Oleh: Aditya Ridho Pambudi, Mahasiswa Prodi KPI UIN Salatiga
Hai, namaku Galang. Aku seorang mahasiswa semester 5 yang hidup sederhana. Aku tinggal di sebuah pedesaan kecil dengan rumah sederhana dan mempunyai 2 adik kecil. Awalnya aku hidup dengan menjadi manusia yang biasa saja, tidak gila harta dan tidak pernah mengecewakan keluargaku. Tidak hanya itu, aku juga selalu mendapatkan rangking ketika SD dan SMP.
Akan tetapi, semua berubah saat keluargaku mulai kekurangan ekonomi, yang membuat aku mencari cara agar semua menjadi normal. Dari mencoba kerja part time hingga mencoba menjalani bisnis kecil-kecilan sendiri. Namun, semua berubah. Beberapa waktu terakhir, aku sering melihat orang orang dengan gampangnya mencari uang dengan main judi online, bahkan teman sekelasku banyak sekali yang bermain judi online, melihat orang-orang menjual barang barang berharga mereka untuk judi online yang tidak pasti hasilnya.
Melihat banyak sekali berita yang sedang marak tentang kasus judi online membuat mereka bunuh diri, hingga hutang online di mana mana.
“Aku tidak akan menyentuh web itu!” kataku dengan yakin.
Tetapi semua berubah ketika aku kehilangan sosok ayah yang membiayai semasa hidupku. Aku harus menjadi tulang punggung di saat aku tidak mempunyai pekerjaan. Ya, aku di pecat karena kinerjaku menurun. Itu karena aku kurang tidur.
Kehilangan sosok ayah membuatku sangat rapuh, akhirnya aku mencoba web judi tersebut, karena aku tidak tahu cara mendapatkan uang dengan cepat. Awalnya aku hanya coba-coba, karena sepertinya sangat mudah sekali mendapatkan uang dari judi online. Aku mencoba dengan bertaruh uang 50 ribu. Aku mulai bermain, dan terasa sangat mudah untuk mendapatkan uang. Dalam waktu kurang dari 5 menit, aku berhasil menarik uang 200 ribu rupiah.
Aku mulai kecanduan. Setiap hari, judi online menjadi pekerjaan yang menyenangkan. Sampai-sampai, kuliahku terabaikan. Sepanjang hari aku bermain judi online. Namun, di situlah awal kehancuran keluargaku. Uang yang seharusnya untuk membayar semesteran kuliahku, terpaksa aku coba putar uang itu di perjudian online. Apa hasilnya? Hangus, hilang tak tersisa. Dalam waktu kurang dari sehari, uang 10 juta yang harusnya untuk melanjutkan kuliahku hangus begitu saja, aku mulai bingung karna web yang biasanya gacor parah untuk bermain sekarang membuatku bangkrut. Tapi aku yakin, pasti besok uang 10 juta itu akan kembali.
“Mungkin seakarang servernya sedang jelek,” kataku dalam hati menghibur diri.
Keesokan harinya aku mencoba mengendap-endap mengambil perhiasan ibuku yang di simpan di lemari. Setelah mendapatkan perhiasan tersebut aku langung menuju ke pegadaian. Aku berharap, dari uang perhiasan bisa mengembalikan semuanya, dari uang SPP-ku hingga aku bisa mengambil kembali perhiasan ibu yang berada di pegadaian tersebut.
Setelah mendapatkan uang kurang lebih 5 juta, tanpa pikir panjang aku langsung bergegas ke sebuah toko untuk menukarkan uang tersebut menjadi saldo. Setelah mendapatkan suara sado masuk, aku bergegas pulang, dalam perjalanan aku membuka web tersebut untuk mengembalikan saldo yang kemarin sudah terkuras habis.
“Ayo kali ini pasti bisa lebih dari uang yang kemarin keluar!” gumamku meyakinkan diri.
Dalam perjalanan pulang, aku sangat senang karena uang 5 juta semakin meningkat menjadi 9 juta. Dengan nafsu yang sudah menggebu-gebu, aku yakin semua akan kembali bahkan untung banyak.
“Nah kan, apa kataku. Kemarin hanya kurang beruntung saja. Nah saatnya bet besar karena uang sudah mulai naik!” selorohku dengan penuh keyakinan.
Dengan perasaan senang, aku memulai kembali permainan tersebut. Namun, tak berselang lama uangku turun hingga akhirnya habis. Aku kesal, karena harusnya uang 9 juta sudah bisa aku tarik, tetapi karena nafsu yang berlebihan akhirnya uang itu habis kembali.
Aku merasa bodoh karena itu adalah harta terakhir keluargaku. Aku merasa tidak ada lagi yang bisa di taruhkan, hingga sedikit akalku muncul untuk mengajukan pinjaman online. Aku mencoba beberapa apikasi untuk mendapatkan pinjaman, dan akhirnya aku mendapatkan uang 7 juta rupiah.
“Aku harus membalas semuanya. Uangku sudah habis 15 juta dan kali ini aku pasti menang!”
Aku taruhkan semua hartaku untuk mengembalikan uang kuliahku dan perhiasan ibuku. Kali ini aku bermain pelan pelan, waktu demi waktu aku habiskan untuk bermain judi hingga malam pun tiba. Uang 7 juta dari pinjamanpun mulai habis, aku sangat kesal dan sangat amat bingung. Karena banyak sekali uang yang sudah aku keluarkan dan tidak menghasilkan apapun.
Harapanku mulai runtuh ketika uang 7 juta terakhirku tinggal 2 ribu rupiah, aku melempar hpku dan berteriak. Seketika ibu mulai mendatangi kamarku, bertanya tentang keadaanku. Aku pun bingung harus bercerita bagaimana karena uang yang seharusnya untuk kuliah dan perhiasan yang ibu simpan untuk kebutuhan mendesak, aku habiskan hanya untuk bermain judi dan berharap mendapatkan uang yang lebih. Aku lemas dan bersandar di pundak ibuku. Pikiranku berkata “Andai aku tidak mengikuti mereka. Andai aku tidak nafsu mungkin hidupku akan jauh lebih tenang sekarang!”
Dan semenjak kejadian itu aku benar benar hancur. Aku pelan pelan menjelaskan kepada ibu atas semua yang aku lakukan. Ibu tidak hanya kaget tetapi hingga tak bisa berkata kata, karena anak yang ia rawat, ia besarkan, dan yang ia harapkan bisa diandalkan untuk menjadi tulang punggug ketika sudah lulus kuliah, sekarang harus berhenti karena sudah tidak memiliki uang lagi untuk membiayai kuliah.
Tidak hanya itu, sangat disayangkan 2 adikku harus berhenti sekolah karenaku. Aku sangat menyesal, tak ada yang bisa aku lakukan lagi. Aku mencoba pergi untuk mencari pekerjaan dan meninggalkan adik-adikku serta ibuku. Aku mencoba bertanya kepada teman-temanku, karena mereka sudah tau bahwa aku adalah pemain judi online. Banyak sekali teman yang menolakku, karena takut aku tidak bisa berkerja dengan baik dan mereka takut uangnya di curi olehku untuk bermain judi online, meski aku sudah berkata bahwa aku sudah tidak bermain lagi. Mereka berkata, “Penjudi akan tetap menjadi penjudi.”
Sekarang tidak ada yang bisa memberikanku pekerjaan. Aku putus asa dan tak tahu harus bagaimana lagi kedepannya. Namun, aku tidak berhenti berusaha. Memang tidak mudah mengubah takdir ini. Tapi aku tidak akan menyerah, karena hanya itu untuk membuktikan bahwa aku bukan pengkhianat keluarga. Aku yakin, menjadi lebih orang baik, akan menemukan jalan terbaik untuk menang yang sesungguhnya, meski bukan sekarang.
Itulah sedikit ceritaku. Pesan moral yang bisa diambil, berjudi adalah permainan yang tidak ada menangnya. Kecanduan, utang, dan penyesalan adalah harga yang terlalu mahal untuk dibayar. Stop judi sekarang karna itu bisa merusak masa depanmu!