Scroll untuk baca artikel
Example floating
Example floating
Example 728x250
Opini

Fisika Itu Sulit? Coba Latih Kecerdasan Emosionalmu Dulu!

×

Fisika Itu Sulit? Coba Latih Kecerdasan Emosionalmu Dulu!

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

Pernahkah kamu melihat seorang teman di kelas yang sebenarnya pintar, tapi begitu ujian fisika dimulai, wajahnya pucat, keringat dingin, tangannya gemetar dan akhirnya nilainya tidak sesuai harapan? Sebaliknya, ada juga teman yang mungkin tidak terlalu aktif saat pelajaran, tapi ketika ujian tetap tenang, mengerjakan soal perlahan, dan hasilnya jauh lebih baik.
Perbedaan itu bukan hanya soal kecerdasan otak, tetapi juga tentang Kecerdasan Emosional.

Apa itu Kecerdasan Emosional?
Kecerdasan emosional, atau sering disebut EQ, adalah kemampuan seseorang untuk memahami dan mengendalikan emosi diri sendiri, serta berempati pada orang lain. Seseorang dengan EQ yang baik tidak mudah panik, bisa mengatur stress, dan tetap fokus mesti menghadapi tekanan.
Daniel Goleman, seorang psikolog yang terkenal dengan konsep ini, menyebutkan lima komponen utama EQ :
1. Kesadaran diri: mampu menyadari perasaan yang sedang dialami.
2. Pengendalian diri: tetap tenang meskipun dalam situasi sulit.
3. Motivasi: memiliki dorongan kuat untuk mencapai tujuan.
4. Empati: memahami perasaan orang lain.
5. keterampilan sosial: mampu bekerja sama dan berkomunikasi dengan baik.
Nah, dalam konteks siswa yang belajar fisika, aspek-aspek ini ternyata sangat penting.

Mengapa penting dalam Pelajaran fisika?
Fisika sering dianggap sebagai mata Pelajaran yang “paling menantang” karena banyak melibatkan rumus, hitungan matematis, dan konsep abstrak. Tidak heran jika banyak siswa merasa tertekan ketika berhadapan dengan soal fisika.
Di sinilah kecerdasan emosional berperan.
1. Mengendalikan stress: Siswa dengan EQ tinggi biasanya lebih bisa menenangkan diri ketika melihat soal panjang dan rumit. Mereka tidak buru-buru menyerah, tapi mencoba memahami langkah demi langkah.
2. Motivasi belajar: EQ membuat siswa lebih gigih berlatih meski soal terasa sulit. Mereka tidak mudah bosan atau frustasi, karena punya dorongan untuk terus mencoba.
3. Berpikir jernih dibawah tekanan: Emosi yang stabil membantu siswa berpikir sistematis, sehingga langkah-langkah penyelesaian soal lebih teratur.
4. Kerja sama dalam diskusi: Dalam pembelajaran kelompok, siswa dengan EQ baik mampu mendengarkan, memberi saran, dan menghargai pendapat teman. Hasilnya, pemecahan masalah jadi lebih cepat.

Bukti dari penelitian
Beberapa penelitian terbaru mendukung hal ini.
Sebuah studi internasional pada tahun 2022 menemukan bahwa siswa dengan kecerdasan emosional tinggi cenderung lebih berhasil dalam menyelesaikan soal sains, termasuk fisika. Mereka lebih tenang menghadapi ujian dan hasil akademiknya lebih baik.
Penelitian di Indonesia tahun 2023 juga menunjukan bahwa kecerdasan emosional berpengaruh positif terhadap kemampuan siswa SMA dalam pemecahan masalah fisika. Artinya, bukan hanya IQ yang menentukan keberhasilan, tetapi juga bagaimana siswa mengelola emosi saat belajar.
Contoh nyata di kelas
Bayangkan ada dua siswa: Ahmad dan Putri.
 Ahmad adalah tipe siswa yang cepat panik. Ketika ujian fisika dimulai, ia langsung merasa stress begitu melihat soal panjang. Ia terburu-buru menebak jawaban, dan akhirnya banyak jawaban yang salah.
 Di sisi lain, Sinta mungkin tidak sepintar Ahmad dalam hal teori. Tapi ketika ujian, ia menarik napas panjang, membaca soal dengan teliti, dan mengerjakannya satu per satu. Hasilnya nilai Sinta lebih tinggi .
Perbedaannya jelas, bukan siapa yang lebih pintar, tapi siapa yang lebih mampu mengelola emosinya.
Apa yang harus dilakukan guru dan siswa?
Kalau begitu, bagaimana caranya kita bisa melatih kecerdasan emosional dalam pembelajaran fisika?
Bagi guru, ada beberapa langkah sederhana yang bisa dilakukan:
1. Memberikan motivasi sebelum ujian, agar siswa tidak terlalu tegang.
2. Mengajak siswa melakukan refleksi tentang bagaimana perasaan mereka saat belajar fisika.
3. Menggunakan metode diskusi atau kerja kelompok, supaya siswa juga belajar berkomunikasi dan berempati.
Bagi siswa sendiri, melatih EQ bisa dimulai dari hal-hal kecil:
1. Belajar mengatur napas saat panik.
2. Membuat jadwal belajar yang teratur agar tidak stress menjelang ujian.
3. Berani bertanya ketika tidak paham.
4. Tidak terlalu keras pada diri sendiri ketika salah–anggap saja bagian dari proses belajar.
Penutup
Pada akhirnya, belajar fisika bukan hanya soal hafalan rumus. Lebih dari itu, fisika juga melatih kita untuk sabar, fokus, dan tidak mudah menyerah. Semua ini adalah bagian dari kecerdasan emosional.
Jadi, kalau selama ini kamu merasa fisika terlalu sulit, mungkin bukan otakmu yang kurang pintar, tapi hatimu yang perlu lebih tenang. Dengan melatih kecerdasan emosional, soal fisika yang awalnya menakutkan bisa menjadi tantangan yang lebih mudah dihadapi.
Fisika bukan hanya urusan logika. Ia juga tentang keberanian mengendalikan emosi. Dan sering kali, itulah kunci untuk membuka jalan menuju keberhasilan belajar.

Penulis: Saqiba Azwa Malika

Example 300250
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *