Oleh: Hafidhotul Kamila, Mahasiswa Mata Kuliah Kewarganegaraan Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Salatiga
Demokrasi tidak hanya berfungsi sebagai sistem pemerintahan, tetapi juga mencakup penerapan nilai-nilai dalam kehidupan sehari-hari. Nilai-nilai seperti kebebasan berpendapat, partisipasi warga negara, dan keadilan sosial seharusnya menjadi bagian integral dalam interaksi sosial, baik di lingkungan kampus, komunitas, maupun organisasi.
Sebagai mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI), saya menyadari bahwa demokrasi tidak terbatas pada ranah politik atau institusi formal, tetapi juga hadir dalam dinamika kehidupan kampus dan lingkungan sekitar—meskipun penerapannya belum selalu ideal. Demokrasi sebagai nilai seharusnya menekankan penghargaan terhadap pendapat orang lain, memberikan ruang partisipasi yang setara, serta menjunjung tinggi prinsip keadilan dalam setiap pengambilan keputusan.
Di lingkungan tempat tinggal saya, penerapan demokrasi tampak dalam kegiatan musyawarah warga, seperti pembahasan kebersihan mushola dan pelaksanaan yasinan rutin setiap malam Jumat. Sebelum kegiatan dilaksanakan, warga diundang untuk berdiskusi mengenai pembagian tugas, termasuk giliran keluarga yang menyediakan konsumsi serta rumah mana yang akan digunakan untuk memasak. Proses ini mencerminkan nilai partisipatif dalam demokrasi.
Namun, tidak semua keputusan selalu diambil secara demokratis. Dalam beberapa kasus, keputusan RT bersifat top-down atau sepihak tanpa dialog terlebih dahulu dengan warga. Hal ini sering kali menimbulkan ketidakpuasan karena hak warga untuk ikut serta dalam pengambilan keputusan tidak diakomodasi.
Selain itu, prinsip demokrasi juga terlihat dalam kegiatan PKK, khususnya saat perayaan Hari Kemerdekaan 17 Agustus. Seluruh warga dilibatkan sebagai peserta, panitia, atau pendukung acara. Musyawarah dilakukan untuk menentukan jenis lomba, aturan main, dan pembagian tugas. Proses ini menggambarkan demokrasi yang berjalan melalui partisipasi aktif dan keterlibatan bersama.
Dari pengalaman tersebut, saya memahami bahwa demokrasi tidak hanya bicara tentang sistem kenegaraan, tetapi juga hidup dalam tindakan-tindakan kecil di sekitar kita. Ketika partisipasi, musyawarah, dan keterbukaan diterapkan, maka demokrasi tidak hanya menjadi konsep, tetapi menjadi budaya yang membentuk masyarakat lebih adil dan harmonis.