Scroll untuk baca artikel
Example floating
Example floating
Example 728x250
BudayaMimbar Mahasiswa

Budaya Masyarakat Pedesaan di Tengah Gempuran Media Sosial

×

Budaya Masyarakat Pedesaan di Tengah Gempuran Media Sosial

Sebarkan artikel ini
Oplus_131072
Example 468x60

Oleh: Iqlima Azahra, Mahasiswa KPI UIN Salatiga

Dalam budaya pedesaan di tengah gempuran media sosial belakangan ini adalah bahwa meskipun perkembangan teknologi dan media sosial telah memberikan dampak positif terhadap cara berpikir dan hidup masyarakat, proses adaptasi yang sedang berlangsung dapat menghadirkan peluang dan tantangan yang signifikan dalam mempertahankan budaya pedesaan.

Example 300x600

Di satu sisi, media sosial memberikan akses tanpa batas terhadap informasi dan budaya global, memberikan akses bagi daerah pedesaan terhadap tren, ideologi, dan nilai-nilai yang sebelumnya sulit diakses. Namun, media sosial juga dapat melemahkan nilai-nilai tradisional masyarakat pedesaan. Informasi yang datang dengan cepat dan sering kali tanpa di filter dapat mempengaruhi pemikiran, gaya hidup, dan bahkan kebiasaan sosial mereka, dimana generasi muda lebih terbuka terhadap teknologi dan generasi lainnya lebih tradisional.

Dalam beberapa kasus, hal ini dapat mendorong fragmentasi identitas, karena budaya global menjadi lebih unggul. Sementara budaya lokal cenderung diabaikan atau diremehkan. Salah satu tantangan besarnya yaitu adalah menjaga keseimbangan antara penggunaan media sosial untuk pembangunan ekonomi dan kemajuan informasi. Pelestarian nilai-nilai budaya sudah menjadi ciri khas masyarakat pedesaan.

Akar Permasalahan

Budaya perdesaan saat ini menghadapi tantangan yang signifikan akibat pengaruh media sosial. Di satu sisi, media sosial menawarkan peluang bagi masyarakat desa untuk mengakses informasi serta memperkenalkan tradisi mereka kepada dunia yang lebih luas, sekaligus mempercepat interaksi antar komunitas. Namun, di sisi lain, ada dampak negatif yang tak dapat diabaikan, terutama terkait dengan hilangnya identitas dan nilai-nilai tradisional. Salah satu penyebab utama permasalahan ini adalah penetrasi media sosial yang cepat, yang sering kali membuat masyarakat desa terjebak dalam arus modernitas yang tidak terkendali.

Pengaruh media sosial seringkali merusak norma-norma lokal dengan mendominasi tren global, yang kadang kala bertentangan dengan nilai-nilai budaya setempat. Misalnya, budaya konsumtif dan individualistik yang sering dipromosikan di platform-platform karena hal ini bisa mengikis rasa kebersamaan dan gotong royong, yang merupakan inti dari kehidupan perdesaan. Selain itu, akses terhadap informasi yang tidak selalu akurat atau relevan dengan konteks lokal bisa menyebabkan pergeseran cara berpikir dan gaya hidup, menimbulkan konflik antara tradisi dan modernitas.

Menyelami Akar Masalah

Budaya masyarakat perdesaan ini yang terpengaruh pada media sosial saat ini, diperlukan edukasi digital yang berorientasi pada kemampuan mempertahankan budaya lokal sambil memanfaatkan teknologi dengan bijak. Kesadaran akan pentingnya pelestarian nilai-nilai lokal di tengah arus globalisasi juga menjadi hal yang sangat penting.

Media sosial harus dimanfaatkan sebagai sarana untuk menampilkan budaya perdesaan ke dunia luar, namun dengan pendekatan yang memperkuat identitas lokal, bukan menghapusnya. Ini berarti, meskipun media sosial dapat berfungsi sebagai alat untuk kemajuan, masyarakat perdesaan harus memiliki kemampuan untuk menyaring dampak negatif, sekaligus merawat aspek-aspek berharga dari warisan budaya mereka.

Masalah ketimpangan akses dan pemahaman teknologi di kalangan masyarakat desa juga berpotensi memperburuk kesenjangan sosial. Masyarakat yang kurang terpapar atau tidak terlatih dalam menggunakan media sosial dapat merasa tertinggal, sementara mereka yang lebih cepat beradaptasi mungkin terjebak dalam tren yang mengabaikan nilai-nilai lokal.

Oleh karena itu, tindakan kolaboratif antara pemerintah, masyarakat desa, dan sektor swasta sangat diperlukan. Pendidikan digital yang komprehensif tidak hanya seharusnya mengajarkan keterampilan teknis, tetapi juga kemampuan berpikir kritis terhadap informasi yang diterima. Dengan upaya bersama ini, diharapkan masyarakat perdesaan dapat menavigasi tantangan yang ada, memanfaatkan potensi media sosial, dan pada saat yang sama mempertahankan warisan budaya mereka.

Example 300250
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *