Scroll untuk baca artikel
Example floating
Example floating
Example 728x250
Nasional

Fiersa besari Ada dalam Rombongan Pendaki yang Menuju Puncak Cartenz

×

Fiersa besari Ada dalam Rombongan Pendaki yang Menuju Puncak Cartenz

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

Dilansir dari Tempo.co, Penyanyi dan penulis Fiersa Besari dikabarkan tergabung dalam tim pendaki ke Puncak Carstensz. Pendakian yang berlangsung akhir Februari 2025 ini berakhir dengan tewasnya Lilie Wijayati Poegiono dan Elsa Laksono. Puncak Cartenz atau Cartensz Pyramid merupakan puncak tertinggi di Indonesia dengan tinggi 4.884 Meter di atas permukaan laut (MDPL) yang terletak di Taman Nasional Lorentz Papua barat di tengah-tengan jajaran Pegunungan gagah Jayawijaya. Dengan predikat puncak tertinggi nasional, Cartenz menjadi tujuan para pendaki sebagai puncak penaklukan dan symbol kekayaan Indonesia yang unik karena puncaknya yang tertutup salju atau sering dikenal dengan salju abadi Cartenz.

Menurut Mukhlis Rahman, Ketua APGI. (Asosiasi Pemandu Gunung Indonesia) Lilie Wijayati dan Elsa Laksono meninggal dalam perjalanan dan bergabung dalam tim pendakian Cartensz berjumlah sepuluh orang.

Example 300x600

“Info yang kami terima ada lima orang pemandu dalam rombongan,” kata Rahman yang sudah lima kali mendaki gunung setinggi 4.884 meter di atas permukaan laut (mdpl) itu.

Tempo baru-baru ini berhasil memperoleh tangkapan layar yang memperlihatkan potongan surat yang berisi daftar pendaki yang terlibat dalam ekspedisi menuju Puncak Jaya, yang juga dikenal dengan nama Gunung Carstensz. Dalam surat tersebut, terdapat kronologi musibah yang terjadi pada tanggal 28 Februari 2023, meskipun terdapat kesalahan penulisan tahun dalam dokumen tersebut. Beberapa nama pendaki yang tercatat dalam surat itu antara lain Fiersa Bestari, Indira Alaika, Furki, Elsa Laksono, Lilie Wijayanti Poegiono, Saroni, dan Ludy Hadiyanto.

Menariknya, di dalam tangkapan layar itu juga tercantum nama-nama pendaki asing, yakni dua orang asal Turki dan satu orang dari Rusia. Hal ini menunjukkan bahwa pendakian ini melibatkan bukan hanya pendaki lokal, tetapi juga pendaki internasional. Selain itu, surat tersebut juga menyebutkan lima pemandu yang terlibat dalam pendakian tersebut, yakni Nurhuda, Alvin Perdana, Arlen Kolinug, Jeni Dainga, dan Ruslan. Keberadaan pemandu lokal ini tentunya sangat penting dalam mendampingi para pendaki, mengingat medan yang cukup menantang dan berbahaya.

Insiden yang terjadi dalam ekspedisi ini, meskipun masih dalam tahap penyelidikan, tentu mengingatkan kita akan pentingnya keselamatan dalam kegiatan pendakian, terlebih pada jalur yang ekstrem seperti Puncak Jaya. Selain itu, keterlibatan pendaki internasional juga mencerminkan daya tarik Gunung Carstensz sebagai destinasi pendakian yang mendunia, meskipun tantangan yang ada tidak bisa dianggap sepele. Dalam konteks ini, penting untuk menekankan pentingnya persiapan yang matang dan peran pemandu yang berpengalaman untuk memastikan keselamatan setiap pendaki.

Saat dikonfirmasi, Rahman mengonfirmasi bahwa penyanyi Fiersa Bestari memang tergabung dalam tim pendakian yang menuju Puncak Jaya. “Ya, mereka satu rombongan,” ungkap Rahman, menegaskan bahwa Fiersa adalah bagian dari kelompok pendaki yang terlibat dalam ekspedisi tersebut.

Rahman juga menyampaikan bahwa hingga saat ini ia belum menerima informasi rinci mengenai kronologi meninggalnya dua pendaki, Lilie Wijayanti Poegiono dan Elsa Laksono. Ia mengungkapkan bahwa dirinya belum mendapatkan kepastian apakah kejadian tragis ini terjadi saat tim pendaki sedang dalam perjalanan menuju puncak atau justru saat mereka sudah berada di perjalanan turun.

“Kemungkinan dalam perjalanan ke puncak,” tambahnya, memberikan dugaan berdasarkan informasi yang ia terima.

Untuk sementara, jenazah Lilie dan Elsa telah dibawa turun menuju Lembah Kuning, sebuah pos yang terletak pada ketinggian sekitar 4.200 meter di atas permukaan laut (mdpl). Di pagi hari berikutnya, jenazah keduanya direncanakan akan dievakuasi menggunakan helikopter menuju Timika, kemudian dibawa ke Jakarta untuk proses selanjutnya.Rahman juga menambahkan bahwa menurut kabar dari rekannya yang berada di Timika, operator pendakian telah melakukan koordinasi dengan pihak kepolisian dan Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) guna memastikan jenazah Lilie dan Elsa bisa segera dibawa pulang ke keluarga mereka.

“Semoga proses evakuasi berjalan lancar,” harap Rahman, yang juga pernah mendaki Carstensz pada tahun 2018.

Peristiwa ini tentu menjadi perhatian besar, mengingat bahaya yang selalu mengintai di jalur pendakian ekstrem seperti Puncak Jaya. Namun, kecepatan dan ketepatan dalam proses evakuasi juga menunjukkan pentingnya koordinasi yang solid antara pihak-pihak terkait dalam menangani insiden seperti ini. Evakuasi yang berjalan lancar akan memberikan ketenangan bagi keluarga para korban dan sekaligus menjadi pembelajaran mengenai pentingnya keselamatan dalam kegiatan pendakian yang penuh risiko.

Isyarat Fiersa Besari masih di Cartenz

Isyarat yang memberikan informasi bahwa Fiersa Beari masih berada di Cartenz adalah Fiersa dalam unggahan Instagtram story nya, ia hanya menampilkan layar hitam dengan sebuah emoji hati yang patah, yang seolah menggambarkan perasaan duka dan kehilangan yang mendalam. Unggahan tersebut cukup menggugah, menggambarkan bagaimana perasaan Fiersa setelah insiden tragis yang merenggut nyawa dua pendaki, Lilie Wijayanti Poegiono dan Elsa Laksono. Ini menjadi sebuah simbol dari kesedihan dan rasa kehilangan yang mungkin sulit diungkapkan dengan kata-kata.

Penulis: Ahmad Yusron Chasani

Example 300250
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *