Oleh Naja Taqiyyuddin
Kebebasan berpendapat, berekspresi, bersuara dan masih banyak lagi. Merupakan hak istimewa yang dimiliki masing-masing rakyat indonesia sebagai pelaku Demokrasi di negeri ini. Seperti yang dikatakan oleh Abraham Lincoln, “Dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat”. Ini menunjukkan sebegitu istimewanya hak yang ada ditangan masing-masing warga negara Indonesia. Namun, apakah tiap-tiap masyarakat ini faham betul atas jalannya hak mereka dalam demokrasi yang ada di negara ini?
Hari ini, pendangkalan demokrasi benar-benar terjadi. Ketika terjadi aksi Demonstrasi oleh Mahasiswa yang menolak kebijakan pemerintah misal. Mudah saja menemukan di Postingan Media Sosial, bukan mendukung ataupun turut prihatin atas apa yang telah dilakukan pemerintah, Netizen justru malah merujaknya. “Mahasiswa sok-sok an peduli!”, “Kuliah saja yang benar!”, bahkan masih banyak dan lebih parah lagi.
Berita-berita tentang mahasiswa demo, maka isi kolom komentarnya berisi hujatan hujatan yang mengarah ke Mahasiswa. Dan mirisnya, inilah kebenaran yang terjadi. 30 tahun lalu, yang melakukan pendangkalan ini adalah aparat, militer dan beberapa elite politik. Mereka membungkam, menculik, bahkan tak segan untuk membunuh mereka yang tidak sepakat atas apa yang menjadi kebijakan pemerintah.
Sedihnya, hari ini justru netizenlah, masyarakat yang dengan sukarela melakukannya. Dengan buas mereka menghakimi para pendemo ini.
Apakah mereka para netizen paham akan substansi demonya? Apakah mereka sempat membaca tentang apa yang sedang di demokan? Belum tentu. Demo tolak kenaikan UKT misal, seenak jidat mereka nyinyirin mahasiswa.
Yang sudah jelas para Mahasiswa ini sedang memerjuangkan hak mereka sendiri dan kaum menengah kebawah supaya bisa merasakan duduk di bangku perkuliahan. Tak hanya itu, agar besok-besok, anak-anak ataupun saudara kalian juga murah biaya kuliahnya. Persetan dengan mereka yang mengatakan “kuliah itu Pendidikan tersier”. Karena sejatinya pendidikan itu merupakan hak segala individu dan semua orang berhak merasakan bangku perkuliahan.
Padahal dalam Demokrasi, beda pendapat, demo, kritik, itu sah-sah saja. Namun, Indonesia dalam 10 tahun terakhir ini benar benar mengalami pendangkalan demokrasi yang sangat-sangat amat mengkhawatirkan. Bukan karena tirani pemerintahan, bukan karena aparatnya yang kejam, tapi netizen sendirilah yang mendangkalkan haknya dengan sukarela. Mereka yang legowo merendahkan posisinya sebagai pamangku kekuasaan di negeri ini.