Oleh: Rafif Ardani, Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Salatiga
Di era digital saat ini, media massa dan media sosial telah menjadi saluran informasi terpenting yang dapat diakses oleh semua orang kapan saja. Namun kemudahan ini juga membawa tantangan yang cukup besar, khususnya terkait dengan penyebaran misinformasi (berita palsu) dan fenomena FOMO (fear of missing out) yang dapat mempengaruhi cara kita berpikir, merasakan, dan berperilaku. Misinformasi seringkali disebarkan dengan tujuan memanipulasi opini publik atau menimbulkan kepanikan. Apalagi media sosial saat ini digunakan oleh banyak kalangan, mulai dari anak-anak hingga orang tua, dan jangkauannya sangat luas, sehingga berita dan berbagai opini sering dimuat di berbagai media sosial Instagram, Token Tik, Twitter, dll.
Laporan palsu dapat menyebar dengan sangat cepat di media sosial, bahkan lebih cepat dibandingkan informasi yang sebenarnya. Pasalnya, informasi bisa menjadi viral di platform digital tanpa filter yang tepat. Dampaknya bisa sangat negatif secara sosial, politik dan ekonomi. Untuk menghindari pengaruh berita palsu, masyarakat perlu meningkatkan literasi medianya. Artinya, kita harus mampu mengevaluasi sumber informasi secara kritis dan memverifikasi kebenarannya sebelum menyebarkan berita, dan kita tidak boleh cepat percaya pada informasi hanya karena informasi tersebut sesuai dengan pandangan dan opini pribadi kita.
Media massa dan media sosial juga mempunyai tanggung jawab yang besar untuk memastikan informasi yang akurat disebarluaskan, untuk mengklarifikasi kapan kesalahan terjadi, dan untuk mendidik pengguna tentang cara mengenali informasi yang salah. FOMO adalah kecemasan yang terjadi ketika Anda merasa ketinggalan tren atau informasi penting yang dibagikan di media sosial. Akibatnya, Anda mungkin merasakan tekanan untuk terus mengikuti perkembangan terkini, meskipun informasi tersebut tidak relevan atau berguna bagi Anda.
Efek FOMO berkisar dari stres, kecemasan, hingga kesehatan mental yang buruk. Untuk menghindari FOMO, Anda perlu belajar bagaimana mengatur waktu yang Anda habiskan di media sosial dan memprioritaskan aktivitas yang lebih produktif dan memberikan kebahagiaan sejati. Memilih untuk hanya mengikuti akun yang memberikan konten bermanfaat dan positif serta berlatih melepaskan diri dari rasa takut akan apa yang terjadi di luar hidup Anda adalah cara yang bagus untuk menjaga keseimbangan emosional.
Akhir akhir ini FOMO di media sosial sudah seringkali terjadi, mulai dari ikut-ikutan trend yang ada di tik-tok maupun media sosial lainnya,yang paling parah lagi adalah kita seringkali ikut-ikutan memberikan opini kita sendiri padahal kita belum tahu berita yang sebenarnya terjadi,boleh kita memberi kritik atau opini kepada orang lain namun kita harus meneliti kebenaran berita tersebut, karena effek dari fomo di media sosial sangat berefek besar bagi khalayak umum yang masih awam di dunia media sosial, untuk menghindari fomo di media sosial kita harus bisa meneliti kebenaran yang terjadi.
Ampun puhhh, sangar pokoe