Scroll untuk baca artikel
Example floating
Example floating
Example 728x250
Cerpen

Masa-Masa Kelas 1 SMA

×

Masa-Masa Kelas 1 SMA

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

Oleh: Avinatu Mualimah, Mahasiswa Pendidikan Fisika Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta Angkatan 2025

Ada dua remaja bernama Khilmi dan Navia, siswa dan siswi kelas 1 SMA. Pada hari Kamis mereka berangkat ke sekolah berboncengan naik motor. Di tengah perjalanan mereka asyik mengobrol, sampai tanpa terasa tiba di gerbang sekolah. Navia turun di depan gerbang, sedangkan Khilmi melanjutkan ke parkiran untuk memarkir motor. Navia menunggu Khilmi agar bisa masuk kelas bersama.

Example 300x600

Tak lama kemudian Khilmi datang.
“Ayo, Vi, masuk sekarang,” ucapnya sambil menggandeng tangan Navia.

Setelah masuk kelas dan menuju tempat duduk masing-masing, Navia bergabung dengan teman-teman perempuan dan Khilmi dengan teman-teman laki-laki. Beberapa menit kemudian bel masuk berbunyi sebagai tanda dimulainya pembelajaran. Para murid kembali ke tempat duduk masing-masing, salah satu murid memimpin doa, lalu guru masuk dan pelajaran dimulai.

Pukul 10.00

Bel istirahat berbunyi, menandakan pembelajaran sementara diakhiri.
“Kamu bawa bekal atau mau beli makan di kantin?” tanya Khilmi.
“Aku bawa bekal, tapi mau ke kantin dulu beli es,” jawab Navia.

Akhirnya mereka pergi ke kantin bersama beberapa teman. Setibanya di sana, masing-masing fokus membeli makanan atau minuman yang diinginkan. Setelah selesai, mereka kembali ke kelas dan duduk melingkar untuk makan bekal dari rumah serta jajanan dari kantin. Mereka makan sambil bercerita—mulai dari hal lucu hingga hal-hal yang menyedihkan. Setelah selesai, semuanya membereskan sisa makanan.

Pukul 10.30

Bel masuk berbunyi. Semua murid kembali ke tempat duduk masing-masing.
Navia memanggil Khilmi, “Khilmi, nanti ada pre-test Fisika setelah salat zuhur. Kamu sudah belajar?”
“Belum, aku nggak tahu kalau hari ini ada pre-test,” jawab Khilmi.
“Nanti kita belajar bareng saja,” kata Navia.
“Oke, Vi…” balas Khilmi.

Guru berikutnya masuk ke kelas. Mata pelajaran kali ini adalah Matematika yang diajar oleh Bu Meka. Beliau meminta semua murid mengumpulkan tugas kemarin. Setelah itu, Bu Meka meminta Navia membantu mengoreksi jawaban teman-teman. Selesai mengoreksi, Bu Meka meninggalkan kelas. Para murid mulai berkumpul menjadi beberapa kelompok, namun tidak dengan Navia dan Khilmi. Mereka duduk berhadapan untuk belajar menghadapi pre-test Fisika.

Navia dengan sabar menjelaskan satu per satu persamaan yang belum dipahami Khilmi, begitu juga sebaliknya. Mereka fokus belajar tanpa menghiraukan teman-teman yang sedang bercanda. Salah satu teman perempuan memperhatikan mereka, diam-diam memotret lalu mengirimkan fotonya ke Navia. Navia membuka pesan itu dan melihat ke arah temannya sambil tersenyum.

Pukul 11.45

Azan zuhur berkumandang. Navia mengajak shalat dulu, kemudian melanjutkan belajar setelahnya. Mereka menuju masjid bersama teman-teman, mengambil wudu, lalu salat berjamaah. Selesai salat, mereka menuju ruang guru untuk mengisi absensi salat zuhur. Ada yang langsung kembali ke kelas, ada yang mampir ke kantin terlebih dahulu.

Navia dan Khilmi langsung kembali ke kelas untuk melanjutkan belajar Fisika. Sekitar 15 menit kemudian bel berbunyi. Semua murid kembali ke tempat duduk dan menyiapkan selembar kertas untuk pre-test. Guru Fisika datang. Ia terkenal tegas, sehingga murid tidak boleh menaruh barang apa pun di meja kecuali buku Fisika dan alat tulis. Suasana kelas menjadi sunyi.

Pre-test segera dimulai. Semua murid diminta menaruh tas, buku Fisika, dan handphone di depan kelas. Guru membagikan soal, lalu mempersilakan murid mengerjakan dengan jujur tanpa mencontek. Ketika melihat soal nomor 1, Khilmi langsung menoleh ke arah Navia sambil tersenyum. Soal tersebut adalah materi yang baru saja mereka pelajari setelah salat tadi.

Waktu berjalan 60 menit. Setelah selesai, guru meminta semua murid mengumpulkan hasil pre-test. Sambil berjalan kembali ke bangku, Khilmi dan Navia langsung membahas soal-soal tadi. Khilmi sangat senang karena semua materi yang dijelaskan Navia muncul di soal. Ia berniat memberi es krim sebagai ucapan terima kasih.

“Vi, nanti pulang sekolah mampir minimarket dulu ya,” ucap Khilmi.
“Oke, emang mau beli apa?” tanya Navia.
“Ada deh… nanti kamu juga tahu. Ikut aja ya,” jawab Khilmi sambil tersenyum.
“Baiklah, terserah kamu,” jawab Navia.

Bel pulang berbunyi. Semua murid berkemas. Navia dan Khilmi berjalan ke parkiran bersama. Sesampainya di sana, salah satu teman berteriak dari jendela kelas, “Cie cie… Navia sama Khilmi boncengan!”
Keduanya tersenyum malu.
“Apa-apaan sih… kok aku jadi salting gini,” pikir Navia dalam hati.

Mereka melanjutkan perjalanan ke minimarket. Sesampainya di sana Khilmi meminta Navia menunggu di depan karena ia ingin memberi kejutan. Khilmi membeli tiga es krim kesukaan Navia. Setelah membayar, ia keluar sambil menyembunyikan es krim di belakang tubuhnya.

“Coba tutup mata sebentar, Vi,” katanya.
Navia memejamkan mata. Khilmi meletakkan es krim di hadapannya.
“Sekarang kamu sudah boleh buka mata.”

Navia membuka mata perlahan.
“Wah… banyak banget. Buat siapa aja ini?” tanyanya.
“Ya buat kamulah, siapa lagi,” jawab Khilmi.
“Wah, makasih. Tumben banget, ada apa nih?”
“Sebagai ucapan terima kasih karena kamu udah bantuin aku belajar tadi,” jawab Khilmi.

“Ayo pulang, keburu sore,” ucap Khilmi sambil menyalakan motor.

Mereka melanjutkan perjalanan pulang sambil mengobrol tentang kejadian di sekolah. Tanpa terasa mereka sudah sampai di rumah Navia. Navia turun, dan Khilmi pamit untuk pulang ke rumahnya.

Example 300250
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Cerpen

Oleh: Zariffah Sifa Meliyana, Mahasiswa Pendidikan Fisika Fakultas…

Cerpen

Oleh: Levina Elysia Felda, Duta Siswa Putri Kabupaten…

Cerpen

Oleh: Hening Anggun Dian Ratri, Mahasiswa Prodi Pendidikan…

Cerpen

Oleh : Avinatu Mualimah, Mahasiswa Prodi Pendidikan Fisika…