Scroll untuk baca artikel
Example floating
Example floating
Example 728x250
Feature

Membebaskan Diri dari Logika Mistika

×

Membebaskan Diri dari Logika Mistika

Sebarkan artikel ini
Oplus_131072
Example 468x60

Oleh: Fajri Rafly, Pengajar di Pesantren-Sekolah Alam Planet NUFO Rembang

Sepuluh tahun lalu, saya sering mengalami ketindihan, yaitu keadaan setengah sadar namun tidak bisa bergerak atau pun berbicara yang disertai dada terasa sesak. Saking seringnya, saya bisa mengalami sampai tiga kali ketindihan dalam satu malam. Ini sering kali membuat saya gelisah sehingga tidak bisa tertidur nyenyak. Saat mengalami ketindihan itu, acap kali muncul semacam bayangan hitam atau pun putih yang menyeramkan.

Example 300x600

Kala itu, saya menganggap bahwa hal itu disebabkan oleh gangguan makhluk halus yang ada di ruangan tempat saya tidur. Saya merasa penunggu atau makhluk tak kasatmata yang ada di ruangan itu lah yang menyebabkan saya mengalami ketindihan. Pikiran ini terus tertanam bahkan sampai saya masuk ke sebuah pesantren. Malah cerita-cerita mistis yang muncul di kalangan santri makin menguatkan keyakinan saya. Semenjak masuk pesantren, saya kemudian menyimpulkan ada sebuah pola kejadian yang menyebabkan saya ketindihan.

Di pesantren, setiap tiga bulan sekali akan ada perpindahan kamar. Setiap kali menempati kamar baru, saya pasti mengalami ketindihan. Kejadian itu terjadi berkali-kali selama saya berada di pesantren. Tiap kali terjadi selalu melibatkan bayangan gelap yang muncul sebelum saya lelap tertidur. Naifnya saya menganggap itu semacam “salam perkenalan” dari penghuni tak kasatmata di kamar baru.

Sampai akhirnya, terjadi perombakan kamar lagi. Namun kali ini, pengalaman ketindihan itu tak lagi menghampiri saya. Momen itu menjadi titik balik yang membuat saya mulai merenungkan, apa sebenarnya yang menyebabkan saya mengalami ketindihan selama ini?Sejujurnya, sebelumnya saya tidak pernah terpikir untuk mencari tahu alasan ilmiah di balik fenomena ini. Pikiran saya terlalu lama terperangkap dalam takhayul yang sudah mengakar kuat, ditambah lagi keterbatasan akses internet saat mondok membuat saya terlambat menyadari bahwa ketindihan sebenarnya memiliki penjelasan ilmiah yang logis dan rasional.

Dalam dunia medis, ketindihan dikenal dengan istilah sleep paralysis. Ini merupakan kondisi neurologis yang disebabkan oleh ketidaksinkronan antara otak dan tubuh saat fase tidur REM (Rapid Eye Movement). Dalam kondisi ini, tubuh secara alami lumpuh sementara untuk mencegah gerakan selama mimpi.Ketindihan sering kali dipicu oleh stres, kelelahan, atau kebiasaan tidur yang tidak teratur. Satu hal yang saya sadari adalah saya memang selama ini saya sering kali overthinking menjelang tidur.

Pikiran negatif dan kecemasan berlebih pada hal yang menyeramkan sering terlintas dalam benak saya. Ternyata aktivitas otak yang tinggi dapat membuat pikiran tetap “terjaga” sementara tubuh mulai memasuki fase tidur REM. Ini lah yang menyebabkan saya ketindihan atau sleep paralysis. Overthinking yang cenderung fokus pada pikiran negatif atau menakutkan dapat meningkatkan kemungkinan halusinasi selama sleep paralysis. Hal ini karena otak memproyeksikan ketakutan yang muncul sebelum tidur ke dalam pengalaman selama kelumpuhan tidur. Bayangan hitam atau putih yang menyeramkan adalah hasil dari hipnagogia atau halusinasi yang umum terjadi saat transisi antara tidur dan terjaga.

Apa yang saya alami di atas ternyata adalah pengaruh dari logika mistika. Istilah ini dikemukakan oleh Tan Malaka dalam bukunya, Madilog (Materialisme, Dialektika, Logika). Tan Malaka menggunakan istilah “logika mistika” untuk menggambarkan cara berpikir yang cenderung menggunakan kepercayaan mistis, takhayul, dan dogma sebagai dasar memahami suatu fenomena, tanpa menyentuh aspek rasionalitas atau ilmu pengetahuan. Dalam pengalaman saya, kepercayaan akan adanya “penghuni tak kasatmata” yang menyebabkan ketindihan merupakan manifestasi nyata dari logika mistika. Pemikiran ini membuat saya terperangkap dalam pola pikir irasional yang tidak hanya menakutkan tetapi juga membatasi saya untuk mencari kebenaran berdasarkan fakta.

Logika mistika seperti itu sering kali diwariskan melalui tradisi dan lingkungan sosial. Dalam konteks masyarakat kita, kepercayaan terhadap dunia mistis sudah menjadi bagian dari budaya. Banyak orang lebih mudah mempercayai keberadaan makhluk gaib dibandingkan mempelajari penjelasan ilmiah yang rasional. Hal ini diperkuat dengan cerita-cerita horor yang terus menerus diwariskan dari generasi ke generasi, baik melalui kisah lisan, media massa, maupun film.

Ketika logika mistika sudah mengakar, upaya membebaskan diri darinya membutuhkan kesadaran, keberanian, dan usaha yang tidak kecil.Tan Malaka melalui Madilog mengajarkan pentingnya pendekatan materialisme, dialektika, dan logika dalam memahami dunia. Pendekatan ini menuntut kita untuk menggunakan akal sehat dan ilmu pengetahuan sebagai dasar berpikir. Dengan cara ini, fenomena yang semula tampak misterius dapat dijelaskan dengan jelas dan rasional.

Dalam kasus sleep paralysis, pendekatan Madilog mengajak kita untuk tidak langsung menerima penjelasan mistis yang diwariskan secara turun-temurun, tetapi mencari bukti ilmiah yang mendasari fenomena tersebut. Ketika kita menggunakan pendekatan ini, kita tidak hanya memahami dunia dengan lebih baik tetapi juga mampu melepaskan diri dari rasa takut yang tidak berdasar. Namun, menerapkan Madilog dalam kehidupan sehari-hari tidaklah mudah.

Untuk itu, membutuhkan keberanian untuk mempertanyakan keyakinan yang telah lama dipegang dan melawan arus pemikiran dominan dalam masyarakat. Proses ini juga mengharuskan kita untuk terus belajar, membaca, dan menggali pengetahuan baru. Tetapi usaha ini sepadan karena hasilnya adalah kebebasan intelektual dan emosional yang luar biasa. Wallahu ‘alamu bi al-shawaab.

Logika mistika tidak hanya terbatas pada pengalaman individu seperti sleep paralysis. Dalam skala yang lebih luas, pola pikir ini dapat berdampak buruk pada pengambilan keputusan kolektif. Sebagai contoh, masih banyak masyarakat yang lebih percaya kepada dukun atau pengobatan alternatif tanpa dasar ilmiah dibandingkan berkonsultasi dengan tenaga medis profesional. Akibatnya, banyak penyakit yang seharusnya bisa diobati menjadi bertambah parah atau bahkan menyebabkan kematian. Na’udzubillah.

Tulisan saya selanjutnya akan menceritakan pengalaman saya dengan kepercayaan kepada ilmu sihir.

Bersambung …

Example 300250
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Feature

Oleh: Wortelina Aku kira aku akan menjadi orang…

Feature

Oleh: Perempuan Sebalik Tawa Hidup adalah sebuah pilihan….