Oleh: Angel Zalsasmita Febializa,
Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Salatiga
Pada zaman era serba modern ini, media massa sangat memiliki peran penting dalam pembentukan identitas masyarakat. Identitas yang dimaksut diantaranya mencakup banyak hal, yaitu mengenai berbagai aspek budaya, nilai-nilai budaya, nilai nilai sosial, norma sampai bagaimana cara pandang terhadap isu-isu tertentu yang berkembang di masyarakat. Dalam berbagai konteks tersebut, media massa dalam bentuk cetak, elektronik maupum digital ini bukan hanya berguna sebagai alat informasi namun berguna juga sebagai agen pembentuk pandangan hidup dan budaya suatu kelompok sosial.
Salah satu peran utama media massa adalah sebagai pembentuk persepsi dan opini publik. Melalui pemberitaan, program hiburan, iklan, dan konten-konten lain yang disampaikan, media sangat membantu masyarakat dalam membentuk cara mereka melihat dunia. Seperti misalnya, media berperan dalam membentuk gambaran tentang apa yang dianggap baik atau buruk, apa yang dianggap modern atau tradisional, serta apa yang menjadi standar sosial atau kebudayaan yang diterima dalam masyarakat.
Contoh yang jelas dapat dilihat pada representasi gender, ras, dan kelas sosial dalam berbagai tayangan media yang dapat memengaruhi bagaimana masyarakat memandang kelompok-kelompok tertentu. Selain itu, media massa juga berfungsi sebagai saluran untuk mengkomunikasikan nilai-nilai budaya yang ada dalam suatu masyarakat. Melalui program-program yang menonjolkan cerita-cerita lokal, seni, dan tradisi, media membantu melestarikan budaya yang ada. Di sisi lain, media massa juga sering kali menjadi alat untuk memperkenalkan nilai-nilai baru, terutama yang datang dari luar. Globalisasi yang semakin pesat dapat dilihat dari dominasi media internasional yang membawa berbagai budaya dan ideologi baru yang dapat mempengaruhi identitas masyarakat lokal.
Namun, peran media dalam pembentukan identitas masyarakat tidak selalu bersifat positif. Media massa, terutama dalam era digital, sering kali menjadi ajang penyebaran hoaks dan disinformasi yang dapat merusak kohesi sosial. Informasi yang tidak akurat atau yang dimanipulasi dapat menyesatkan publik dan menciptakan ketegangan dalam masyarakat. Lebih jauh lagi, media massa yang dikendalikan oleh kelompok tertentu dapat menggunakan pengaruhnya untuk membentuk identitas masyarakat sesuai dengan kepentingan politik atau ekonomi mereka.
Media sosial, sebagai bagian dari media massa modern, juga memiliki pengaruh yang besar terhadap pembentukan identitas masyarakat, terutama di kalangan generasi muda. Platform seperti Instagram, TikTok, atau Twitter memungkinkan individu untuk mengekspresikan diri, tetapi juga dapat mendorong terbentuknya identitas yang terfragmentasi, di mana setiap orang berusaha menampilkan dirinya sesuai dengan standar yang ditentukan oleh algoritma dan tekanan sosial yang ada di platform tersebut.
Kesimpulannya, media massa memegang peranan penting dalam pembentukan identitas masyarakat dengan cara mengkomunikasikan nilai-nilai sosial, budaya, dan informasi. Namun, pengaruh media massa ini harus disikapi dengan kritis, karena selain berfungsi sebagai pembentuk identitas yang positif, media juga bisa menimbulkan perpecahan dan membentuk identitas yang sempit atau sesat jika tidak dikelola dengan baik. Oleh karena itu, masyarakat perlu lebih selektif dalam menerima informasi dan lebih sadar akan dampak dari media terhadap pembentukan identitas mereka.