Scroll untuk baca artikel
Example floating
Example floating
Example 728x250
BudayaKolom

Melemahnya Bahasa Daerah: Tantangan Identitas Budaya di Tengah Arus Digital

×

Melemahnya Bahasa Daerah: Tantangan Identitas Budaya di Tengah Arus Digital

Sebarkan artikel ini
Oplus_131072
Example 468x60

Oleh: Leury Winda Utami, Mahasiswi Fakultas Dakwah Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Salatiga

Melemahnya bahasa daerah di tengah arus digital merupakan salah satu tantangan besar yang dihadapi pada identitas budaya bangsa ini. Bahasa daerah bukan hanya alat komunikasi, tetapi juga mencerminkan budaya, sejarah, dan nilai-nilai yang diwariskan dari generasi ke generasi. Namun, di era modern ini, seringkali orang-orang mulai meninggalkan bahasa daerah karena lebih sering menggunakan bahasa nasional ataupun bahasa asing seperti bahasa Inggris yang dianggap lebih praktis dan bergengsi.

Example 300x600

Hal ini membuat generasi muda semakin jauh dari bahasa ibu mereka, bahkan ada yang tidak bisa lagi berbicara dalam bahasa daerah sama sekali. Seperti yang diungkapkan oleh Crystal (2000) bahwa bahasa daerah di Indonesia yang berjumlah lebih dari 700 bahasa juga terancam punah jika tidak ada upaya untuk melestarikannya. Ancaman ini semakin nyata di era digital, di mana bahasa nasional dan internasional mendominasi ruang publik dan platform digital.

Dari sudut pandang sosiolinguistik, fenomena “language shift” sering terjadi ketika bahasa lokal terdesak oleh bahasa yang lebih dominan, baik secara nasional (Bahasa Indonesia) maupun global (Bahasa Inggris). Fishman (1991) dalam teorinya tentang “language maintenance and shift” menjelaskan bahwa pergeseran bahasa terjadi ketika penutur lebih memilih menggunakan bahasa dominan untuk mendapatkan keuntungan sosial atau ekonomi.

Dalam era digital, dominasi ini semakin kuat karena media sosial, hiburan, dan teknologi lebih banyak mendukung bahasa global. Akibatnya, bahasa daerah sulit bersaing sebagai alat komunikasi modern.Berhubungan dengan teori yang di sebutkan Fishman (1991) tentang “Language maintanance and sift” yaitu teori “Linguistic Market” Yang disebutkan oleh Bourdieu (1991) menjelaskan bahwa bahasa daerah seringkali kalah bersaing dengan bahasa nasional ataupun internasional yang dianggap lebih prestisius.

Contohnya di dunia pekerjaan, pendidikan, media sosial, maupun kehidupan sehari hari, ada beberapa Public Figure yang lahir dan besar di pulau jawa tapi sayangnya dia tidak bisa mengucapkan, dan memahami bahasa Jawa di dalam lingkungannya yang mayoritas jawa seharusnya paham akan bahasa itu namun dia malah lebih memahami bahasa global yaitu bahasa inggris, dan mirisnya dalam pengucapan bahasa Indonesia pun tidak selancar menggunakan bahasa global.

Hal ini terjadi karena Value yang dipunyai bahasa Global ataupun bahasa nasional lebih tinggi dibandingkan bahasa daerah, karena dinilai dari segi keuntungan, dan segi sosial. Akibatnya masyarakat lebih memilih menekankan kepada anak anaknya mempelajarai bahasa Global, dan Nasional. Karena terbiasa dengan bahasa yang mereka pelajari, maka mereka tidak terbiasa dengan bahasa daerah dan bahkan lebih menyikapi bahwa bahasa daerah yang notabenya adalah ciri khas atupupun identitas suatu budaya kurang prenting.

Dari situ peran orangtua ataupun keluarga yang seharusnya mewariskan bahasa daerah sebagai identitas budaya malah menghilangkan fungsi tersebut, hal itu terjadi bukan hanya di pulau jawa tetapi banyak masyarakat yang ada di beberapa pulau di indonesia yang menerapkan hal itu, tentunya jika hal itu hilang yaitu “bahasa daerah” maka akan menghilangkan satu nilai bhineka tungal ika.

Maka dari itu, marilah kita sebagai bangsa indonesia yang selalu mengedepankan nilai Bhinneka tunggal ika harus tetap menjaga nilai nilai tersebut agar tetap utuh, Karena nilai nilai yang kita anggap sepele malah dianggap luar biasa di kalangan negara negara asing “Maka berkembanglah tanpa meninggalkan identitas budaya sebagai ciri khas Negara”

Example 300250
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *