Pondok Pesantren Alhamdulillah merupakan lembaga pendidikan islam yang didirikan oleh K.H. Ahmad Syahid Sholihun, didampingi oleh seorang istri pertamanya, Nyai Hj. Shofiyah, pada tahun 1952. Istri pertama beliau adalah putri dari kepala desa kemadu saat itu, selama pernikahan dengan Nyai Hj. Shofiyah, pasangan ini tidak dikaruniai keturunan. Namun Allah memberikan amanah kepada mereka untuk merawat Abdul Wahib sebagai anak angkat. Hingga akhirnya, tepat pada tanggal 5 Syawal 1414 H (18 Maret 1993 M), Nyai Hj. Shofiyah meninggal dunia. Oleh K.H. Cholil Bisri, K.H. Ahmad Syahid disarankan untuk menikah lagi agar kelak ada yang meneruskan dakwahnya.
Setelah wafatnya Nyai Hj. Shofiyah, K.H. Ahmad Syahid menikah dengan salah satu santrinya, Nyai Hj. Rohmawati Syahid. Dari pernikahan ini, beliau dikaruniai dua anak, yaitu Gus Muhammad Luthfi Robi’ Akbar (Gus Obi’) dan Ning Syafiqoh Zuhda Samiyah Zainabiy (Ning Sya).
Nyai Hj. Rohmawati Syahid dan K.H. Ahmad Syahid dahwah secara bersama selama 10 tahun. Namun, pada tanggal 3 september 2004 M (18 Rojab 1925 H), KH. Ahmad Syahid meninggal dunia. Sejak saat itu, tanggung jawab untuk mengasuh pondok pesantren berada ditangan Nyai Hj. Rohmawati Syahid. Menurutnya, menjadi pengasuh pondok pesantren diusia muda tidaklah mudah. Namun, dengan keyakinan, kemantapan hati dan pertolongan Allah SWT, beliau mampu mengembangkan Pondok Pesantren hingga saat ini.
—
Asal Usul Nama “Pondok Pesantren Alhamdulillah”
Pondok Pesantren Alhamdulillah merupakan cikal bakal pesantren yang diberi nama oleh K.H. Cholil Bisri, terinspirasi dari pendirinya yang sering kali mengucapkan lafadz syukur “Alhamdulillah”.
Awalnya, pesantren ini hanyalah sebuah langgar dengan kondisi bangunan sederhana, berfungsi sebagai tempat mengaji, sholat, dan tidur bagi santri. Meski sederhana, banyak santri dari daerah Jawa Tengah khusunya Blora yang mengikuti pengajian malam yang diisi oleh K.H. Ahmad Syahid.
Dengan tekad dan kesabaran yang mendalam, K.H. Ahmad Syahid mendapat amanah dari masyarakat sekitar untuk mengubah langgar tersebut menjadi sebuah pondok pesantren. Ada hal unik yang melatarbelakangi berdirinya pondok pesantren Alhamdulillah, yaitu sejak 1952 M hingga sekarang, pesantren ini tidak memiliki papan nama dipinggir jalan. Hal ini K.H. Ahmad Syahid tidak menyukai sifat “Kemanggok” ( Sombong ). Selain itu, gelar kyai bagi beliau bukan berasal dari akademik, tetapi diberikan oleh masyarakat. Oleh karna itu, pesantren ini dikenal sebagai “Pesantren Alhamdulillah” diambil dari K.H. Ahmad Syahid yang sering berdzikir dengan lafadz “Alhamdulillah”
Saat ini, Pondok Pesantren Alhamdulillah memiliki dua lokasi :
- Pondok Pesantren Alhamdulillah Putri – Terletak disebelah timur ndalem (Rumah K.H. Ahmad Syahid Sholihun).
- Pondok Pesantren Alhamdulillah Putra – Terletak di sebelah barat ndalem, dekat makam Mbah Syahid dan istri pertamanya (Nyai Hj. Shofiyah).
—
Perkembangan Lembaga Pendidikan
Setelah wafatnya K.H. Ahmad Syahid pada tahun 2004, Pondok Pesantren Alhamdulillah mendirikan MTs Arrohman sebagai lembaga formal. Sebagian besar santri pondok pesantren ini bersekolah di MTs tersebut untuk mengimbangi pendidikan agama dan umum. Namun para wali santri merasa bahwa pendidikan di tingkat MTs saja tidak cukup, sehungga mereka mengusulkan pendirian sekolah setingkat SMA agar santri tetap belajar di lingkungan pesantren tanpa harus sekolah di luar yayasan.
Satu bulan setelah usulan tersebut, Pengurus Yayasan Alhamdulillah mengadakan rapat untuk pendirian sekolah. Setelah beberapa perdebatan, akhirnya diputuskan untuk mendirikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), bukan SMA atau Madrasah Aliyah (MA). Pemilihan SMK dilakukan agar santri mendapatkan keterampilan yang lebih aplikatif dan sesuai dengan perkembangan zaman.
—
Pendidikan Kewirausahaan di Pesantren
Selain pendidikan agama dan formal, Pondok Pesantren Alhamdulillah juga mengajarkan santri untuk menjadi entrepreneur. Pesantren ini memiliki berbagai Unit usaha dan keterampilan, seperti :
- Peternakan sapi,
- Pembuatan tahu,
- Konveksi,
- Mesin jahit dan bordir, serta
- Pembuatan roti ( Bakery ).
Dengan adanya program ini, diharapkan santri tidak hanya memiliki bekal ilmu agama dan akademik, tetapi juga keterampilan yang bias digunakan untuk kehidupan setelah lulus dari pesantren.
Wallahu’alam bii as – shwab
Editor : Hkm_26