Oleh: Perempuan Sebalik Tawa
Hidup adalah sebuah pilihan. Semua orang berhak untuk memilih dan menentukan bagaimana cara dan apa tujuan dalam hidupnya. Pilihan yang dipilih tidak ada hubungannya sama sekali dengan orang lain. Hal itu mutlak hak dari masing-masing individu untuk menentukan sebuah pilihan dalam hidupnya.
Namun hal yang kerap kali terjadi, masih ada orang yang sibuk mengurus hidup orang lain, mencibir dan mencecar dengan berbagai ucapannya yang menurutnya paling benar, dan ikut mengatur pilihan orang lain tanpa memikirkan perasaan oang yang diatur, tanpa ingin mengetahui lebih jauh dari tujuan pilihan itu.
Akhirnya, hal tersebut membuat seseorang ragu untuk menentukan pilihan yang sudah ada dalam pikirannya. Padahal yang mengetahui benar atau salah, baik atau buruk hanya dirinya sendiri, bukan orang lain. Namun karena banyaknya kritik dan cercaan menjadikannya berhenti dan tidak melanjutkan apa yang dia rencanakan. Banyaknya perkataan “Apa kamu bisa? Beneran kamu mau melakukan?” Dll yang tanpa mereka sadari, hal itu bisa membuat orang tidak percaya diri dengan dirinya dan menganggap bahwa dirinya tidak mampu dalam menentukan pilihan dalam hidupnya.
Jika hidup kita selalu berada dalam sebuah kendali orang lain, bagaimana kita bisa maju? Kita hanya akan bisa terjebak dalam satu titik yang di dalamnya tidak ada jalan keluarnya. Semua itu tergantung diri kita, semua ada dalam genggaman kita, dan semua ada dalam pilihan kita. Maka, berhenti memikirkan apa yang orang lain katakan, saring apa yang baik dan apa yang buruk, lakukan apa yang menurut kamu baik dan benar, kerjakan apa yang bisa bermanfaat bagi dirimu dan banyak orang, tinggalkan apa yang bisa merugikan dirimu dan orang lain dan hindari atau jauhi teman yang egois.
Bermasyarakat merupakan hal yang seharusnya dilakukan oleh manusia, memiliki banyak teman pun merupakan hal yang baik. Namun masyarakat yang seperti apa dan teman seperti apa yang bisa membantu perkembangan diri dan mendukung dalam proses hidup kita? Namun sayangnya realita yang terjadi, orang yang ragu akan rencana dan cita-cita kita dan tidak mendukung ialah orang terdekat kita. Hal itu lebih memperburuk kita dan malah membuat diri menjadi stuck di tempat, membuat kehilangan kepercayaan diri dan mengganggu kesehatan mental. Maka langkah yang harus diambil “bodo amat atau cueklah” dengan orang yang tidak memberikan pengaruh apapun dalam hidupmu.
Jika menjauh dari “teman” dan takut dibenci, It’s no problem. Jangan takut dibenci apalagi kehilangan teman. Terkadang memotong pertemanan yang tidak sehat lebih baik dibandingkan dengan tetap berteman tapi hanya memperlambat perkembangan hidup dan memperburuk kesehatan mental. Jika kita mempunyai niat yang baik, maka Allah pasti akan memberikan kita teman yang baik. Perbaikilah diri, maka banyak hal baik yang akan datang kepadamu. Begitu pun dengan teman.
Teman yang baik adalah teman yang selalu mendukung, teman yang mampu merasa kesedihan serta kebahagiaan kita, teman yang peduli akan kemajuan kita, teman yang tidak menertawakan apalagi meragukan apalagi menjatuhkan impian kita.
Seperti apa yang dikatakan dalam mahfudzot tentang teman ialah “Ketulusan seorang teman itu akan terlihat pada waktu ketika susah”. Tulus atau tidaknya seseorang akan terlihat pada saat kita berada dalam kesusahan.
Jadilah manusia yang berperilaku dan memiliki lisan yang baik, rancanglah pilihan hidupmu dengan cerdas, realisasikanlah dengan penuh semangat dan percaya diri, perbaikilah pertemananmu, rawatlah kesehatan jasmani dan rohani untuk mencapai segala target dan pilihan yang telah kamu buat dalam hidupmu. Jangan takut dibenci, atau tidak kamu akan stuck di tempat tanpa adanya perkembangan dan pencapaian yang signifikan.
Jika lelah ingatlah “Allah tidak pernah salah menuliskan takdir hidupmu. Jika saat ini terasa berat, itu karena Dia ingin kamu belajar menjadi lebih kuat”. SM