Oleh: Naila Imroatul Chasanah, Mahasiswa UIN Salatiga
Ketika saya masih duduk di bangku Madrasah Aliyah, saya aktif dalam organisasi OSIS. Dari situlah saya mulai memahami makna demokrasi yang sesungguhnya. Dalam organisasi tersebut, sistem pengambilan keputusan menerapkan prinsip-prinsip demokrasi, yaitu mengutamakan partisipasi seluruh warga sekolah. OSIS menjadi wadah resmi bagi para siswa untuk belajar memimpin, mengorganisasi, serta berpartisipasi aktif dalam kehidupan sekolah.
Salah satu contoh nyata penerapan demokrasi dalam organisasi OSIS adalah pemilihan ketua secara langsung oleh seluruh siswa. Proses pemilihannya hampir menyerupai pemilu di dunia nyata. Biasanya, sebelum hari pemilihan, para calon ketua OSIS akan mengikuti sesi debat selama kurang lebih dua jam, dilanjutkan dengan penyampaian visi dan misi di hadapan para siswa dan staf sekolah. Proses ini mengajarkan siswa tentang pentingnya memilih pemimpin yang bertanggung jawab serta memiliki program kerja yang jelas dan terarah.
Selain proses pemilihan, OSIS juga menerapkan sistem musyawarah dalam pengambilan keputusan. Melalui musyawarah, seluruh anggota dapat berdiskusi dan menyampaikan pendapat mereka. Topik yang biasanya dibahas antara lain adalah perencanaan program kerja, pengaturan kegiatan sekolah, hingga pengelolaan dana. Ini menunjukkan bahwa keputusan tidak diambil secara sepihak, melainkan merupakan hasil pertimbangan bersama yang menghargai setiap pendapat dan mencari solusi terbaik secara kolektif.
Sebagai organisasi yang dijalankan oleh dan untuk siswa, OSIS juga dituntut untuk bersikap terbuka dalam segala hal, terutama dalam hal pelaporan kegiatan dan penggunaan keuangan. Dengan transparansi ini, seluruh warga sekolah dapat mengetahui bagaimana dana digunakan dan sejauh mana program-program OSIS dijalankan. Hal ini menumbuhkan nilai kejujuran, tanggung jawab, dan kepercayaan antar anggota.
Demokrasi dalam OSIS tidak hanya melibatkan pengurus, tetapi juga seluruh siswa. Mereka dapat menyampaikan ide, pendapat, maupun kritik terhadap program yang dijalankan OSIS, baik melalui kotak saran maupun forum resmi yang disediakan. Hal ini menciptakan lingkungan sekolah yang inklusif, terbuka, dan saling menghargai satu sama lain.
Melalui pengalaman berorganisasi tersebut, saya belajar banyak mengenai nilai-nilai demokrasi sejak dini. Ibu saya pun selalu mendorong saya untuk aktif berorganisasi, karena dari sana saya bisa belajar tentang kebersamaan, kepemimpinan, menghargai perbedaan pendapat, dan bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama. Pengalaman ini menjadi bekal berharga untuk kehidupan bermasyarakat dan berbangsa di masa depan.