Aku yang sedang berproses,
Harus bertarung dengan waktu.
Usia ibu dan ayah yang terus bertambah,
Dan rambut yang mulai berubah warna.
Uban bagaikan kalender,
Kalender yang telah robek.
Setiap robekan ada harapan,
Harapan orang tua pada si bungsu.
Aku panik di antara tangis dan tawa,
Sebab usiamu yang tak muda lagi.
Aku tidak mengukur waktu dengan jam,
Tapi dengan cahaya perak di kepala ibu dan ayah.
Hitungan mundur yang paling nyata,
Yaitu uban di kepala ibu dan ayah.
Aku harap di sisa umurmu,
Kau sempat melihat keberhasilanku.
Oleh: Avinatu Mualimah, Mahasiswa Prodi Pendidikan Fisika 2025 Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta


















