Scroll untuk baca artikel
Example floating
Example floating
Example 728x250
Mimbar Mahasiswa

Fenomena Ketidakpedulian Remaja Akibat Kecanduan Media Digital: Perspektif Antropologi Komunikasi

×

Fenomena Ketidakpedulian Remaja Akibat Kecanduan Media Digital: Perspektif Antropologi Komunikasi

Sebarkan artikel ini
Oplus_131072
Example 468x60

Oleh: Muhamad Firman Wahyu Saputra, Mahasiswa Fakultas Dakwah Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Salatiga

Dalam beberapa tahun terakhir, fenomena ketidakpedulian remaja terhadap lingkungan sosial dan sekitarnya semakin meningkat, seiring dengan tingginya konsumsi media digital. Ketergantungan pada platform media sosial, game daring, dan konten digital lainnya dianggap sebagai penyebab utama dari fenomena ini. Dari perspektif antropologi komunikasi, perubahan dalam cara berkomunikasi dan berinteraksi ini dapat dilihat sebagai dampak langsung dari teknologi yang mengubah pola hidup dan kebiasaan sosial remaja.

Example 300x600

Antropologi komunikasi memandang bahwa komunikasi bukan hanya sekadar proses informasi, melainkan juga terkait erat dengan konteks budaya dan sosial di mana komunikasi itu berlangsung. Dalam hal ini, media digital telah menciptakan ruang sosial baru yang mengubah dinamika interaksi antar individu, khususnya di kalangan remaja. Fenomena ini berhubungan munculnya ruang digital yang mendominasi kehidupan remaja, sehingga mengurangi interaksi langsung dengan dunia fisik mereka.

Menurut penelitian para ahli komunikas dan ahli psikologi, remaja yang kecanduan media digital cenderung lebih fokus pada dunia maya dan kehilangan minat terhadap pertemuan sosial di dunia nyata. Mereka lebih banyak menghabiskan waktu untuk berinteraksi dengan teman-teman melalui media sosial, menonton video di live streaming, atau bermain game online, alih-alih berbicara atau berkumpul dengan keluarga dan teman-teman secara langsung. Hal ini menyebabkan terjadinya “isolasi sosial digital” di mana remaja merasa lebih terhubung dengan dunia maya daripada dengan dunia fisik mereka.

Salah satu aspek yang paling terdampak dari ketergantungan media digital adalah berkurangnya rasa empati dan keterampilan komunikasi interpersonal. Remaja yang terjebak dalam dunia media digital sering kali tidak mengembangkan keterampilan untuk membaca ekspresi wajah, nada suara, atau bahasa tubuh dalam berkomunikasi secara langsung. Padahal, kemampuan ini sangat penting dalam membangun hubungan sosial yang sehat.

Kecanduan media digital tidak hanya berimbas pada keterbatasan kemampuan komunikasi, tetapi juga berpengaruh pada perkembangan sosial dan emosional remaja. Ketika mereka lebih banyak berkomunikasi melalui layar, kesempatan untuk belajar tentang norma sosial dan nilai-nilai budaya secara langsung menjadi semakin terbatas. Hal ini berpotensi menciptakan generasi yang lebih terisolasi, kurang memahami dinamika sosial yang lebih luas, dan lebih fokus pada citra diri yang dibentuk di media sosial.

Lebih lanjut, remaja yang kecanduan media digital cenderung lebih mudah terjebak dalam perbandingan sosial yang merugikan. Mereka sering kali membandingkan diri dengan standar kecantikan, keberhasilan, atau gaya hidup yang dipamerkan di platform media sosial, yang dapat mempengaruhi kepercayaan diri dan kesehatan mental mereka.

Para ahli sepakat bahwa peran keluarga dan pendidikan sangat penting dalam mengatasi ketergantungan media digital di kalangan remaja. Dalam perspektif antropologi komunikasi, penting bagi masyarakat untuk menciptakan ruang bagi komunikasi yang lebih bermakna dan mendalam, baik dalam keluarga, lingkungan sekolah, maupun dalam komunitas sosial lainnya.

Orang tua diharapkan lebih aktif dalam memantau penggunaan media digital oleh anak-anak mereka dan memberi contoh komunikasi yang sehat dan efektif. Di sisi lain, lembaga pendidikan juga dituntut untuk mengintegrasikan pelajaran tentang literasi digital yang mengajarkan remaja tentang dampak dan risiko dari kecanduan media digital, serta pentingnya menjaga keseimbangan antara dunia maya dan dunia nyata.

Fenomena ketidakpedulian remaja ini di akibatkan oleh kecanduan media digital, hal ini bukanlah masalah yang bisa dianggap biasa atau sepele. Dalam perspektif antropologi komunikasi, perubahan dalam pola komunikasi ini berdampak pada hubungan sosial, budaya, dan perkembangan pribadi remaja. Diperlukan kerjasama antara keluarga, sekolah, dan masyarakat untuk memberikan solusi yang lebih baik dan menyeluruh agar remaja dapat menyeimbangkan kehidupan digital dan kehidupan sosial mereka secara sehat dan harmonis.

Secara keseluruhan, menanggulangi ketidakpedulian remaja akibat kecanduan media digital memerlukan pendekatan yang holistik, melibatkan aspek pendidikan, sosial, teknis, serta budaya. Perspektif Antropologi Komunikasi memberikan pemahaman tentang bagaimana budaya digital membentuk perilaku remaja, sehingga langkah-langkah yang diambil dapat lebih sesuai dengan kebutuhan dan tantangan yang ada.

Example 300250
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *