Pikiranbangsa.co – Suasana hangat dan religius menyelimuti acara Tasyakuran Walimatul Umrah Mbah Mugi Rahayu dan Mbah Sukarti yang diselenggarakan pada Selasa malam (30/07) di Dusun Jaten. Dalam rangka menyambut keberangkatan ibadah umrah, keluarga besar Mbah Mugi Rahayu dan Mbah Sukarti menyelenggarakan acara tasyakuran walimatul umrah sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT. Acara ini digelar di kediaman mereka, dengan harapan perjalanan ibadah ke Tanah Suci diberikan kelancaran, keselamatan, dan keberkahan.
Tasyakuran ini turut dihadiri oleh para warga sekitar, tokoh masyarakat, serta mahasiswa KKN MIT 20 POSKO 121 UIN Walisongo yang tengah menjalankan program pengabdian masyarakat di dusun tersebut. Mahasiswa KKN ikut terlibat dalam berbagai aspek kegiatan, seperti membantu persiapan konsumsi, dokumentasi, serta mendampingi jalannya acara.
Acara dimulai pada pukul 19.50 WIB dengan lantunan hadroh sebagai pembuka, dilanjutkan pembacaan tahlil pada pukul 20.10 WIB. Puncak acara diisi dengan tausiah yang disampaikan oleh Kyai Maryadi, S.Pd, yang memberikan pesan-pesan kehidupan yang sarat makna.
Dalam tausiahnya, Kyai Maryadi mengingatkan pentingnya menjaga dua hal utama untuk hidup sehat, yaitu hati dan perut.
“Jangan masukkan sembarang hal ke dalam hati, agar kita terhindar dari sakit hati. Begitu pula dengan perut, jangan sembarang makan agar terhindar dari penyakit,” ujar beliau.
Beliau juga mengajak jamaah untuk fokus dalam tiga hal penting dalam hidup, yakni:
- Mempersiapkan bekal untuk kematian, karena itu adalah hal yang pasti.
- Mencari kebutuhan hidup yang halal dan mencukupi.
- Mencari kesenangan hidup yang dibenarkan oleh agama.
Acara berlangsung dengan lancar dan penuh kekhidmatan, ditutup dengan doa bersama dan salam-salaman. Kegiatan ini tidak hanya menjadi momen syukur atas perjalanan spiritual Mbah Mugi Rahayu dan Mbah Sukarti, tetapi juga mempererat hubungan antarwarga serta mahasiswa KKN yang sedang mengabdi. Kehadiran dan keterlibatan mahasiswa KKN menjadi wujud nyata kolaborasi antara dunia akademik dan kehidupan masyarakat.
Oleh: Salisa Iffati – Anggota KKN 20 Posko 121 UIN Walisongo