Oleh: Bunga Gladys Chelsea Andini
Fenomena hilangnya etika remaja saat berkomunikasi dengan orang tua semakin sering terjadi di kehidupan sehari-hari. Remaja cenderung berbicara dengan nada tinggi, sibuk dengan gadget, atau bahkan mengabaikan pembicaraan. Perubahan ini dipengaruhi oleh perkembangan teknologi yang mendominasi perhatian generasi muda, sehingga mereka lebih fokus pada dunia luar dibandingkan hubungan di dalam keluarga. Kondisi ini diperparah oleh kesenjangan generasi yang membuat komunikasi menjadi lebih sulit dan penuh kesalahpahaman.
Sebagai remaja, kami sering merasa kesulitan menyesuaikan diri dengan ekspektasi orang tua yang menginginkan sikap sopan dan penuh penghormatan. Di sisi lain, kami menghadapi tekanan dari sekolah, teman sebaya, serta perubahan emosional yang membuat komunikasi menjadi semakin rumit. Orang tua sering kali memposisikan diri sebagai pemberi nasihat, sedangkan kami menginginkan dialog yang lebih setara.
Ketidakseimbangan ini kerap memicu konflik dan menjauhkan hubungan emosional antara anak dan orang tua. Meski demikian, saya menyadari bahwa menghormati orang tua adalah hal yang sangat penting. Mereka adalah sosok yang selalu ada untuk kita, bahkan di saat dunia luar tidak peduli.
Menjaga etika komunikasi, seperti mendengarkan dengan baik atau mengurangi penggunaan gadget saat berbicara, adalah langkah sederhana namun berdampak besar untuk memperbaiki hubungan keluarga. Orang tua juga perlu memahami bahwa cara komunikasi yang lebih dialogis dan modern dapat membantu menciptakan hubungan yang lebih harmonis.
Dengan saling pengertian dan usaha bersama, masalah ini dapat diperbaiki. Remaja harus belajar menaruh perhatian lebih pada keluarga, sementara orang tua perlu membuka diri terhadap perubahan zaman.
Hubungan keluarga yang harmonis tidak akan tercipta tanpa kerja sama dari kedua belah pihak. Dimulai dengan tindakan kecil seperti mendengarkan dan berbicara dari hati, komunikasi yang sehat dan penuh penghormatan dapat menjadi jembatan untuk mempererat hubungan keluarga.