Oleh: Santi Mawadati, Santri Murid Planet NUFO Rembang
Kombinasi gurih dan mengenyangkan ini memang sulit ditolak. Namun, di balik kenikmatan comfort food ini, ada risiko kesehatan yang sering diabaikan.
Kebiasaan mencampur nasi ke dalam mi instan sudah menjadi hal umum di Indonesia, tetapi ternyata dapat berdampak serius terhadap kadar gula darah dan tekanan darah.
Mi instan mengandung karbohidrat tinggi namun rendah nutrisi. Menambahkan nasi ke dalam mi instan akan menggandakan asupan karbohidrat dan mempercepat peningkatan kadar gula darah, menurut laporan The Korea Times.
Selain itu, ketika nasi dicampur ke dalam kuah, karbohidratnya diserap tubuh dengan sangat cepat. Banyak orang juga cenderung menelan tanpa mengunyah dengan baik, sehingga proses pencernaan menjadi kurang optimal.
Kebiasaan ini membuat seseorang cenderung melewatkan makanan berserat tinggi seperti sayuran, yang sebenarnya berfungsi memperlambat penyerapan glukosa. Akibatnya, seseorang makan lebih cepat dan berisiko mengalami lonjakan gula darah.
Para pakar menyarankan, jika tetap ingin makan nasi bersama mi instan, sebaiknya konsumsi mi-nya saja dan sisakan kuahnya. Pasalnya, kadar natrium dalam kuah bisa meningkatkan tekanan darah dan mengiritasi lapisan lambung.
Menurut Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea serta Asosiasi Diabetes Korea, mengonsumsi buah dalam bentuk jus juga memiliki efek serupa. Tidak seperti buah utuh yang mengandung serat untuk memperlambat pencernaan, jus justru diserap hampir seketika, sehingga dapat menyebabkan lonjakan glukosa secara tiba-tiba.
Selain menjaga pola makan dan rutin berolahraga, pengaturan kadar gula darah juga dipengaruhi oleh kecepatan makan. Disarankan untuk menyisihkan waktu sekitar 20 menit guna menghabiskan satu porsi makanan.
Alasannya, makanan cair seperti sup, jus, atau kuah mudah melewati lambung dan cepat diserap tubuh, yang akhirnya dapat memicu lonjakan kadar gula darah.
Ahli gizi juga merekomendasikan untuk memprioritaskan sayur dan protein seperti telur, kacang, serta daging sebelum makan nasi. Mengonsumsi biji-bijian utuh seperti nasi campur gandum atau roti gandum, bahkan makan buah sebelum nasi, dapat membantu menstabilkan kadar gula darah.
Meskipun terasa merepotkan, para pakar kesehatan menegaskan bahwa langkah-langkah kecil ini terbukti efektif dalam mencegah dan mengelola diabetes.
Pakar kesehatan juga menemukan bahwa konsumsi mi instan yang terlalu sering berkaitan dengan peningkatan kadar trigliserida plasma, tekanan darah diastolik, dan kadar glukosa darah puasa.
Jika ditelaah berdasarkan jenis kelamin, riset menunjukkan bahwa perempuan berisiko lebih tinggi mengalami peningkatan tekanan darah diastolik saat sering mengonsumsi mi instan.
Kenaikan tekanan darah diastolik tentu berbahaya, karena dapat menyebabkan kerusakan pada dinding arteri. Akibatnya, pembuluh darah bisa mengeras dan memicu serangan jantung maupun stroke.
Oleh karena itu, penting untuk menyeimbangkan konsumsi mi instan dengan pola makan sehat dan bergizi seimbang yang kaya buah-buahan, sayuran, biji-bijian, serta protein.
Sebagai langkah nyata, sebaiknya kita mulai membiasakan diri untuk makan makanan yang sehat dan alami (real food), bukan makanan instan. Kebiasaan ini harus ditanamkan sejak dini, dimulai dari peran orang tua di rumah dan lembaga pendidikan di sekolah. Sebagai contoh, di Pesantren-Sekolah Alam Planet NUFO, konsumsi mi instan tidak diperbolehkan sama sekali sebagai bentuk komitmen membiasakan pola makan sehat bagi para santri dan muridnya.


















