Oleh: Cholisya Octa Widya, Mahasiswa UIN Salatiga
Media social merupakan label yang merujuk pada teknologi digital yang bisa memungkinkan orang untuk saling melakukan interaksi, dan berbagi pesan (B.K. Lewis 2010). Identitas budaya yaitu ciri khas yang membedakan suatu budaya dengan budaya yang lain. Setiap budaya pastinya memiliki identitas tersendiri. Ciri khas setiap daerah mulai dari bahasa, cara berbicara, dan lain-lain. Di era sekarang media sosial menjadi bagian penting dalam kehidupan seseorang terutama di kalangan anak muda dan anak-anak. Banyak anak gen alpha yang sudah mengerti tentang media sosial seperti tiktok dan instagram.
Anak-anak sekarang lebih menyibukkan diri bermain handphone di dalam rumah dibandingkan bermain diluar rumah bersama dengan teman-temannya, itu karena mereka telah mengerti tentang media sosial yang telah memengaruhi interaksi sosial bagi anak-anak. Identitas budaya yaitu pengakuan diri dari sebuah kelompok yang terdiri dari tradisi, adat istiadat, bahasa, dan agama.
Identitas budaya setiap daerahnya pasti berbeda, itu yang membuat kita bisa mengerti berbagai macam identitas budaya yang ada di daerah lain. Dengan adanya identitas budaya manusia jadi bisa saling menghargai perbedaan satu sama lain, perbedaan ras, suku, bahsa dan budaya yang ada di daerah masing-masing.
Identitas budaya membantu mempertahankan tradisi dan warisan budaya yang ada di setiap daerahnya. Media sosial membantu seseorang mengerti identitas budaya lain dengan cara melihat di internet tentang tradisi atau nilai budaya lokal pada daerah yang berbeda. Kita dapat berkomunikasi dengan orang lain yang kita kenal melalui media sosial, misalnya dengan tiktok kita bisa memlai percakapan dengan seseorang yang berbeda budaya dengan kebudayaan kita seperti orang jawa berkomunikasi dengan orang sunda, mereka berkomunikasi melalui media sosial.
Mereka berinteraksi dan berkomunikasi dengan bahasa yang berbeda, itu termasuk menunjukkan identitas budaya mereka masing-masing. Media sosial juga membentu melestarikan budaya lokal dan bahasa, jika kita melihat di tiktok maupun instagram banyak sekali kebudayaan-kebudayaan yang bisa kita pelajari, seperti di bali kita bisa melihat ada tari kecak walaupun kita hanya melihatnya di media sosial. Itu termasuk ke dalam melestarikan budaya yang ada di daerahnya.
Melalui media sosial, kita bisa berbagi pengalaman dan pengetahuan, jika kita berada dalam satu lingkup bersama seseorang yang berbeda budaya dengan kita, kita bisa mempelajari kebudayaan yang ada pada daerah tersebut, dan juga bisa menambah pengetahuan tentang budaya-budaya lainnya. Ketika kita ingin mempelajari suatu kebudayaan yang ada di setiap daerah kita bisa juga melihatnya di media sosial tanpa harus bertemu atau berkunjung ke daerah yang ingin kita pelajari.
Banyak di media sosial kebudayaan daerah yang dipublish bukan hanya untuk daerahnya sendiri tetapi bisa dilihat oleh semua orang dari berbagai daerah. Tetapi terkadang di media sosial tidak hanya menayangkan atau memberikan informasi tentang kebudayaan lokal, ada juga konten yang menayangkan atau memberikan informasi tentang kebudayaan asing yang dapat mengalahkan konten budaya lokal.
Budaya asing bisa menjadi pengaruh buruk bagi kebudayaan lokal, bisa saja kebudayaan lokal tersingkirkan karena adanya pengaruh dari budya asing. Contohnya kebaya jawa pada zaman dahulu yang modelnya dikhas kan dengan kutu baru jadul sekarang banyak sekali model kebaya dari pengaruh bdaya asing seperti kebaya crop, dan lain-lain. Jadi kita harus berhati-hati dengan identitas budaya asing yang masuk kedalam daerah kita. Lebih baik melestarikan budaya local daripada budaya asing.