Scroll untuk baca artikel
Example floating
Example floating
Example 728x250
Mimbar Mahasiswa

Menjaga Semangat Demokrasi

×

Menjaga Semangat Demokrasi

Sebarkan artikel ini
Oplus_0
Example 468x60

Oleh: Himam Awali, Mahasiswa KPI UIN Salatiga

Demokrasi merupakan sistem pemerintahan yang menempatkan kekuasaan di tangan rakyat. Dalam kehidupan sehari-hari, prinsip-prinsip demokrasi tidak hanya terlihat di level kenegaraan, tetapi juga dalam kehidupan kampus, lingkungan tempat tinggal, serta organisasi yang saya ikuti. Dari berbagai pengalaman tersebut, saya melihat bahwa demokrasi kadang berjalan dengan baik, namun tidak jarang pula terdapat hambatan dalam penerapannya.

Example 300x600

Di lingkungan kampus, penerapan prinsip demokrasi tercermin dalam pemilihan umum mahasiswa, seperti pemilihan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM). Seharusnya, setiap mahasiswa memiliki hak yang sama untuk memilih maupun dipilih. Namun kenyataannya, partisipasi mahasiswa dalam pemilu kampus sering kali rendah. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun proses demokrasi tersedia, kesadaran dan antusiasme mahasiswa terhadap sistem ini masih kurang. Salah satu contohnya terjadi ketika pemilihan umum mahasiswa di kampus saya berlangsung. Walaupun sudah ada sosialisasi mengenai visi dan misi para calon, jumlah mahasiswa yang memberikan suara sangat sedikit. Banyak yang merasa bahwa hasil pemilu tidak berpengaruh besar terhadap kehidupan mereka di kampus, atau merasa calon-calon yang tersedia tidak mewakili harapan mereka.

Di lingkungan tempat tinggal saya, penerapan demokrasi dapat dilihat dari musyawarah warga dalam mengambil keputusan bersama, seperti menentukan peraturan lingkungan atau rencana pembangunan fasilitas umum. Dalam rapat warga, setiap orang sebenarnya memiliki hak yang sama untuk berbicara dan memberi usulan. Namun dalam praktiknya, suara dari warga yang lebih aktif atau memiliki pengaruh lebih sering didengarkan, sedangkan warga yang pasif atau tidak percaya diri sering merasa pendapat mereka tidak dipertimbangkan. Ini menunjukkan bahwa kesempatan berbicara saja tidak cukup, perlu adanya budaya yang benar-benar mendorong partisipasi setara.

Dalam organisasi, nilai-nilai demokrasi biasanya tampak dalam proses voting atau diskusi bersama untuk mengambil keputusan. Namun, tidak jarang pula keputusan penting dalam organisasi lebih banyak ditentukan oleh pimpinan atau kelompok inti saja. Sebagai contoh, dalam salah satu organisasi kampus yang saya ikuti, keputusan strategis seperti pembagian tugas atau penyusunan program kerja lebih banyak ditentukan oleh ketua dan pengurus inti. Akibatnya, anggota biasa sering merasa tidak dilibatkan dan hanya menjalankan perintah, tanpa kesempatan untuk memberikan masukan.

Dari berbagai pengalaman tersebut, saya menyimpulkan bahwa demokrasi bukan sekadar proses formal seperti pemungutan suara, tetapi juga menyangkut bagaimana suara setiap orang dihargai dan diakomodasi secara adil. Demokrasi yang sehat membutuhkan partisipasi aktif, keterbukaan, serta sikap saling menghargai. Sebagai warga negara dan mahasiswa, kita perlu menumbuhkan budaya demokrasi sejak dini dalam setiap aspek kehidupan, mulai dari kampus hingga masyarakat.

Example 300250
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *