Oleh: Sultan Murad Arkan Nurrahmat, Santri-Murid Kelas VII SMP Alam Nurul Furqon asal Karawang
Pagi yang cerah, Silpy berjalan menuju sekolah seperti biasa, menyapa teman-temannya dengan senyum cerah. Mereka semua membalas ramah, membuat suasana pagi makin terarah.
Tapi, saat salah satu cowok menyapanya, ia berkata, “Pagi, Nami!”
Silpy langsung menghentikan langkahnya dan menatap cowok itu. “Heh! Namaku bukan Nami,” sahutnya dengan nada kesal.
Cowok itu lupa dengan namanya, “Eh—maaf! Maksudku… Silpy.”
Untungnya Silpy cepat memaafkan, meski dalam hati agak kesal karena namanya salah disebut. Ia lalu melanjutkan hari seperti biasa, mencoba melupakan insiden kecil itu.
Cowok itu dikenal berprestasi. Ia pernah menang olimpiade sains dan matematika, dan juga sangat jago bermain piano. Ia terlihat seperti murid sempurna.
Sepulang sekolah, Silpy menunggu supir pribadinya. Tapi aneh, sang supir tak kunjung datang.
“Ini aneh,” gumam Silpy sambil melihat sekeliling.
Setelah menunggu cukup lama, Silpy memutuskan untuk pulang sendiri. Tapi ia tidak sadar, ada seseorang yang sedang mengikutinya. Di tengah jalan, tiba-tiba ia disekap dari belakang dan dibuat pingsan.
Saat sadar, Silpy menemukan dirinya diikat di sebuah gudang terbengkalai. Ia langsung tahu kalau Ia–diculik
Ada dua penculik di sana. Yang satu tampak biasa saja, tapi yang satu lagi… matanya menunjukkan niat yang menjijikkan. Silpy mulai panik. Ia mencoba tetap tenang, tapi tubuhnya gemetar karena Penculik bejat itu mulai mendekat dengan senyum licik.
Silpy ingin menangis. Ia mulai khawatir dengan nasibnya. Tak pernah terbayangkan ada orang sebejat ini di dunia. Ia hanya bisa pasrah… dan berharap ada yang menyelamatkannya.
Tiba-tiba secarik harapan muncul, terdengar suara kaca pecah. Seseorang masuk lewat jendela dengan sangat santai, seolah sedang berada di pantai.
“Hei! Bocah, ini bukan tempat bermain! Pergi sana!” bentak penculik yang ingin…(Tahulah ngapain)
Namun orang itu diam saja. Ia mengeluarkan linggis dari belakang punggungnya, lalu menyerang penculik bejat itu. Dengan cepat, penculik pertama tumbang.
Penculik kedua—yang terlihat seperti veteran perang—mengangguk pelan. “Bagus juga gerakanmu, bocah,” katanya.
Orang itu langsung melesat ke arah penculik veteran, dan pertarungan tidak terhindarkan. Pertarungan itu brutal dan cepat. Orang itu tahu, serangan biasa tak akan cukup melawan veteran seperti ini. Di tengah pertarungan, penculik itu bertanya:
“Siapa namamu, bocah?”
“Namaku… Pahlawan Bertopeng Bergaya,” jawabnya dengan lantang
“Nama yang keren, Pahlawan,” jawab si penculik, lalu melempar pisau dengan cepat.
Pisau itu melesat dan menancap di bahu sang pahlawan. Ia menahan sakitnya, tapi tetap berdiri memasang kuda-kuda.
“Jangan pura-pura kuat. Aku tahu rasanya,” ujar Si Penculik. “Tubuhku penuh luka. karena pisau ini… aku hampir dibunuh oleh pisau ini.”
“Apa kau sudah selesai megocehnya.”
Sang Pahlawan menghela nafas panjang. Lalu, dalam satu gerakan cepat, ia mengayunkan linggis dan mengakhiri pertarungan.
“Aku tidak peduli apa yang kau katakan tadi,” katanya dingin.
Silpy terdiam. Ia mulai merasa ketakutan. “Apakah kau…Baik?” tanyanya lirih.
Sang pahlawan menoleh. “Jangan takut. Kamu cewek yang kuat.” Ia tersenyum—senyum yang tersembunyi di balik topengnya—dan pergi begitu saja.
Tak lama kemudian, polisi dan ayah Silpy datang.
“Nak, kamu nggak apa-apa?” tanya ayahnya dengan khawatir.
Silpy ingin menjawab, tapi suaranya tercekat. Ia hanya mengangguk perlahan
Tiga hari kemudian, Silpy kembali ke sekolah. Ia menyapa teman-temannya seperti biasa, dan kali ini, cowok yang dulu salah memanggilnya pun menyapa dengan nama yang benar. Silpy mendekati cowok itu dan berkata.
“Habis kelas… mau makan bareng?” tanya Silpy pelan.
“Boleh,” jawab cowok itu sambil tersenyum.
Setelah kelas usai, mereka pergi ke atap sekolah. Makan siang bersama, bercanda, dan ngobrol ringan. Di akhir momen itu, Silpy memberanikan diri bertanya:
“Hei… kamu yang nyelametin aku waktu itu, ya?” ucap Silpy sambil malu
Cowok itu tersenyum kecil. “Mungkin iya, mungkin tidak. 50:50.”
Nama cowok itu adalah S…..