Scroll untuk baca artikel
Example floating
Example floating
Example 728x250
Mimbar Mahasiswa

Belajar Demokrasi dari Pemilu Organisasi Mahasiswa

×

Belajar Demokrasi dari Pemilu Organisasi Mahasiswa

Sebarkan artikel ini
Oplus_131072
Example 468x60

Oleh: Khusna Istikmamul Umma Afifi, Mahasiswa UIN Salatiga, Koordinator OSIS MAN/MAS Kabupaten Purworejo 2023-2024

Penerapan prinsip demokrasi di lingkungan kampus sangat penting untuk membentuk karakter mahasiswa yang kritis, partisipatif, dan bertanggung jawab. Demokrasi di kampus tercermin melalui kebebasan berpendapat, diskusi terbuka, dan penghargaan terhadap perbedaan pandangan.

Example 300x600

Mahasiswa diberikan ruang untuk menyuarakan ide, aspirasi, serta kritik mereka terhadap berbagai kebijakan kampus, baik melalui forum diskusi, organisasi mahasiswa, maupun media kampus. Selain itu, demokrasi kampus juga diwujudkan melalui pemilihan umum badan eksekutif mahasiswa, seperti BEM dan DPM, yang dilakukan secara transparan, adil, dan bebas dari intervensi.

Setiap mahasiswa berhak mencalonkan diri maupun memilih wakilnya tanpa tekanan. Proses ini mengajarkan nilai-nilai penting seperti integritas, akuntabilitas, serta tanggung jawab sosial. Melalui pengalaman ini, mahasiswa belajar tentang pentingnya keterlibatan aktif dalam proses pengambilan keputusan.

Proses demokrasi di kampus juga diwujudkan melalui pelaksanaan pemilihan umum untuk memilih badan eksekutif dan legislatif mahasiswa secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil. Dalam proses ini, mahasiswa tidak hanya belajar tentang prosedur demokrasi, tetapi juga nilai-nilai integritas, akuntabilitas, dan kepemimpinan yang beretika. Partisipasi aktif dalam pemilihan ini mendorong kesadaran kolektif akan pentingnya keterlibatan dalam pengambilan keputusan bersama.

Di samping itu, penerapan demokrasi di lingkungan kampus mendorong terciptanya budaya dialog yang sehat, menghargai perbedaan, dan mengutamakan musyawarah untuk mencapai mufakat. Hal ini membentuk mahasiswa menjadi individu yang tidak hanya unggul secara akademis, tetapi juga memiliki kepekaan sosial dan kemampuan untuk berkontribusi dalam kehidupan bermasyarakat secara demokratis dan beradab.

Saat itu, aku baru semester satu dan belum terlalu aktif di kegiatan kampus. Tapi aku kenal dengan salah satu kakak tingkat yang sudah lebih dulu bergabung di organisasi mahasiswa, mengajak saya ikut meramaikan pemilu organisasi. Awalnya saya cuma penasaran, karena bagi saya pemilu itu biasanya identik sama hal-hal besar kayak pemilu nasional. Ternyata di kampus, suasananya juga nggak kalah seru.

Prosesnya lumayan lengkap: terdapat pendaftaran calon, penyampaian visi-misi, debat kandidat, sampai hari pencoblosan. Aku ikut hadir di acara debat terbuka melalu via online pada setriming youtube, dengar para calon ketua beradu argumen soal program kerja dan rencana ke depan. Ada yang fokus kedalam bidang akademik, ada yang lebih ingin memperkuat solidaritas antaranggota.

Dari situ saya belajar bagaimana pentingnya memiliki pemimpin yang hanya bukan pintar dalam ngomong, tapi juga bisa menjawab pertanyaan dengan jujur dan lugas. Di hari pemilihan, saya merasa benar-benar punya suara untuk menentukan arah organisasi ke depan. Setelah nyoblos, saya merasa puas karena sudah ambil bagian dalam proses demokrasi kecil di kampus. Ternyata ikut pemilu organisasi nggak cuma soal pilih siapa yang dikenal, tapi benar-benar memahami siapa yang paling siap membawa perubahan.

Dari pengalaman sederhana itu, saya jadi lebih menghargai arti keterlibatan aktif dalam organisasi dan betapa pentingnya suara kita, sekecil apa pun, dalam membentuk sesuatu yang lebih besar. Jadi menurut pengalaman saya pribadi, dalam kehidupan yang saya alami pada lingkungan kampus terdapat penerapan berdemokrasi salah satu kegiatan yang di lakukan.

Sebagai contoh berdemokrasi adalah bagaimana proses berjalannya kegiatan pemilihan ketua organisasi yang dapat menjadi wadah aspirasi mahasiswa, demokrasi dalam organisasi melatih kemampuan berpikir kritis, berdiskusi secara sehat, dan mencari solusi bersama atas setiap masalah yang muncul. Ketika keputusan diambil melalui musyawarah atau voting, anggota belajar untuk menghormati perbedaan pendapat dan menerima hasil keputusan mayoritas dengan lapang dada. Nilai-nilai ini tidak hanya penting dalam konteks organisasi, tetapi juga membentuk karakter individu untuk kehidupan bermasyarakat yang lebih luas.

Terakhir, demokrasi mendorong munculnya kepemimpinan yang bertanggung jawab dan akuntabel. Pemimpin yang terpilih melalui proses demokratis memiliki legitimasi yang kuat dan berkewajiban untuk menjalankan amanah dengan sebaik-baiknya. Ini menciptakan budaya organisasi yang transparan, adil, dan dinamis, di mana setiap perubahan lahir dari keterlibatan aktif semua anggotanya. Dengan demikian, berdemokrasi bukan hanya hak, tetapi juga kunci untuk membangun organisasi yang maju dan berkelanjutan.

Example 300250
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *