Scroll untuk baca artikel
Example floating
Example floating
Example 728x250
Feature

Hilangnya Cerita Rakyat dan Nilai Komunikasi Antar Generasi

×

Hilangnya Cerita Rakyat dan Nilai Komunikasi Antar Generasi

Sebarkan artikel ini
Oplus_131072
Example 468x60

Oleh: Roikhan Ali Mas’ud

Menghilangnya cerita rakyat dan nilai komunikasi antar generasi berkaitan erat dengan perkembangan teknologi modern. Tradisi lisan yang dulunya diwariskan melalui cerita yang diceritakan orang tua kini tergerus oleh kesibukan dan pengaruh budaya asing, seperti budaya pop dan media digital. Generasi muda lebih tertarik pada hiburan modern, sehingga cerita rakyat yang mengandung nilai moral dan kearifan lokal mulai terlupakan. Untuk melestarikan tradisi ini, diperlukan upaya sistematis dari pemerintah dan masyarakat untuk mengenalkan kembali cerita rakyat kepada generasi muda.

Example 300x600

Tradisi lisan, yang selama ribuan tahun menjadi cara utama untuk mentransfer pengetahuan, pengalaman, dan nilai-nilai budaya, kini tergeser oleh media digital yang menawarkan cara komunikasi yang lebih cepat dan efisien. Generasi muda saat ini lebih terpapar pada konten visual dan audio yang disajikan melalui platform seperti YouTube, Instagram, dan TikTok. Konten-konten ini sering kali bersifat hiburan semata dan tidak mengandung nilai-nilai moral atau kearifan lokal yang terkandung dalam cerita rakyat.

Teknologi tidak hanya mengubah cara informasi disampaikan, tetapi juga memengaruhi hubungan antar generasi. Dulu, momen mendongeng di malam hari menjadi waktu berkualitas bagi keluarga, di mana orang tua atau kakek-nenek menceritakan kisah-kisah yang sarat makna kepada anak-anak mereka. Kini, banyak keluarga yang terpisah oleh kesibukan masing-masing dan ketergantungan pada perangkat digital.

Anak-anak lebih memilih bermain gadget daripada mendengarkan cerita dari orang tua mereka. Hal ini menyebabkan terputusnya jembatan komunikasi antar generasi, di mana nilai-nilai dan pengalaman hidup yang berharga tidak lagi ditransfer secara langsung.Ketika cerita rakyat mulai hilang dari kehidupan sehari-hari, identitas budaya suatu masyarakat juga berisiko mengalami erosi. Cerita rakyat bukan hanya sekadar hiburan; mereka merupakan cerminan dari sejarah, norma, dan nilai-nilai suatu komunitas. Ketika generasi muda tidak lagi mengenal cerita-cerita ini, mereka kehilangan pemahaman tentang akar budaya mereka sendiri. Hal ini dapat menyebabkan homogenisasi budaya, di mana nilai-nilai asing mendominasi dan menggeser tradisi lokal.

Akibatnya, masyarakat menjadi kurang mampu menghargai kekayaan budaya mereka sendiri.Untuk menghadapi tantangan ini, penting untuk mengadopsi pendekatan inovatif dalam melestarikan cerita rakyat. Digitalisasi cerita rakyat dapat dilakukan dengan membuat konten multimedia yang menarik, seperti video animasi atau podcast yang menyajikan kisah-kisah tersebut dengan cara yang relevan bagi generasi muda. Selain itu, kolaborasi antara seniman lokal, pendidik, dan platform digital dapat menciptakan ruang bagi cerita rakyat untuk berkembang dalam konteks modern. Misalnya, program-program pendidikan di sekolah bisa memasukkan elemen cerita rakyat dalam kurikulum dengan cara yang interaktif dan menarik.

Secara keseluruhan, hilangnya cerita rakyat dan nilai komunikasi antar generasi merupakan fenomena kompleks yang dipicu oleh perkembangan teknologi komunikasi modern. Upaya pelestarian harus melibatkan semua pihak—keluarga, pendidik, komunitas—untuk memastikan bahwa warisan budaya ini tidak hanya bertahan tetapi juga berkembang dalam bentuk yang sesuai dengan zaman. Dengan demikian, kita dapat menjaga identitas budaya kita sambil tetap membuka diri terhadap inovasi dan perubahan zaman.

Example 300250
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Feature

Oleh: Wortelina Aku kira aku akan menjadi orang…

Feature

Oleh: Perempuan Sebalik Tawa Hidup adalah sebuah pilihan….