Scroll untuk baca artikel
Example floating
Example floating
Example 728x250
Cerpen

Garis Waktu yang Hilang

×

Garis Waktu yang Hilang

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

Oleh: Ragil Amalia, Mahasiswi prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam

Di sebuah kota yang dulunya tenang, kini dipenuhi gedung-gedung tinggi dan teknologi canggih, hiduplah seorang pemuda bernama Dika. Dika adalah seorang mahasiswa seni yang terjebak dalam rutinitas kehidupan modern yang serba cepat. Meskipun ia memiliki banyak teman dan kesibukan di kampus, hatinya selalu merindukan kenangan masa kecilnya yang sederhana dan penuh keceriaan. Ia merasa seolah-olah ada bagian dari dirinya yang hilang di tengah perubahan zaman.

Example 300x600

Di sebuah kota yang dulunya tenang, kini dipenuhi gedung-gedung tinggi dan teknologi canggih, hiduplah seorang pemuda bernama Dika. Dika adalah seorang mahasiswa seni yang terjebak dalam rutinitas kehidupan modern yang serba cepat. Meskipun ia memiliki banyak teman dan kesibukan di kampus, hatinya selalu merindukan kenangan masa kecilnya yang sederhana dan penuh keceriaan. Ia merasa seolah-olah ada bagian dari dirinya yang hilang di tengah perubahan zaman.

Suatu hari, saat menjelajahi bekas rumah neneknya yang kini kosong dan terbengkalai, Dika menemukan sebuah kotak kayu tua di bawah lantai. Di dalamnya terdapat foto-foto lama, mainan kecil, dan surat-surat cinta antara neneknya dan kakeknya. Melihat barang-barang itu membuat Dika merasakan gelombang nostalgia yang kuat. Ia mulai membaca surat-surat itu dengan penuh perhatian.

Dalam salah satu surat, neneknya menulis tentang pentingnya mengingat masa lalu dan bagaimana kenangan dapat membentuk siapa kita saat ini. “Masa lalu adalah jembatan menuju masa depan,” tulis neneknya. Kalimat itu menggugah Dika untuk lebih menggali kenangan-kenangan indah dalam hidupnya.Dika mulai mengumpulkan teman-teman masa kecilnya melalui media sosial. Mereka berbagi cerita dan foto-foto lama, saling mengingat momen-momen lucu dan berharga. Dalam proses ini, Dika menyadari bahwa meskipun banyak hal telah berubah, ikatan persahabatan mereka tetap kuat.

Namun, tidak semua kenangan mudah untuk diingat. Dika menghadapi beberapa momen pahit seperti kehilangan sahabat dekatnya akibat kecelakaan yang membuatnya merasa terpuruk. Ia berjuang melawan rasa sakit itu sambil berusaha untuk tetap positif dan menghargai setiap kenangan yang tersisa.

Namun, saat reuni berlangsung, Dika merasa ada sesuatu yang hilang dalam dirinya—perasaan bersalah atas kehilangan sahabatnya masih menghantuinya. Dalam suasana bahagia itu, ia memutuskan untuk berbicara tentang sahabatnya kepada teman-temannya. Dika juga mulai mengorganisir acara reuni kecil dengan teman-teman masa kecilnya di taman yang kini hampir terlupakan. Mereka berkumpul untuk berbagi cerita dan mengenang kembali saat-saat indah bersama. Acara itu menjadi momen berharga bagi mereka semua—sebuah pengingat bahwa meskipun dunia terus berubah, kenangan akan selalu hidup dalam hati mereka.

“Saya masih ingat saat-saat kita bersama,” kata Dika dengan suara bergetar.

“Tapi saya juga tidak bisa melupakan kehilangan Rudi.”

Teman-temannya mendengarkan dengan penuh perhatian.

Salah satu temannya berkata, “Kita semua merasakannya, Dika. Rudi adalah bagian dari kita dan selalu akan dikenang.”

Kata-kata itu memberikan sedikit ketenangan bagi Dika.

Seiring waktu berlalu, Dika mulai menciptakan karya seni yang terinspirasi oleh kenangan masa kecilnya. Ia melukis pemandangan taman tempat ia bermain, menggambarkan wajah-wajah ceria teman-temannya, serta momen-momen sederhana seperti menikmati es krim di siang hari panas. Karya-karyanya menjadi sebuah perjalanan emosional yang menghubungkannya kembali dengan masa lalu.

Dika juga mulai mengorganisir acara reuni kecil dengan teman-teman masa kecilnya di taman yang kini hampir terlupakan. Mereka berkumpul untuk berbagi cerita dan mengenang kembali saat-saat indah bersama. Acara itu menjadi momen berharga bagi mereka semua—sebuah pengingat bahwa meskipun dunia terus berubah, kenangan akan selalu hidup dalam hati mereka.

Dika akhirnya menyadari bahwa meskipun waktu terus bergerak maju dan dunia berubah dengan cepat, kenangan masa lalu tetap menjadi bagian penting dari identitasnya. Ia belajar untuk menerima perubahan sambil menghargai warisan kenangan yang membentuk dirinya.

Dengan semangat baru dan rasa syukur atas perjalanan hidupnya, Dika melanjutkan langkahnya sebagai seniman. Ia berkomitmen untuk tidak hanya menciptakan karya seni yang mencerminkan kehidupannya sendiri tetapi juga menginspirasi orang lain untuk menghargai kenangan mereka sendiri di tengah perubahan zaman.

Dalam setiap lukisan dan cerita yang ia bagikan, Dika membawa pesan bahwa meskipun garis waktu kehidupan mungkin tampak hilang atau tidak pasti, keindahan dari setiap momen akan selalu ada jika kita mau mengingat dan merayakannya.

Pesan mendalam dari cerpen diatasCerpen ini menggambarkan perjuangan karakter dalam menghadapi perubahan zaman. Pesan ini mencerminkan bahwa meskipun dunia di sekitar kita berubah dengan cepat, penting untuk tetap fleksibel dan beradaptasi.

Karakter belajar untuk mengintegrasikan kenangan masa lalu dengan realitas baru, menunjukkan bahwa kita dapat tumbuh dan berkembang meskipun menghadapi tantangan.

Example 300250
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Cerpen

Tangannya kesemutan diikat dibelakang, kakinya tertekuk dengan darah…

Cerpen

Oleh: Siti Efrilia, Mahasiswa UIN Salatiga “Kayaknya bapak…

Cerpen

Oleh: Anak Pagi Siang hari di tengah ketangguhan…

Cerpen

Di sebuah desa kecil, terdapat hutan yang terkenal…

Cerpen

Oleh: Algazella Sukmasari, S.P.d., Pengajar di Pesantren-Sekolah Alam…