Semarang, PikiranBangsa.co – Sekolah Stunting yang diselenggarakan oleh Divisi Lingkungan Kesehatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Moderasi Beragama (MB) Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang pada hari Jumat, 25 Juli 2025 pukul 09.00 – 11.00 di Balai Desa Gemuhblanten sukses hadirkan bidan profesional dari Desa Gemuhblanten.
Kegiatan ini bertujuan untuk mengedukasi masyarakat desa akan pencegahan stunting dimulai sejak ibu hamil. Sekolah Stunting dengan tema “Golden Age: Strategi dan Taktik Menuju Generasi Indonesia Emas.”
Tamu undangan dari perangkat desa yaitu Erna Kismiati S.H (Kepala Desa Gemuhblanten), Purwadi S.E (Sekretaris Desa Gemuhblanten), Mugianto (Kepala Dusun Krajan), Sulasih (Kepala Posyandu), Mustafiroh A. Md. Keb (Bidan Profesional) hadir sebagai bentuk kepedulian terhadap permasalahan stunting di Desa Gemuhblanten, Kec. Gemuh, Kab. Kendal.
Dalam pemaparannya, Mustafiroh selaku pembicara menjelaskan macam-macam stunting itu ada dua yang bisa mengkategorikan hanya dokter anak.
“Macam-macam stunting itu ada dua, stunting pendek dan stunting sangat pendek itu dari dokter anak,” paparnya.
Mustafiroh menyebutkan bahwa stunting pendek ialah kategori anak yang memiliki tubuh pendek yang belum tentu mengalami gagal tumbuh.
“Stunting pendek adalah anak yang memiliki tubuh pendek dan belum tentu mengalami gagal tumbuh,” ucapnya
Mustafiroh melanjutkan bahwa stunting sangat pendek merupakan kondisi gagal tumbuh kembang balita sejak dalam kandungan.
“Stunting sangat pendek adalah kondisi gagal tumbuh kembang balita akibat kekurangan gizi dalam kandungan dan baru bisa dilihat setelah usia 2 tahun,” katanya.
Mustafiroh menjelaskan alasan mengapa usia 2 tahun baru bisa dilihat anak stunting.
“Pertumbuhan dan perkembangan anak itu baru bisa dilihat setelah usia 2 tahun,” tuturnya.
Mustafiroh menambahkan jika sudah usia 6 sampai 24 bulan asupan nutrisi penting untuk stunting harus dipenuhi dengan baik dan benar.
“Pemenuhan nutrisi penting untuk anak stunting ada karbohidrat, lemak, protein, vitamin A, B, C, D, E, kalsium, dan mineral,” ujarnya.
Mustafiroh menyampaikan contoh nutrisi pertama untuk stunting adalah karbohidrat.
“Karbohidrat berisi makanan pokok, seperti nasi, singkong hijau, dan tepung roti,” sebutnya.
Mustafiroh menyambungkan nutrisi kedua yaitu lemak.
“Lemak bisa diambil dari minyak serta daging yang berminyak itu masuk ke dalam lemak,” tambahnya.
Lalu ada nutrisi ketiga yaitu protein hewani dan nabati.
“Protein hewani dan protein nabati, protein hewani itu bersumber dari hewan sedangkan nabati itu dari tumbuhan seperti kacang-kacangan, kacang merah, kacang kedelai,” cakapnya.
Berikutnya ada nutrisi berupa vitamin dan kalsium.
“Vitamin bisa diambil dari buah-buahan dan untuk susu itu termasuk ke dalam kalsium,” lanjutnya.
Mustafiroh menekankan nutrisi mineral tak kalah penting.
“Terakhir mineral bisa diambil dari sayur-sayuran dan buah-buahan,” pungkasnya.
Penulis: Rahmat Setiawan