Scroll untuk baca artikel
Example floating
Example floating
Example 728x250
Cerpen

Keabadian Sahabat Kecil

×

Keabadian Sahabat Kecil

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

Oleh : Avinatu Mualimah, Mahasiswa Prodi Pendidikan Fisika 2025 Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta

Seorang remaja bernama Keyna, berusia 15 tahun. Pada hari Jumat dia berangkat ke sekolah dengan keadaan mata sembab dan bibir pucat, saat tiba di kelas Keyna langsung menuju bangku paling belakang dan duduk di bangku itu sambil melamun. Ada teman sebangku Keyna yang bernama Rike, ia menyadari kondisi Keyna yang tidak seperti biasanya, Rike langsung bergegas menghampiri Keyna dan menanyakan keadaannya.

Example 300x600

“Hai, apa yang terjadi denganmu?, kenapa kamu pucat sekali?” tanya Rike sambil mengelus Pundak Keyna.

“Aku baik-baik saja,” ucap Keyna.

Mendengar jawaban Keyna yang tidak ingin memberi tahu apa yang terjadi, Rike langsung menjauh dari bangku Keyna. Rike tidak percaya kalau temannya itu baik-baik saja, karena seorang Keyna yang biasanya penuh semangat, ceria, dan banyak ngomong itu mendadak diam seribu bahasa dan murung. Saat bel masuk sudah berbunyi Rike kembali ke tempat duduk di samping Keyna, dengan rasa penasarannya Rike terus melihat ke arah Keyna. Setelah jam pelajaran selesai siswa meninggalkan kelas dan pergi ke kantin, tapi tidak dengan Keyna dan Rike. Di kelas cuma tinggal mereka berdua, Rike masih sangat khawatir dengan kondisi Keyna.

“Di sini tinggal kita berdua, apa kamu mau cerita?” tanya Rike.Tanpa jawaban sepatah kata Keyna pun langsung memeluk Rike sambil menangis.

Melihat Keyna yang menangis di pelukan Rike, Rike semakin khawatir. “Sebenarnya apa yang terjadi?” tanya Rike.

Keyna melepas pelukan. “Jam 03.00 tadi aku dapat kabar kalau Evin sahabat kecilku masuk Rumah Sakit, padahal kemarin kita masih bercanda bareng menertawakan hal-hal lucu,” ucap Keyna sambil mengusap air mata.

Akhirnya Rike tau apa yang membuat temannya itu sedih dan murung, setelah itu Rike langsung menenangkan Keyna dan ingin mengantarkan Keyna sepulang sekolah untuk menjenguk Evin di Rumah Sakit.

“Nanti sepulang sekolah aku antar kamu buat jenguk Evin, ya,” ucap Rike sambil memeluk Keyna.

“Boleh, aku sangat khawatir dan ingin melihat kondisi Evin saat ini,” jawab Keyna.

“Ayo sekarang kita makan dulu, biar kamu ga sakit!” ucap Rike sambil menarik tangan Keyna.

Mereka berjalan ke kantin untuk beli makan. Setelah makan mereka kembali lagi ke kelas dan melanjutkan pembelajaran sampai jam terakhir.

#Pukul 15.15

Waktu sudah menunjukkan pukul 15.15 artinya bel pulang sekolah akan segera berbunyi, dan benar saja tak lama kemudian bel pulang sudah berbunyi.

“Ayo Key keluar, takutnya nanti kita kesorean pulangnya, soalnya masih mau ke RS juga kita.” ucap Rike.

“Iya Ke, terima kasih ya sudah mau menemani aku buat jenguk Evin.” jawab Keyna sambil beranjak dari tempat duduk.

Sesampainya di Rumah Sakit Keyna dan Rike langsung menuju ke ruangan tempat Evin berada.

“Assalamualaikum Wr. Wb.” ucap Keyna dan Rike sambil membuka pintu ruangan itu.

“Wa’alaikumsalam Wr. Wb.” jawab semua orang yang ada di dalam ruangan.

Evin melihat kedatangan Keyna langsung memanggilnya dan menyuruh Keyna untuk duduk di dekatnya. Keadaan Evin saat ini, badannya sangat panas dan pucat.

“Apa yang kamu rasakan sekarang Vin?” tanya Keyna.

“Aku ga tau, aku hanya merasa lemas,” jawab Evin.

Mereka lanjut bercerita, dan hari semakin sore menunjukkan pukul 17.00. Rike mengajak Keyna untuk pulang, mereka berdua pun berpamitan dengan Evin dan keluarganya.

“Vin, kita pulang dulu, ya. Cepat sembuh!” ucap Keyna sambil mengelus tangan Evin.

“Iya Key, terima kasih ya,” jawab Evin.

Keyna dan Rike pun pulang. Sesampainya di rumah Keyna bukan semakin tenang setelah melihat keadaan Evin, justru tambah cemas.

“Kenapa perasaanku tentang Evin semakin tidak enak, ya,” ucap Keyna dalam hati sambil meneteskan air mata.

Keyna langsung mengirim pesan kepada Evin untuk menanyakan kabarnya lagi, tapi tidak ada balasan dari Evin. Tak kuasa menahan tangis akan perasaan khawatirnya, Keyna langsung masuk ke kamar dan menangis sejadi-jadinya di dalam kamar. Saking lamanya Keyna menangis, ia sampai ketiduran.

#Pukul 02.15

“Kring–Kring…” suara dering HP Keyna.

Keyna langsung bangun, berharap itu balasan dari Evin. Tapi setelah membuka beranda pesan masih tidak ada notifikasi dari nomor Evin. Dering HP berkali-kali tadi ternyata dari tetangga dan teman sekolahnya. Keyna membuka pesan dari tetangganya yang mengatakan bahwa Evin telah tiada “Mbak, Evin meninggal.”

Keyna setelah membaca itu langsung bengong dan sangat mempertanyakan apa itu hanya mimpi, setelah Keyna sadar kalau itu tidak mimpi. Keyna langsung menjerit dan menangis, ibu Keyna yang mendengar Keyna menangis langsung datang dan membuka pintu kamar Keyna.

“Kamu kenapa?” tanya ibunya.

“Evin buk, Evin meninggal,” jawab Keyna dengan isak tangisnya.

Mendengar kabar bahwa sahabat Keyna meninggal, ibunya Keyna juga langsung menangis dan memanggil budenya Keyna untuk memberi tahu kabar bahwa Evin talah tiada.

Keyna sangat tidak berdaya usai mendengar kabar itu. Teman-teman dekatnya langsung berdatangan ke rumah Keyna untuk menenangkan Keyna. Setelah azan subuh mereka semua langsung bergegas menuju rumah Evin, ternyata jenazah Evin baru sampai juga dari Rumah Sakit. Keyna melihat kedatangan ambulans itu langsung duduk lemas di tengah jalan dan tak kuasa menahan tangisnya. Keyna di gandeng ibu dan temannya untuk menuju rumah Evin, sesampainya di rumah Evin, Keyna langsung meminta untuk melihat jenazah Evin yang terbaring kaku di atas meja dengan kain yang menutup sekujur tubuhnya. Setelah membuka kain yang menutupi wajah Evin, Keyna langsung menangis dan tak sadarkan diri.

Di saat Keyna tidak sadarkan diri ia seperti merasakan kehadiran Evin di mimpinya, Evin meminta maaf karena belum sempat membalas pesan dari Keyna. Kemudian Keyna sadarkan diri dan lanjut menangis tapi tidak ada suaranya, sampai akhirnya jenazah Evin akan segera di makamkan. Saat jenazah diangkat dan di masukkan ke ambulans, Keyna kembali hampir tak sadarkan diri lagi. Awalnya Keyna dilarang untuk ikut ke pemakaman karena semua orang khawatir melihat kondisinya, tetapi Keyna berusaha kuat agar bisa ikut ke pemakaman. Akhirnya Keyna dibolehkan ikut dengan syarat “tidak boleh menangis lagi dan harus ikhlas”. Semua berangkat ke pemakaman untuk mengantar jenazah Evin.

Setelah proses pemakaman selesai, semua orang meninggalkan pemakaman. Tapi Keyna belum mau diajak pulang, karena masih ingin bersama Evin. Keyna terus dibujuk oleh teman-temannya agar mau diajak pulang. Akhirnya Keyna mau diajak pulang, tapi sepanjang jalan pulang Keyna terus menangis sambil memanggil nama Evin. Saat tiba di rumah Keyna langsung masuk kamar dan mengunci pintunya, ia kembali menangis dari siang hingga malam.

Hari-hari Keyna setelah kepergian Evin sangat berubah drastis, yang awalnya suka cerita, ceria, dan bersemangat kini menjadi Keyna yang pendiam.Waktu sudah berjalan hampir dua minggu setelah kepergian Evin, tapi Keyna masih mengurung diri di kamar dan masih menangisi kepergian Evin. Keyna sangat merasa kehilangan karena mereka berdua biasanya 24 jam menghabiskan waktu bersama. Kini Keyna apa-apa harus sendiri, yang dulu selalu sama Evin. Keyna sampai saat ini belum percaya akan kepergian Evin, ia selalu beranggapan Evin masih ada di sekitarnya.

Setelah Keyna memberanikan diri untuk datang ke makam Evin, hampir tiap hari Keyna datang ke sana hanya untuk melepas rindu dan bercerita tentang hari-hari yang di laluinya tanpa kehadiran Evin. Keyna berjanji di hadapan makam Evin, bahwa dia akan tetap menganggap Evin sebagai sahabat selamanya walaupun Evin telah tiada.

Setiap hari-hari Keyna terasa berat, Keyna selalu datang dan bercerita di makam Evin. Keyna berharap Evin bisa mendengar keluh kesahnya. Permintaan yang sering Keyna ucapkan di setiap doanya, yaitu “Semoga Evin juga selalu mengingatnya sebagaimana Keyna selalu mengingat dan mengenang akan kehadiran Evin selama ini.”

Example 300250
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Cerpen

Oleh: Azzahra Parameswari Khazim, Santri-Murid SMP Alam Nurul…

Cerpen

Namaku Danyi. Aku berusia 16 tahun, duduk di…

Cerpen

Oleh: Keysaralituhayu, Santri-Murid Kecil (Sancil) Planet Nufo Rembang…

Cerpen

“Hidup itu memang susah. Jadi, kita tetap harus…

Cerpen

Oleh: Nawwaf Absyar Rajabi, Santri-Murid SMP Alam Nurul…