirinya untuk ikhlas, dan seiiring berjalannya waktu, dia bisa berdamai dan menerima, bahwa Putri direbut oleh temannnya sendiri yang bernama Agus yang bahkan teman satu organisasi.
Disitu kita belajar, bahwa melibatkan perasaan cinta didalam organisasi, hanya akan merasa senang sementara. Jika sudah putus, maka disitulah kedewasaan anggota organisasi diuji untuk saling profesional dalam organisasinya. Yang membuat Putra bersyukur, mereka bertiga bisa berdamai dengan itu semua dan tidak mempermasalahkan semua itu. Mereka tetap berteman seperti dulu lagi, bercanda, nongkrong bersama, dan menjalankan program kerja organisasi secara bersama mereka telah berdamai dengan semua. Disitu diartikan, mereka telah mencapai titik kedewasaan percintaan didalam sebuah organisasi.