Oleh: Annisa Nafiatul Masturoh, Mahasiswi Fakultas DakwahProdi Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Salatiga
Psikologi komunikasi mempunyai peran penting dalam memainkan hubungan antar individu maupun kelompok dalam berorganisasi guna sebagai kunci dari permasalahan di organisasi. Masalah individu dalam ketidak aktifan berorganisasi belakangan ini memang menjadi permasalahan serius yang saya dengar dari beberapa organisasi mahasiswa , pasalnya mereka yang tidak aktif dilatar belakangi oleh beberapa faktor, bisa eksternal ataupun internal.
Menurut saya peran Psikologi komunikasi perlu ada dalam setiap organisasi, karena untuk membantu dalam menimalisir permasalahan-permasalahan dan bisa menjadi bahan evaluasi bagi organisasi itu sendiri.Contoh kasus, Ada sebuah organisasi di kalangan mahasiswa yang sedang mengalami permasalahan internal, yaitu ketidak aktifan anggota dalam kegiatan-kegiatan yang sudah ada. Mereka jarang berkontribusi dalam rapat, meninggalkan tanggung jawab terhadap tugas yang sudah diberikan, dan kadang menghilang secara tiba-tiba tanpa kabar.
Menurut saya permasalahan seperti ini memang lumrah dalam setiap organisasi, namun apabila masalah seperti ini terus menerus dibiarkan akan menjadi boomerang bagi organisasi sendiri. Ada beberapa faktor yang memepengaruhi: Pertama, Izin orang tua, beberapa diantara mereka beralasan bahwa orang tua mereka tidak memberikan izin untuk meneruskan langkah di organisasi dengan alasan tertentu.
Kedua, Anngota tidak merasa dihargai atas apa yang telah mereka berikan kepada organisasi, Ketiga, Membandingkan- bandingkan anggota satu dengan yang lainnya secara berlebihan keempat, Rasa bosan. kelima, Rasa kurang percaya diri dalam berorganisasi.
Faktor-faktor semacam itu memang sudah umum dalam dunia organisasi, tapi bila dibiarkan secara terus menerus akan ada segi negatif yang besar atau kerugian yang besar dari organisasi itu sendiri, adanya peran psikologi komunikasi sangat membantu dalam menimalisir permasalahan yang terjadi di organisasi. Berikut ini solusi pemecahan masalah dengan psikologi komunikasi.
Pertama, pemahaman terhadap kebutuhan psikologis anggota menjadi kunci. Psikologi komunikasi memungkinkan pemimpin organisasi untuk memahami apa yang sebenarnya diinginkan atau dirasakan oleh anggotanya. Misalnya, ada anggota yang mungkin merasa kurang dihargai, tidak memiliki tujuan jelas, atau mengalami ketidaknyamanan sosial dalam kelompok. Komunikasi yang empatik, personal, dan berorientasi pada kebutuhan individu dapat membantu menciptakan lingkungan yang lebih inklusif dan memotivasi mereka untuk aktif kembali.
Kedua, pengelolaan persepsi sangat penting. Ketidakaktifan anggota sering kali muncul dari persepsi negatif terhadap organisasi, seperti ketidakadilan dalam pembagian tugas atau ketidakjelasan visi organisasi. Psikologi komunikasi membantu dalam membangun narasi yang positif melalui pesan-pesan yang inspiratif dan transparan, sehingga anggota merasa memiliki peran penting dalam keberhasilan organisasi.
Ketiga, teknik persuasi dan motivasi dari psikologi komunikasi dapat digunakan untuk mendorong perubahan sikap anggota. Dengan memahami bagaimana cara terbaik untuk menyampaikan pesan, seperti menggunakan pendekatan emosional atau logis, organisasi dapat menggerakkan anggota yang pasif untuk terlibat secara lebih aktif.
Terakhir, pembentukan hubungan interpersonal yang lebih kuat juga menjadi fokus dalam psikologi komunikasi. Anggota yang merasa memiliki koneksi emosional dengan sesama anggota dan pemimpin organisasi cenderung lebih aktif berkontribusi. Pendekatan seperti komunikasi dua arah, mendengarkan dengan aktif, dan memberikan umpan balik yang konstruktif sangat penting untuk memperbaiki dinamika kelompok.
Dengan penerapan prinsip-prinsip psikologi komunikasi, organisasi tidak hanya mampu mengatasi ketidakaktifan anggotanya, tetapi juga menciptakan budaya komunikasi yang sehat, kolaboratif, dan berorientasi pada pengembangan individu maupun kelompok.