Scroll untuk baca artikel
Example floating
Example floating
Example 728x250
OpiniTekno & Sains

Informatika: Perjalanan Menjadi Best Digital Citizen

×

Informatika: Perjalanan Menjadi Best Digital Citizen

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

Oleh: Algazella Sukmasari, S.Pd., Guru Informatika SMP Alam Nurul Furqon (Planet Nufo) Rembang

Konon, masyarakat Indonesia lebih akrab dengan istilah teknologi informasi dan komunikasi. Atau yang lebih famous disebut TIK. Sistem pendidikan TIK ini aslinya telah mengalami beberapa perkembangan sejak tahun 1980. Meski komputer di era ini menandai lahirnya komputer pribadi pertama atau PC (personal computer), hal ini tidak lantas menjadikan TIK menjadi bidang studi yang populer dan penting. Tidak banyak orang yang berkesempatan memakai atau bahkan memiliki komputer. Selain karena mahal dan komponennya cukup besar, sistem operasi yang tersedia pada komputer generasi ketiga juga tidak memadai.

Example 300x600

Kemudian, pada tahun 2000-an, terciptalah komputer dengan series pentium-nya dan mulai muncul warnet (warung internet) di mana-mana. Pembelajaran TIK untuk selanjutnya dilaksanakan di beberapa sekolah dasar dan menengah melalui mata pelajaran wajib. Materi yang diberikan pun cukup sederhana. Misalnya saja, penggunaan Windows XP atau 7 serta berbagai fitur aplikasi Microsoft (Word, PowerPoint, Excel, Paint). Sayangnya, pada masa itu, masyarakat masih tidak begitu mengindahkan hal-hal sepele seperti ini. Sebab, di masa belum adanya ponsel canggih dan akses internet yang lebih luas dan cepat, sebatas bisa menggunakan komputer tabung pun sudah dianggap mumpuni.

Seiring dengan perkembangan teknologi, pembelajaran TIK mulai dianggap sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari pendidikan secara umum. Apalagi ketika sudah ditemukannya smartphone dan internet berkecepatan 4G. Hal ini secara perlahan mengubah struktur masyarakat Indonesia. Bahkan kemudian, sekolah-sekolah tinggi berlomba menawarkan studi ini.

Antara TIK, Informatika, dan Literasi Digital

Charles Babbage memanglah pencetus informatika pertama kali serta dikenal sebagai “Bapak Komputer” dengan rancangannya, Difference Engine dan Analytical Engine, yang menjadi dasar bagi perkembangan komputer modern. Akan tetapi, ketika membicarakan Informatika yang berkaitan dengan teori komputasi dan perkembangan komputer modern, Alan Turing-lah tokoh kunci di sini. Terlepas dari skandal atau title-nya sebagai pahlawan perang Inggris.

Dalam makalah berbahasa Jerman berjudul Automatische Informationsverarbeitung, istilah “informatika” pertama kali tercipa dari seorang ilmuwan Karl Steinbuch pada tahun 1957. Hal ini menjadi inspirasi bagi Prof. Dr. Ir. Budi Rahardjo untuk membawa ketenaran informatika di panggung Indonesia. Hingga akhirnya, disiplin ilmu ini masuk ke dalam kurikulum baru-baru ini.

Sebuah hal yang bertepatan dengan peristiwa COVID-19, karena TIK untuk selanjutnya berubah nama menjadi Informatika. Virus melanda seluruh dunia, membuat sistem study from home & work from home alias karantina. Pemerintah mendorong sekolah-sekolah dan perguruan tinggi mengembangkan program e-learning sehingga memungkinkan siswa belajar secara daring menggunakan komputer atau perangkat mobile.

Lantas, apa yang membedakan TIK dan Informatika?

Istilah informatika sendiri berasal dari kata “informasi” dan “otomatisasi”, yang menggambarkan inti dari disiplin ilmu ini, yakni mengotomatisasi pengelolaan dan manipulasi informasi. Informatika di jenjang sekolah merupakan mata pelajaran wajib yang mempelajari teknologi informasi, sistem komputer, sistem operasi, dan perangkat komputer. Pelajaran ini menuntut siswa untuk berpikir secara komputasional, problem solving, dan pengembangan software-hardware

Jika dilihat-lihat, studi ini tentu memiliki cakupan yang lebih luas dibanding sekadar TIK. Berdasarkan konsep pembelajaran yang telah disusun oleh pemerintah, TIK justru menjadi salah satu aspek di dalam Informatika. Artinya, dalam Informatika, TIK akan dipelajari berikut bidang studi lain seperti robotik dan programming.

Mempelajari Informatika di era society 5.0 ini begitu bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari. Masa di mana AI bertebaran, kelas programmer menjamur, dan masifnya sosial media. Segudang manfaat Informatika pun diterapkan pada berbagai bidang: bisnis, pendidikan, industri, dan teknologi.

Berkaca pada hal ini, muncullah pertanyaan. Apakah kita sudah benar-benar bisa memanfaatkan teknologi ini dengan baik? Atau hanya sekedar fomo (fear of missing out)?

Menyikapi hal ini, pemerintah menawarkan solusi sebagai jalan memperbaiki kualitas diri agar kita tidak hanya fomo dan benar-benar bisa menggunakan teknologi dengan bijak. Hal ini menjadi dasar pemahaman akan konsep dasar Informatika secara garis besar, sehingga  harus dipegang secara teguh dan dijadikan pijakan menuju visi Informatika di Indonesia, “become well-being and best digital citizen”.

Solusi ini tidak lain dan tidak bukan ialah literasi digital. Di mana literasi digital merupakan kemampuan seseorang untuk menggunakan media digital secara bijak, cerdas, dan kritis. Untuk mengukur kemampuan literasi digital seseorang, total ada empat pilar yang harus dilalui, di antaranya: kecakapan digital, etika digital, keamanan digital, dan budaya digital.

Literasi digital dalam Informatika begitu penting, sebab teknologi digital kian memengaruhi kehidupan. Literasi digital dapat membantu seseorang untuk secara pintar menghindari hoaks serta melindungi data pribadi (digital safety). Tentunya hal ini demi tercapainya partisipasi aktif dalam masyarakat digital dalam pemanfaatan teknologi sebagai tujuan pribadi ataupun profesional. 

Singkatnya, tidak hanya kemampuan Informatika atau cakap secara digital saja untuk menjadi well human being. Ada tahapan-tahapan lain untuk membentuk citizen Indonesia menjadi netizen yang baik. Salah satunya, etika. Dengan etika, kita bisa menilai diri apakah layak menjadi netizen yang baik untuk menghadapi gempuran era AI atau justru mati terhanyut dan terlena.[*]

Example 300250
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *