Scroll untuk baca artikel
Example floating
Example floating
Example 728x250
Feature

Ngopi Bermisi, Ruang Konsolidasi Gerakan Pemuda Ciputat Timur di Tengah Kegelisahan Zaman

×

Ngopi Bermisi, Ruang Konsolidasi Gerakan Pemuda Ciputat Timur di Tengah Kegelisahan Zaman

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

Arus informasi digital yang bergerak cepat beriringan dengan meningkatnya kegelisahan anak muda terhadap arah masa depan bangsa. Situasi tersebut mendorong lahirnya ruang-ruang diskusi alternatif yang lebih cair, inklusif, dan membumi.

Salah satu ruang itu hadir melalui Ngopi Bermisi (Ngobrol Pemuda Inspiratif), sebuah forum pemuda yang kembali digelar dan menjadi tempat bertemunya gagasan, keresahan, serta harapan generasi muda Ciputat Timur.

Example 300x600

Pelaksanaan Ngopi Bermisi berlangsung dan mengambil tempat di Warkop Bersahaja, Ciputat Timur. Warung kopi yang akrab bagi anak muda tersebut berubah menjadi ruang diskusi kritis, tempat percakapan ringan berkembang menjadi refleksi mendalam tentang peran pemuda dalam perubahan sosial. Suasana santai justru menjadi kekuatan utama forum ini, karena membuka ruang dialog tanpa sekat formalitas.

Tema “Movement 5.0: Dari Wacana ke Perubahan Nyata” diangkat sebagai respons atas kecenderungan generasi muda yang aktif berdiskusi namun kerap terhenti pada tataran ide. Diskusi diarahkan untuk mendorong kesadaran bahwa gerakan pemuda membutuhkan keberanian mengeksekusi gagasan secara terukur dan berkelanjutan. Era digital memungkinkan kolaborasi lintas ruang, tetapi tanpa arah yang jelas, potensi tersebut rawan kehilangan dampak.

Ciputat Timur sebagai kawasan urban multikultur menyimpan dinamika sosial yang kompleks. Persoalan ekonomi, sosial, hingga politik hadir berdampingan dengan potensi besar komunitas pemuda yang aktif dan berjejaring. Forum seperti Ngopi Bermisi dipandang relevan sebagai ruang konsolidasi gagasan sekaligus laboratorium awal gerakan berbasis komunitas.

Diskusi dibuka oleh Muhammad Hilmi Zuhdi, penggerak Muda Bersabda, yang menyoroti pentingnya narasi digital dalam membangun empati publik. Menurutnya, perubahan sosial sering kali bermula dari cerita sederhana yang dekat dengan kehidupan sehari-hari. Anak muda dinilai memiliki modal kuat untuk menggerakkan isu kemanusiaan melalui konten kreatif, storytelling, serta kampanye sosial yang konsisten dan beretika. Narasi yang jujur dan berkelanjutan dianggap mampu membangun kesadaran publik secara perlahan namun berdampak.

Pandangan gerakan kemudian diperkuat oleh Nirwan Dwi Putra, Ketua TIDAR (Tunas Indonesia Raya) Ciputat Timur. Ia menekankan bahwa gerakan pemuda tidak selalu lahir dari struktur formal atau organisasi besar. Keberanian mengambil peran pada saat masyarakat membutuhkan kehadiran anak muda justru menjadi titik awal perubahan. Modal sosial pemuda Ciputat Timur berupa jejaring komunitas, pengalaman lapangan, dan kepedulian terhadap isu lokal dinilai sebagai kekuatan yang perlu dikelola secara kolektif.

Gagasan tersebut sejalan dengan pandangan Rahayu Saraswati, tokoh nasional yang kerap menekankan pentingnya peran strategis generasi muda dalam pembangunan bangsa. TIDAR diposisikan sebagai ruang kontribusi sekaligus corong suara pemuda, tempat anak muda dapat membangun kapasitas diri dan mengambil peran aktif dalam menentukan arah masa depan Indonesia. Keterlibatan pemuda dalam ranah publik, termasuk politik, dipandang sebagai kebutuhan, bukan sekadar pilihan.

Isu regenerasi kepemimpinan menjadi benang merah dalam forum tersebut. Ajakan untuk menyongsong Indonesia Emas 2045 disampaikan dengan penekanan bahwa pemuda tidak seharusnya hanya menjadi penonton sejarah. Persiapan kepemimpinan perlu dilakukan sejak sekarang melalui penguatan kapasitas, keberanian mengambil tanggung jawab, serta komitmen pada nilai-nilai keberpihakan sosial.

Dimensi akademik turut memperkaya diskusi melalui paparan Yusrandy Rumuar, akademisi Muda sekaligus Staff Bidang Akademik di Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ). Pemahaman konteks sosial yang lebih luas dianggap krusial agar setiap langkah gerakan tidak bersifat reaktif dan sesaat. Kampus dipandang memiliki peran strategis sebagai ruang pembentukan karakter intelektual, tempat gagasan diuji secara kritis sebelum diwujudkan menjadi aksi sosial berdampak jangka panjang.

Ngopi Bermisi menunjukkan bahwa ruang sederhana seperti warung kopi dapat menjelma menjadi arena konsolidasi gerakan pemuda. Percakapan yang lahir dari kegelisahan bersama membuktikan bahwa perubahan sosial kerap berawal dari diskusi kecil yang dirawat secara konsisten.

Dari Ciputat Timur, forum ini menjadi penanda bahwa pemuda masih memiliki energi, gagasan, dan keberanian untuk melangkah lebih jauh dari sekadar wacana.

Example 300250
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *