Oleh: Abdurrahman Syafrianto, M.H., Putra Lombok Tengah yang sedang merantau di Jawa Tengah.
Pada tanggal 16 Januari 2009 lahir seorang bayi perempuan yang kecilnya seperti botol air mineral ukuran 1500 ml. Boleh dibilang bayi perempuan ini lahir tidak seperti bayi pada umumnya yang langsung menangis, ukuran normal, dan bisa mendapatkan Air Susu Ibu (ASI).
Karena kondisi yang tidak begitu normal, maka bayi perempuan tersebut ditaruh dalam inkubator oleh pihak Rumah Sakit. Inkubator adalah tempat untuk menaruh bayi yang mengalami gangguan kesehatan dan membutuhkan perawatan intensif.
Keluarga dan kerabat yang menunggu di Rumah Sakit tidak banyak yang yakin bahwa bayi tersebut bisa hidup dengan kondisi yang demikian, tapi mereka tetap terus berdoa memohon pertolongan kepada Tuhan yang Maha Kuasa, Allah SWT.
Kelahiran bayi tersebut sangat dinanti-nantikan oleh sebuah keluarga yang baru hanya mempunyai satu anak laki-laki yang bernama Abdurahman Syafrianto. Anak sulung yang biasa dipanggil Rahman ini sangat ingin sekali punya adik.
Sebenarnya Rahman sempat punya adik laki-laki, tapi ternyata Tuhan lebih sayang sehingga pada saat lahir di muka bumi, adik Rahman yang sudah direncanakan bernama Abdul Mukmin ini dipanggil oleh Sang Khaliq. Maka, untuk keduakalinya, Rahman berharap Tuhan tidak memanggil adik perempuannya yang diberi nama Rahmi Ainunnisa.
Pada saat merawat adiknya yang bernama Rahmi, Rahman bersama Bapak dan Ibunya berbagi peran. Rahman bagian beli susu, kemudian Bapaknya bagian masak dan menyeduhkan, dan Ibunya bagian menyusui. Kadang bergantian dan terkadang juga dibantu keluarga dan tetangga, tergantung situasi dan kondisi.
Tak kenal siang dan malam, ketika Rahmi menangis ingin minum susu, mau tidak mau Rahman dan/atau orang tuanya harus membuatkannya. Terkadang ketika tidak ada uang, Rahman pergi menjual beras ke warung yang tidak terlalu jauh dari rumah untuk membeli susu SGM dan lauk pauk.
Qadarullah, meskipun lahir dalam keadaan tidak normal dan sebagai pengganti ASI, Rahmi sehari-hari harus minum Susu SGM, tapi ia bisa hidup dan tumbuh hingga sebesar saat ini. Alhamdulillah.
Tepat pada 16 Januari 2025, Rahmi sudah berusia 16 tahun. Usia yang sudah mulai dewasa.
Selamat ulang tahun, Dek Rahmi.
Semoga senantiasa diberikan kesehatan dan keberkahan, seta terus memantaskan diri menjadi muslimah sejati. Aamiin.
_____
Jalan Pantura Semarang-Rembang, 16 Januari 2025
amazing