Oleh: Keysaralituhayu, Santri-Murid Kecil (Sancil) Planet Nufo Rembang
Seorang siswi berjalan kegirangan. Wajahnya berseri-seri setelah mendengar berita hari ini. Cuaca juga sangat mendukung—cerah. Matahari seperti ikut tersenyum bersamanya.
Namanya Millea, seorang siswi di Sekolah Dasar Muhammad Iqbal. Hari ini adalah hari yang ia nantikan: liburan ke kolam renang bersama sahabatnya.
Sejak pagi, Millea sudah tidak sabar. Awan putih bertebaran di cakrawala, angin sejuk bertiup lembut. Ia berlari keluar rumah, ditemani senyum ibunya. Mobil jemputan sudah menunggu. Millea siap berangkat.
Sesampainya di lokasi, Millea dan sahabatnya, Natha, langsung menuju kamar mandi untuk berganti pakaian. Setelah selesai, mereka berlari menuju kolam renang. Mereka berenang ke sana kemari, tertawa, saling menghindar dari pengunjung lain yang berenang.
Sore pun tiba. Matahari perlahan turun menyentuh cakrawala. Millea dan Natha selesai berganti baju. Waktunya pulang.Di perjalanan, Millea membuka laptop kecilnya. Jari-jarinya mulai menari di atas keyboard.
“Apa yang kau tulis?” tanya Natha penasaran.
“Pengalaman hari ini,” jawab Millea sambil tersenyum.
“Untuk apa?”
Millea mengedikkan bahu. “Entahlah. Aku hanya ingat, guru Bahasa Indonesiaku memberi tugas menulis cerita pengalaman. Mungkin ini bisa kupakai.
”Natha hanya mengangguk singkat. Millea pun terus mengetik, lalu menutup laptopnya, sebelum akhirnya terlelap di samping Natha yang sedang memandang bintang.
### Selasa, 1 Agustus 2025
Millea berlari tergesa-gesa. Ia hanya diberi waktu dua menit untuk mengambil flashdisk-nya. Ia berlari menuju asrama, mengacak-acak barang-barang, sampai akhirnya menemukannya.Dengan nafas memburu, ia kembali menuju kelas. Di sana, guru Bahasa Indonesianya sudah menunggu dengan tatapan tajam.
“Skotjump! Lima kali! Mengambil flashdisk saja lama sekali!” bentak guru itu.
“Iya, Bu…” jawab Millea lesu.Setelah hukuman selesai, ia duduk, memasang flashdisk pada laptop, dan menunggu.
“Oke, semua sudah siap?” tanya guru.
“Sudah, Bu!” jawab murid-murid serempak.
Guru pun keluar sebentar, meninggalkan mereka. Millea mulai membuka file-file dalam flashdisknya. Ada begitu banyak kenangan tersimpan di sana. Saat mencari tulisan yang semalam ia kerjakan, tiba-tiba ia menemukan sebuah file yang terasa… familiar.
Tangannya ragu. Ia hampir mengklik file itu, tapi tiba-tiba guru piket masuk untuk mengabsen.
“Siapa yang tidak masuk?” tanya guru.
“Natha dan Pranit,” jawab ketua kelas.
“Oke,” sahut guru malas.
Nama itu membuat hati Millea bergetar. Natha… sahabatnya. Mengapa ia sering tidak masuk akhir-akhir ini?Setelah guru pergi, Millea kembali menatap layar. Rasa penasarannya tak terbendung. Ia membuka file itu.
### File Lama: 2024
“Hari ini aku dan Natha berlibur ke kolam renang. Kami bermain air, menaiki kereta mini, membeli camilan, makan pop mie. Sungguh menyenangkan.Sebenarnya, aku dan Natha ingin mengajak Aisyah, tapi ia sedang sakit. Natha adalah sahabat terbaikku. Ia sangat suka mewarnai, sedangkan aku suka menggambar. Hari itu sungguh hari yang menyenangkan!
Semoga hari ini bisa menjadi kenangan indah. Kenangan bersejarah yang abadi. Kenangan hebat untuk persahabatan kami.
— Sekian dari Millea. Thanks and bye.”
Mata Millea berair. Ia menutup mulutnya, menahan tangis. Ingatan itu kembali. Natha, sahabat yang dulu selalu bersamanya… kini berubah. Natha jarang masuk sekolah, bahkan dikabarkan sering berbuat nakal.
Millea yakin. Ia tahu ke mana Natha dan Pranit sering pergi. Ia sudah menemukan kata kuncinya.Besok, tepat tanggal 2 Agustus, di hari yang sama dengan tulisan lama itu… Millea bertekad untuk menjemput Natha dan Pranit.Apapun yang terjadi.