Scroll untuk baca artikel
Example floating
Example floating
Example 728x250
Esai

Mengelola Emosi Anak di Sekolah Alam: Peran Penting Bimbingan dan Konseling

×

Mengelola Emosi Anak di Sekolah Alam: Peran Penting Bimbingan dan Konseling

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

Oleh: Afifah ‘Ainun Ni’mah, Pengajar di Pesantren-Sekolah Alam Planet NUFO Rembang, Mahasiswa Pascasarjana Bimbingan Konseling Universitas Negeri Semarang (Unnes)

Setiap anak memiliki karakter dan dinamika emosi yang berbeda, terutama ketika mereka belajar dalam lingkungan yang lebih terbuka seperti Sekolah Alam. Tidak seperti sekolah formal yang memiliki sistem pembelajaran yang lebih terstruktur namun tersekat oleh gedung. Sekolah alam memberikan kebebasan bagi siswa untuk mengeksplorasi lingkungan, berinteraksi dengan teman sebaya, dan memperoleh pengalaman langsung dalam belajar. Namun, kebebasan ini juga menghadirkan tantangan, terutama dalam mengelola emosi anak. Mereka akan lebih sering menghadapi situasi yang menguji kesabaran, keberanian, dan keterampilan sosialnya. Oleh karena itu, bimbingan dan konseling (BK) berperan penting dalam membantu anak mengendalikan emosinya dengan baik.

Example 300x600

Emosi merupakan bagian alami dari perkembangan anak. Mereka bisa merasa senang, marah, kecewa, atau takut dalam berbagai kondisi. Dalam lingkungan sekolah alam, anak-anak menghadapi berbagai pengalaman yang dapat memicu reaksi emosional, misalnya rasa frustrasi saat gagal menyelesaikan tantangan, ketakutan saat mencoba sesuatu yang baru, atau konflik dengan teman sebaya.

Jika tidak ditangani dengan baik, emosi negatif dapat memengaruhi perilaku anak, seperti menjadi agresif, menarik diri, atau kehilangan motivasi untuk belajar. Sistem pembelajaran yang berbasis eksplorasi di sekolah alam menuntut pendekatan yang lebih fleksibel dalam membantu anak mengelola emosinya. Dengan tidak adanya struktur kelas yang kaku, guru dan konselor harus lebih aktif dalam mendampingi siswa agar mereka dapat memahami dan menyalurkan emosinya secara positif.

Salah satu langkah awal dalam pengelolaan emosi adalah membantu anak mengenali dan menyebutkan perasaan yang mereka alami. Sering kali anak-anak mengalami kesulitan dalam mengungkapkan emosi mereka, sehingga penting bagi mereka untuk memiliki pemahaman yang cukup tentang berbagai jenis emosi. Konselor atau guru dapat menggunakan berbagai metode, seperti bercerita, permainan peran, atau kartu emosi, untuk membantu anak mengekspresikan perasaannya. Misalnya, ketika seorang siswa menangis karena gagal membuat prakarya dari bahan alam, guru dapat bertanya, “Apakah kamu merasa kecewa karena hasilnya tidak sesuai dengan yang diharapkan?” Melalui cara ini, anak akan lebih mudah mengenali dan memahami emosinya.

Setelah anak dapat mengenali emosinya, langkah berikutnya adalah mengajarkan mereka teknik untuk mengendalikan emosi dengan baik. Ada beberapa metode yang dapat diterapkan dalam lingkungan sekolah alam, seperti teknik pernapasan dalam untuk membantu anak menenangkan diri, aktivitas fisik seperti berlari atau bermain untuk menyalurkan energi negatif, serta teknik time-out positif di mana anak diberikan waktu untuk menyendiri di tempat yang nyaman sebelum kembali berinteraksi dengan teman-temannya. Selain itu, menggambar atau menulis jurnal dapat menjadi cara bagi anak untuk mengekspresikan perasaan mereka jika mereka merasa sulit mengungkapkannya secara verbal.

Guru dan konselor di sekolah alam juga memiliki peran penting sebagai teladan dalam mengelola emosi. Anak-anak cenderung meniru perilaku orang dewasa di sekitarnya, sehingga jika guru atau konselor mampu menunjukkan cara mengatasi emosi dengan tenang, anak akan lebih mudah menirunya. Sebagai contoh, jika seorang anak merasa takut saat mencoba mendaki tebing kecil, guru dapat memberikan dukungan dengan mengatakan, “Ibu juga pernah merasa takut saat pertama kali mencoba, tapi Ibu pelan-pelan mengatasinya. Yuk, kita coba bersama-sama!”

Selain itu, sekolah alam memiliki lingkungan yang dapat menjadi terapi alami bagi anak-anak. Berjalan di hutan, menyentuh tanah, mendengar suara burung, atau bermain air terbukti secara ilmiah dapat menenangkan sistem saraf dan membantu anak mengatur emosinya. Hal ini sesuai dengan tulisan Louv, R. (2005) di bukunya yang berjudul Last Child in the Woods: Saving Our Children from Nature-Deficit Disorder. Konselor bisa memanfaatkan lingkungan ini untuk menciptakan sesi bimbingan yang lebih efektif. Sebagai contoh, jika seorang anak merasa sangat cemas, konselor bisa mengajaknya berjalan di sekitar kebun sambil mengobrol santai. Pendekatan ini lebih efektif dibandingkan memaksa anak duduk diam dan berbicara dalam suasana yang formal.

Bimbingan dan Konseling (BK) di sekolah alam harus bersifat fleksibel dan menyesuaikan dengan kebutuhan anak. Beberapa peran utama BK dalam membantu anak mengelola emosinya adalah membantu anak memahami emosi mereka sendiri melalui diskusi dan refleksi, melatih anak untuk menyalurkan emosi secara sehat melalui aktivitas eksplorasi alam, menciptakan lingkungan yang mendukung di mana anak merasa aman untuk mengekspresikan perasaannya, serta bekerja sama dengan guru dan orang tua agar strategi pengelolaan emosi dapat dilakukan secara konsisten di sekolah dan di rumah.

Mengelola emosi anak di Sekolah memerlukan pendekatan yang unik dan berbasis pengalaman. Dengan metode yang tidak konvensional, seperti berjalan di alam, bermain, dan aktivitas reflektif, anak-anak dapat belajar mengatur emosinya secara lebih alami dan menyenangkan. BK memiliki peran penting dalam membantu anak memahami, mengelola, dan menyalurkan emosi mereka dengan cara yang positif. Dengan bimbingan yang tepat, anak-anak dapat tumbuh menjadi individu yang lebih mandiri, tangguh, dan memiliki kecerdasan emosional yang baik. Pendekatan yang lebih kreatif dan berbasis eksplorasi akan membuat layanan BK di sekolah alam menjadi lebih efektif. Dengan demikian, sekolah alam tidak hanya menjadi tempat belajar akademik tetapi juga tempat yang mendukung perkembangan emosional dan sosial anak-anak secara optimal. Wallahu a’lam bi al-shawab

Example 300250
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *